Bagian 05

0 0 0
                                    

Terik matahari membakar kulit siswa-siswi SMA di lapangan pagi ini. Barisan rapi berjejer setiap kelas.

Gadis berkerudung yang mengikuti Barisan kelas X Mipa 1 terus saja menoleh ke arah jam tangan yang ia pakai. Tak urung juga ia menoleh ke barisan siswa-siswi yang beratribut tidak lengkap.

Ada Haikal disana, akibat keteledoran nya haikal menggantikan posisi yang seharusnya di jalaninya.

Tadi pagi, Aisyah berangkat seperti biasa, diantarkan ayahnya yang tak ingin putri kesayangan nya itu menaiki sepeda motor.

Padahal seringkali Aisyah mengatakan tak ingin mengganggu ayahnya untuk mengantar jemput dia kemanapun. Tapi apa boleh buat ayahnya memang tak mau Aisyah pergi kemana-mana tanpa ia kawal. Daddyable sekali.

Koridor cukup ramai pagi ini, ah memang biasanya setiap hari senin rutinitas siswa-siswi di sini seperti ini. Mengecek apakah sudah memakai atribut lengkap atau belum, rambut nya awut-awutan atau tidak, sepatu harus warna hitam, tak heran koperasi sekolah menjadi incaran empuk mereka.

Aisyah memasuki ruangan X Mipa 1 dimana suasana nya tak kalah heboh seperti di Koridor tadi.

"Ai kamu udah bawa topi? " Tanya Rani teman sebangkunya

Aisyah mengangguk mantap, pasalnya dia tak pernah mengeluarkan topi dari tasnya.

Bel tanda upacara berbunyi siswa-siswi berbondong-bondong menuju lapangan sekolah untuk mengikuti upacara.

Wajah aisyah pucat pasi dia terus mengobrak-abrik isi tasnya, dimana topinya tak bersarang seperti biasanya.

"Ai kenapa? Topinya ada kan? " Interupsi Rani yang masih setia menunggu nya.

Aisyah menoleh kearah Rani dan menggeleng lemah.

"Engga ada Ran, padahal aku gak pernah ngeluarin topi itu dari tas. " Ucapnya lemah.

"Terus gimana sekarang? Koperasi pasti udah tutup. Kamu pura-pura sakit aja biar gak di hukum. " Ujar Rani memberikan ide

"Gak ah, nanti aku malah sakit beneran. Udah gapapa ayo kita ke lapangan nanti telat. " Ujar Aisyah pasrah, mungkin ini sudah takdir nya sekali kali merasakan di barisan itu.

Haikal menyusuri lapangan ekor matanya melihat gadis berkerudung itu ingin berbaris di barisan atribut yang tidak lengkap, ah iya gadis itu tak membawa topi pantas saja ia kesana.

Haikal buru-buru mengambil barisan yang ingin gadis itu tempati.

Gadis berkerudung itu mengernyit bingung, tak lama haikal memakai kan topinya.

"Udah gih kamu baris di kelas kamu, biar aku aja yang disini. " Ucap haikal selanjutnya

"Tapi kak, "

"Siappp grak. " Komandan upacara telah membuyarkan semuanya.

Mau tak mau Aisyah mengikuti perintah dari kakak kelasnya itu.

Tak urung membuat dia tak enak hati, walaupun terkadang haikal menatap nya sambil tersenyum untuk menandakan bahwa dia baik-baik saja disana.

••••••••

Jam istirahat berdering gadis berkerudung itu terlihat buru-buru mengemasi alat tulisnya.

"Mau kemana ai, kan kamu puasa kok buru-buru gitu? " Ucap Rani yang penasaran melihat tingkah aneh teman sebangkunya ini.

"Mau balikin topi ini ran, ndak enak banget aku ngrepotin kak haikal. "

"Duluan ya Ran. " Ucapnya kemudian

Rani masih tak menyangka ternyata yang meminjamkan topi Aisyah adalah kak haikal.

Disini sekarang gadis berkerudung itu berada di Koridor kelas 11 Mipa, banyak pasang mata yang memperhatikan gerak gerik nya, tak nyaman itulah yang gadis itu rasakan.

Ah andai saja kakak kelas baik hati itu tak meminjamkan kannya topi ini sudah pasti dia tak akan menginjakkan kakinya disini.

Satu kelas lagi dia sampai di 11 Mipa 3 ah tapi bayangan indah itu pupus juga, dimana dia malah di pertemukan oleh kakak kelas nya yang menyatakan perasaan nya beberapa waktu lalu.

Jason menghampiri gadis itu bingung, tak biasanya ia menginjakkan kaki di Koridor kelas nya.

"Ai, ngapain? Tumben kamu kesini? " Ujar nya lembut

Aisyah menundukkan wajah nya ah pasti dia sudah menjadi pusat perhatian sekarang, dimana ada Jason yang di gilai banyak siswi-siswi disini.

"Cieeeeeee." Sorakan itupun menggema di Koridor 11 mipa, tak pelak membuat gadis berkerudung itu semakin menundukkan wajah nya.

Jason mengisyaratkan telunjuk di bibir nya agar teman-teman nya tidak berisik, ia tau pasti gadis di depannya ini sudah tak nyaman dengan situasi sekarang.

"Ai kamu ngapain disini? " Suara bariton itu membuat Aisyah menghela nafas lega.

Lelaki yang menjadi tujuan utamanya berada di tempat ini datang bagai dewa yang akan menyelamatkan hidupnya.

Aisyah mendongak memperlihatkan topi yang ia bawa sedari tadi.

"Mau balikin topi kak haikal. " Ucapnya lembut ada nada takut disana.

Haikal yang tau situasi di sini tak mengenakkan.

"Ayo kita ke kantin aja, gaenak disini. " Ucapnya berbisik pada gadis itu

Tak pelak sikap haikal membuat Jason menahan amarahnya, dimana ia melihat gadis yang ia cintai malah lebih dekat dengan lelaki lain.

Aisyah mengangguk paham.

"Kak Jason aku duluan. " Ucapnya berlalu meninggalkan Jason yang mematung di tempat.

Dairy AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang