2). Perkara Butik

750 58 1
                                    

⚠ Warning ⚠
Chapter ini mengandung beberapa kata - kata sensitif di dalamnya. Bagi yang merasa kurang cocok, silahkan di lewati. Terimakasih sebelumnya and Happy reading!

••●══════••●۩۞۩●••══════●••



























Seperti biasa hari Kamis Doyoung harus pergi ngecek butiknya, ya itu sudah kebiasaan rutinnya sih. Hari ini sebenarnya Taeil udah larang Doyoung buat pergi - pergi karena akhir - akhir ini Doyoung keliatan lagi kurang enak badan, di ajak kedokter Doyoung malah nolak. Katanya sih dia ngga mau nanti ketemu modelan dokter kayak Ten, Doyoung takut kalau udah berurusan sama Ten. Takut kalau Ten malah jadiin dia bahan uji coba, soalnya otaknya Ten ngga bisa di tebak sih.

"Mas ill~ aaa adek mau cek butik ihh minggu kemarin kan adek ngga ke butik! Please ya mas il yaa ung?" ucap Doyoung memohon, bahkan tanpa sadar ia menggunakan nada aegyo kepada Taeil.

"Ngga dek, astaga kan mas udah bilang hari ini di rumah aja jangan keluar - luar. Nanti weekend mas ajak jalan - jalan seperti biasa."

"Huahh mas il jahat sama adek! Adek tuh bosen mas bosen ihh dasar ngga peka, adek kangen liat butik mau cuci mata kesel ah sama mas" rajuk Doyoung sembari menendang - nendang kakinya kesal.

Kalau sudah begini, Taeil mana bisa menolak?

"Moon Doyoung, sini" ucap Taeil merendahkan suaranya sembari menepuk - nepuk paha sendiri.

Aksi merajuk Doyoung tiba - tiba langsung berhenti, bibirnya melengkung ke arah bawah menatap takut - takut ke arah Taeil. Tidak ingin membantah, Doyoung beranjak bangkit dari lantai kemudian berjalan ke arah suaminya. Doyoung duduk di atas pangkuan Taeil menuruti kemauan sang suami tercinta tentunya. Melihat Doyoung seperti ini Taeil menghela nafas panjang, ia harus mempertahankan ekspresinya saat ini bisa - bisa dia kehilangan muka di depan Doyoung.

"Adek sayangnya mas, kenapa ngga mau nurut sama mas hm? Adek bosen ya cuman ngurus rumah aja sekarang?" tanya Taeil lembut sembari memeluk posesif pinggang ramping milik Doyoung.

Mendengar penuturan suaminya Doyoung langsung menggeleng ribut sembari membelakkan mata, gawat bukan ini maksud Doyoung sebenarnya. Aduh Doyoung kan jadi tidak enak dengan Taeil kalau begini jadinya.

"Mas ngaco! Adek mana ada bosen ngurus rumah, ini kan udah kewajiban adek sebagai suami mas walaupun ada bibi yang bantuin tetep aja adek punya tanggung jawab disini! Di rumah kita mas"

"Terus kenapa mau banget ke butik dek? Di rumah aja ya nanti mas beliin banyak makanan" ujar Taeil kepada Doyoung. Sejujurnya firasat Taeil saat ini sedang kurang baik makannya Taeil ingin Doyoung di rumah saja tidak pergi keluar - keluar agar ia bisa merasa tenang.

"Mas ill~ sekali aja ya please? Nanti mas bebas minta apa aja adek ngga bakal nolak kok!" bujuk Doyoung sekali lagi. Sebenarnya selain ingin memeriksa butik, Doyoung ingin kulineran sendiri! Catat ya hanya sendiri pokoknya.

"Yasudah tapi nanti mas anterin ya ke sana biar mas tenang, udah ayo siap - siap dulu dek katanya mau berangkat ke butik. Inget pakaiannya jangan yang aneh - aneh ya dek mas ngga suka. Oh iya sama bawa aja kartu mas buat kamu makan nanti."

Mendengar penuturan Taeil, Doyoung menatap penuh binar ke arah suaminya sembari memeluk erat badan Taeil karena merasa begitu senang. Akhirnya Taeil luluh juga, siapa yang bisa menolak pesona Doyoung?

'cup cup cup'

"Hehehe bonus buat mas il kiss nya banyak banyak! Oh atau mas il mau mandi bareng uhm?" ucap Doyoung sembari mengedipkan sebelah mata genit ke arah Taeil.

Moon Family - Ilyoung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang