•
•
•
•
•
Pagi ini, Haru membuat roti panggang dengan selai coklat di tengahnya untuk sarapan. Aku memakannya dengan lahap, sampai tidak ada sedikitpun yang tersisa dipiringku.
"Kau sudah selesai?" Tanya Haru.
Aku mengangguk, lalu menegak air putih dari gelas disisi piringku.
Kita duduk berdampingan menghadap pintu. Memakai sepatu. Haru lebih dulu selesai. Dia bangun dari duduknya, lalu berdiri di hadapanku, menungguku selesai mengikat tali sepatu.
Kedua tali sepatuku telah terikat. Aku berdiri, "kajja!" Ujarku.
"Tunggu!" Tangannya memegang bahuku, kakinya melangkah mendekat kearahku yang hanya berajak satu langkah didepannya, hingga tidak ada jarak tersisa diantara kita.
"Wae?" Aku mendongak, menatap Haru yang jauh lebih tinggi dariku.
"Coklat," gumam Haru. Dari bahuku, tangannya berpindah menangkup pipi ku. Dengan jari jempolnya, dia mengusap pelan bibirku, membersihkan sisa coklat roti panggang yang tertinggal disana. Pandangannya yang semula tertuju pada mataku, berpindah sejenak pada bibirku, sampai usapan jari jempolnya tersebut berhenti di sudut bibirku, matanya kembali menatap mataku.
Aku menelan ludahku pelan dengan perasaan yang berubah canggung. Kebingungan melandaku karena tindakan Haru yang mendadak menatapku dengan intens.
Bagian terparah adalah, aku tidak bisa menahan mataku untuk tidak terpejam, saat mata Haru kembali melihat pada bibirku, jari jempolnya kembali bergerak pelan mengusap bibirku, dan kepalanya bergerak miring, turun perlahan mendekat kearah wajahku.
"Selesai. Kajja!"Ucap Haru.
Ah, aku menghela napas. Memegang dadaku, rasanya jatungku nyaris copot dibuatnya.
• • • • •
Di sore hari, seperti biasanya Hanbin datang ke minimarket. Dia tersenyum menyapaku yang berada dibalik meja kasir.
Ia mengambil 2 buah samgak kimbab, 1 botol susu pisang, dan 1 kotak pepero.
"Annyeong haseyo!" Sapanya, ketika ia tiba didepan meja kasir untuk membayar.
Aku tersenyum, "hanya ini?" Tanyaku.
Hanbin mengangguk.
"Tidak mau sekalian___ "
"Hanya ini." Sela Hanbin. Cepat.
Setelahnya kami tertawa bersama.
Hanbin menikmati makanannya, di tempat biasanya dia duduk. Kursi pertama dalam minimarket dekat pintu keluar, yang jika ia menoleh ke kanan, ia akan langsung melihatku di meja kasir. Sesekali ia menoleh kearahku, ia tersenyum yang kemudian dibalas dengan senyuman juga olehku.
Melihat hal itu, "kalian terlihat seperti pasangan jatuh cinta." Ucap rekan kerjaku, Jennie. Aku menautkan alis, kemudian tertawa geli sambil menggeleng kuat. "Kau pasti terlalu banyak menonton drama." Kataku.
Jantungku masih berdetak dengan normal. Aku masih merasakan ada cacing dalam perutku, bukan kupu-kupu yang berterbangan, seperti kata orang yang sedang jatuh cinta. Jadi bisa ku pastikan, saat ini aku tidak sedang jatuh cinta pada Hanbin.
Hingga 30 menit berlalu, Hanbin beranjak dari duduknya. membuang sisa sampah makanannya. Menggendong kembali ranselnya yang ia taruh diatas meja, lalu melangkah keluar dan menghilang dari pandanganku. Ketika itu, barulah aku merasa ada yang aneh dalam diriku. Entah kenapa aku tidak menginginkannya pergi. Aku merasa kehilangannya, meridukannya, dan ingin segera melihatnya lagi.
• • • • •
KAMU SEDANG MEMBACA
Haru, aku jatuh cinta. ( Lisa X Haruto ) -END
FanfictionShort story tentang Lisa yang bertemu dengan Haru, kemudian menjadi teman dan hidup bersama. Haru, aku jatuh cinta? Apakah kisah mereka akan berakhir dengan cinta? Let's read.😜 #Shortstory #Fanfiction #END