1). Mas Taeil

1.4K 86 2
                                    

"Mas? Bangun mas sudah jam segini, mas emangnya ngga mau pergi ke kantor?"

Taeil menggeliat dalam tidurnya, merasa terganggu dengan tangan yang sibuk menepuk - nepuk pipinya dengan lembut sedari tadi. Dengan perlahan Taeil membuka matanya, mengerjapkannya beberapa kali hingga matanya dapat menangkap bayangan wajah Doyoung di hadapannya. Tersenyum kecil ke arah suami kelincinya kemudian memberikan kecupan hangat di kening Doyoung dengan lembut.

"Selamat pagi dek, pagi sekali bangunnya? Tidur lagi gih mas mau siap - siap dulu." ucap Taeil kepada Doyoung, suami kecilnya.

Doyoung mengerucutkan bibirnya lucu, menggelengkan kepala tanda tidak setuju. Pagi ini badannya terasa tidak enak, pegal, pusing, mual melebur menjadi satu kesatuan sehingga tadi sebelum membangunkan Taeil ia harus pergi ke kamar mandi untuk membersihkan isi perutnya. Doyoung mendekatkan tubuhnya ke arah Taeil, bersandar manja di dada Taeil sembari mendusal - dusalkan wajah di dada Taeil. Doyoung merasa lebih tenang sekarang.

Taeil yang merasa ada yang kurang beres dengan Doyoung segera mendekap badan mungil tersebut sembari mengelus - ngelus lembut surai Doyoung. Menyalurkan kasih sayangnya kepada Doyoung melalui elusan - elusan di surai Doyoung.

"Adek sakit? Mas ngga ke kantor deh kalau begitu nemenin adek aja di rumah" ucap Taeil saat ia melihat kondisi Doyoung sekarang.

Doyoung menggeleng dalam dekapan bermaksud melarang niat suaminya yang ingin di rumah saja mengurus dirinya, "hung jangan mas adek gapapa kok, jangan bolos gitu ihh nanti adek mam apa dong?"

Taeil terkekeh gemas mendengar penuturan Doyoung. Tangannya terulur ke arah pipi gembul milik Doyoung, mencubitnya dengan gemas kemudian mengelusnya lembut, "kan mas bos nya sayang, yang gaji kan mas masa mas kena potong gaji? Kamu nih suka ada - ada aja."

"Ishh mas bandel! Adek gapapa tau adek cum-huwek..."

Doyoung terkejut saat tidak sengaja menumpahkan isi perutnya ke atas baju Taeil. Ya meski tidak sebanyak yang di bayangkan namun tetap saja baju Taeil terkena cairan muntah milik Doyoung. Mengigit bibir dengan gugup kemudian menatap Taeil dengan mata yang berkaca - kaca, terlihat sekali bahwa Doyoung saat ini ingin menangis karena perbuatannya sendiri.

"M - mas hiks maafin adek nda sengaja uh ayo sini adek bantu bersihin uhmpp-" Doyoung bergegas menutup mulutnya saat merasa bahwa ia akan menumpahkan isi perutnya kembali.

Taeil menatap khawatir ke arah Doyoung yang terlihat tidak nyaman saat ini. Dengan segera Taeil melepas piyama atasnya kemudian menggendong Doyoung ke arah kamar mandi. Membiarkan Doyoung mengeluarkan seluruh isi perutnya sembari mengelus - ngelus tengkuk Doyoung. Setelah itu Taeil berjalan ke arah keran untuk membersihkan tubuh bagian atasnya yang lengket karena terkena muntahan.

"Kamu kenapa sih dek? Masuk angin ya atau salah makan? Keluarin aja dulu ya nanti kalau udah langsung tiduran lagi, kuat jalan kan?" tutur Taeil kepada Doyoung sambil mengelus - elus surai hitam legam tersebut.

"Adek ngga tau mas dari pagi pusing sama mual rasanya ngga enak banget, maaf ya adek malah jadi muntah di baju mas. Adek kuat jalan kok, mas ngantor aja ya? Adek takut ngerepotin terus ganggu jadwal mas, maaf ya adek malah sakit gini" ucap Doyoung merasa bersalah.

"Kapan kamu ngerepotin mas sih dek astaga, nanti langsung ke kasur ya mas ambilin minum sama sarapan ngga ada penolakan."

"Ih tapi mas adek kan- yahh mas Taeil udah pergi aja shh mas Taeil emang ngga bisa di bantah ngga seru!" gerutu Doyoung di dalam kamar mandi.

Setelah menyelesaikan acara muntah di pagi hari Doyoung langsung menyikat gigi nya kemudian mencuci muka agar terasa lebih segar kemudian ia pergi ke arah kasur dan berbaring dengan nyaman sesuai intruksi Taeil tadi. Melirik ke arah pintu masuk, Doyoung melihat Taeil membawa segelas air hangat, segelas susu vanilla kemudian semangkuk sarapan sehat sepertinya? Doyoung jadi merasa tidak enak...

Moon Family - Ilyoung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang