{Byulyi POV}
"Yey! Terimakasih unnie," seruku lalu memeluk tubuhnya.
Semakin lama aku mengenalnya aku tahu dia pribadi yang baik, ramah, ceria, dan menyenangkan. Seperti tadi, aku meminta bantuannya untuk mengerjakan beberapa soal dan dia membantuku. Meskipun sesekali memukul lenganku keras karena aku menggodanya. Entahlah, akhir-akhir ini mengganggunya adalah hobiku. Ekspresi kesalnya sungguh menggemaskan.
Aku juga sadar, sejak aku dekat dengannya ia kurang dekat dengan Irene. Aku tidak peduli, aku senang dekat dengan Solar unnie.
Ku lirik jam di tangan kiriku.
"Delapan...
Tujuh...
Enam...
Lima..."
"Kau kenapa?" Solar unnie menatapku heran. Aku hanya menyuruhnya diam dengan menempelkan jari telunjukku ke bibir pink milikku.
"Satu!"
Tepat setelah itu, bel pulang berbunyi. Aku tersenyum lebar menatapnya. Ku kemasi barang barangku dan memasukkannya ke dalam tas.
"Unnie, kau pulangnya bagaimana?"
"Akuㅡ" belum sempat ia menyelesaikan ucapannya tapi seorang gadis bertubuh pendek dengan lesung pipi muncul dari balik pintu.
"Solar unnie!" Suaranya melengking bergema di kelasku. Aku belum pernah melihatnya sebelumnya. Tapi ku rasa dia cukup dekat dengan Solar unnie karena saat dia tiba dihadapannya, Solar unnie langsung memeluknya erat.
Cih, apa itu.
"Aku tidak melihat unnie seminggu ini di kantin, aku pikir unnie tidak berangkat," kata gadis itu terdengar sangat manja. Mood-ku benar-benar hancur karenanya.
"Maafkan aku, aku hanya sedang diet jadi aku bawa makanan sendiri. Ku pikir Irene, Seulgi, dan Hwasa menemanimu makan siang."
"Irene unnie dan Seulgi unnie memiliki banyak kesibukan di rapat organisasi. Aku hanya ditemani Hwasa. Oh iya, unnie jadi pulang bersamaku kan?"
Pulang bersama? Tidak, ku mohon. Aku ingin pulang bersama Solar unnie.
"Tentu saja," ahh sial. "Byul, aku pulang bersamanya karena sudah lama kami tidak pulang bersama. Kau bagaimana?"
"Tidak tahu," Mood-ku sudah terlalu hancur hanya untuk menanggapi pertanyaannya. Aku hanya berjalan meninggalkannya. Samar-samar aku nendengar dia memanggilku tapi suaranya menghilang seirama dengan langkahku yang semakin jauh.
[♡]
{Author POV}
Selama perjalanan pulang, Solar hanya diam menatap keluar jendela mobil. Pikirannya melayang jauh di udara. Hatinya sedikit terluka dengan perlakuan Byulyi tadi padanya.
Jung Wheein, gadis imut berlesung pipi itu hanya menatap Solar dalam diam. Ia tidak tahu harus melakukan apa. Perempuan yang 4 tahun lebih tua darinya itu terus diam sejak teman kelasnya bersikap dingin tadi.
"Unnie, kau yakin baik-baik saja? Kau bisa membagikan masalahmu padaku."
Yang ditanya hanya mengangguk pelan seraya tersenyum tipis. Solar rasa itu hanya masalah kecil. Ia bisa menyelesaikannya sendiri tidak perlu mengatakan pada Wheein.
Solar terus melamun di perjalanan hingga tidak menyadari kalau mobil Wheein sudah berhenti tepat di depan gerbang rumahnya. Memang bukan Wheein yang mengendarai, tapi setiap anggota keluarga Wheein diberi fasilitas satu mobil perorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Fine [MOONSUN]
Random"Ini bukan akhir yang tak bahagia, tapi pertemuan kita adalah kesalahan yang tidak aku sengaja"