Bagian 03

0 1 0
                                    

Semburat mentari yang begitu cerah, membuat gadis berkerudung putih itu menepi menuju koridor, dimana anak sekolah berseragam putih Abu-Abu berlalu lalang.

Jam istirahat berbunyi beberapa menit yang lalu, Aisyah memutuskan untuk menuju perpustakaan.

"Hai." Ucap gadis yang tak familiar oh.... Pantas saja ia tak mengenalnya logo kelas gadis itu adalah kelas 12

Aisyah menoleh ke kanan dan kekiri mungkin saja kakak kelas nya itu bukan mengarah kepada nya.

"Nyari siapa sih? Orang aku ke kamu kok. " Ucap gadis itu membuat Aisyah mengeryit

"Kamu Aisyah kan? Anak kelas 10 Mipa 1? . "

"E-ehh iya kak, itu aku. " Ucapnya grogi

"Tenang ajalah gausah grogi sama aku. " Ucap gadis itu sambil terkekeh

"Eh iya btw kenalin aku Tiffany. " Ucap gadis itu dengan mengulurkan tangannya

"Aisyah kak. " Terimanya dengan kikuk

"Oh iya ai boleh kita ngobrol sebentar? "

Aisyah pun berfikir sebentar pasalnya dia ingin meminjam buku matematika perminatan, tapi dia juga tak enak menolak ajakan kakak angkatanya ini.

"Boleh kak, mau ngobrol tentang apa ya? " Ucapnya sambil tersenyum

Ah tak heran Jason suka gadis ini tutur katanya begitu lemah lembut, paras manis dan lugunya juga mendukung -batin Tiffany

"Gimana kalo kita ngobrol nya di taman aja? Biar lebih santai gitu, kamu keliatan tegang banget kalo disini. " Ucapnya lalu terkekeh

"Ehh boleh deh. "

•••••

Udara di sini begitu sejuk banyak pepohonan yang menghalangi matahari membakar kulit kedua remaja cantik itu.

" Ehmm jadi gini ai, aku mau nanya sesuatu sama kamu. " Ucap Tiffany terus terang

"Mau nanya apa kak? "

"Katanya, lusa Jason... " Ucap Tiffany terbata.

Ahhhh seperti nya gadis berkerudung ini sudah faham arah topiknya kemana.

"Ehmmm Jason nembak kamu ya? " Terangnya

"Iya, kak Jason nyatain perasaan ke aku."

"Kenapa kamu ndak nerima dia ai? Banyak loh padahal yang suka sama dia. "
"Maaf kak, bukannya aku sok suci atau gimana, aku memang ndak mau pacaran, apalagi kak Jason juga ndak seiman sama aku. " Ucap gadis berkerudung itu terus terang.

"Ah iya, maaf ya ai aku nanya kaya gini. Jujur aku shock pas kemarin denger berita ini. Aku suka sama Jason udah lama. "

Gadis berkerudung ini tak heran memang pesona Jason tak di ragukan lagi hingga banyak membuat gadis di sekolah nya patah hati.

"Asalkan kamu tau ai, Jason belum pernah pacaran. Dan kamu orang pertama yang dia tembak apa mungkin juga cinta pertama dia. " Ucap Tiffany miris

Gadis berkerudung itu masih setia mendengar cerita dari gadis yang ia baru kenal beberapa menit lalu.

"Aku suka sama Jason udah lama, waktu aku kelas 2 SMP, waktu itu aku selalu cari perhatian dia tapi nyatanya dia noleh sedikit ke akupun engga. " Ujarnya sambil terisak.

Gadis berkerudung itu mengelus pundak kakak kelas nya dengan lembut.

Memang cinta itu menyakitkan -batinnya

"Aku sekolah di SMA ini juga karena dulu aku denger dia mau disini. Nyata memang dan rasaku juga masih sama, ah tapi tuhan berkata lain dia masih sama susah untuk ku jamah. " Tiffany menghela nafas nya berat setidaknya masih ada seseorang yang mau mendengar keluhannya tanpa mencacinya.

"Eh sorry ya ai aku jadi curhat ke kamu pake nangis drama lagi. " Ucap Tiffany sambil senyum

Aisyah membalas senyumannya.

"Ngga papa kok kak, biar plong juga jangan sungkan sungkan kalo mau cerita, masalah kak Jason kak Tiffany cuma butuh waktu buat nglupain nya. Coba deh kak Tiffany sibukin diri sama hal positif biar ngga kepikiran kak Jason lagi. " Ujar Aisyah

"Ah iya boleh di coba udah waktunya aku move on, makasih ya ai"

Aisyah mengangguk anggunnya.

"Ga salah Jason suka kamu, kamu baik banget gini. "

"Sesama makhluk hidup kan harus baik kak, masa jahat. "

Tiffany terkekeh mendengar omongan adik kelas manis ini.

"Bentar lagi bel kak, ayo ke kelas. " Ajak aisyah

"Kamu dulu aja, aku masih betah. " Tolak Tiffany

"Oh yaudah aisyah duluan kak. " Ujar nya lalu bergegas pergi tanpa lupa senyum santunnya yang lagi lagi membuat Tiffany iri.

Jason selera kamu tinggi banget, pantesan aku ga nyampe-nyampe buat luluhin hati kamu- batin gadis itu miris.

Dairy AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang