12. Usaha

136 22 0
                                    

"Sowon-ah, aku benar-benar tidak tenang. Aku takut sesuatu terjadi padanya."

Melihat kakaknya yang sejak tadi terus berjalan mondar-mandir di depannya membuat Sowon merasa iba. Ia bisa mengetahui perasaan kakaknya. Meninggalkan orang tersayang sendirian dalam keadaan terancam dan kondisi mental yang tidak sepenuhnya baik adalah bukan pilihan yang bagus.

"Unnie, kalau kau mau menerima saran ku maka kembalilah ke sana. Byulyi unnie membutuhkanmu. Tapi tolong jaga emosimu saat bersamanya," Solar menatap adiknya intens. Ucapan Sowon benar, ia harus kembali ke rumah 'Star' nya.

"Rumah ini aku percayakan padamu, Kim Sowon."

[♡]

Suara bel rumah yang ditekan berulang kali tidak membuat pemilik rumah keluar dari sana. Ia masih diam meringkuk di atas kasur kesayangannya tanpa peduli pada teriakan yang terdengar sampai kamarnya.

"Star, aku tahu kau di dalam. Kenapa terkunci? Tolong buka. Aku ingin masuk," begitulah suara yang bisa diterima telinga Byulyi.

"Astaga Unnie, siapa yang kau cari?" Seorang gadis berambut merah sebahu berdiri di gerbang rumah Byulyi melemparkan pertanyaan pada Solar.

"SinB, aku mencari Stㅡ ah, maksudku Byulyi. Aku tahu dia di rumah tapi kenapa rumahnya terkunci?"

"Mungkin sedang tidur. Masuk lewat pintu belakang saja. Ayo," SinB sudah berjalan lebih dulu tapi tidak dengan Solar di belakangnya. Ia masih tidak mengerti maksud teman adiknya itu.

SinB yang menyadari Solar masih diam di tempatnya berbalik menatap gadis cantik itu. Ia seakan mengerti apa yang ada di pikiran Solar.

"Halaman belakang rumah Byulyi unnie menyatu dengan halaman belakang rumahku. Aku biasanya berkunjung lewat sana karena jarang terkunci. Kenapa tidak coba lewat sana?"

Barulah setelah itu Solar berlari kecil menyusul SinB memasuki rumah bernuansa putih abu-abu di sana.

"Oiya, unnie bisa berkunjung kesini kapanpun. Aku teman curhat yang baik kau tahu?"

"Aku tidak percaya, aku akan tanya Sowon lebih dulu."

"Ya aish, cepatlah aku sedang malas kedatangan tamu," keduanya tertawa setelah itu. SinB yang sengaja bercanda untuk mencairkan suasana dan Solar yang sudah mengerti gaya candaan gadis itu menanggapi dengan santai.

Setelah sampai di pintu belakang rumah Byulyi, Solar menjadi ragu. Ia tiba-tiba berfikir kalau gadis kesayangannya itu memang menjauhinya. SinB hanya menunggu Solar membuka pintu dari belakang gadis itu, tapi melihat tidak ada pergerakan maka ia maju membukakan pintu untuk Solar.

"Sudah ku bilang jarang terkunci. Masuklah unnie," kata SinB sambil tetap memegangi gagang pintu yang sudah terbuka. Solar lalu menurut mengucapkan terimakasih dan masuk ke rumah yang sudah seperti rumah kedua untuknya.

Suasana rumah terasa sangat sepi. Solar mencoba mengecek ruangan lain dulu sebelum ke kamar. Ia takut telah terjadi hal buruk yang membuat Byulyi terkapar di dapur misalnya.

Setelah memastikan Byulyi tidak ada dimanapun, ia baru masuk ke kamar dengan pintu kayu berwarna putih tanpa mengetuk pintu. Takut-takut Byulyi sedang tidur lalu terkejut mendengar ketukannya.

"Ah, tidur. Pantas saja tidak membukakan pintu." Ucap Solar tanpa suara setelah melihat seseorang meringkuk di kasur membelakanginya. Ia berniat untuk ikut berbaring memeluk gadis itu. Namun sebelum tubuhnya benar-benar pada posisi yang nyaman tangan Byulyi sudah menepis kasar tangan Solar yang akan memeluk tubuhnya.

"Unnie, pergilah." Nada suara Byulyi yang sangat dingin masuk ke telinga Solar, banyak pikiran aneh memenuhi kepalanya.

"Star, ada apa denganmu? Aku ingin menemanimu disini. Apa perbuatanku tadi membuatmu terkejut? Maafkan aku."

It's Not Fine [MOONSUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang