Hari hujan

352 51 0
                                    

Aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku, ketika hujan tiba-tiba turun dengan deras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku, ketika hujan tiba-tiba turun dengan deras. Aku menghela napasku lelah, karena tidak membawa payung bersamaku.

Namun beruntung, di minimarket, kita menjual payung. Aku sedang memilih payung yang akan ku beli, saat pintu minimarket terbuka dengan tidak sabaran, menampakan Haru disana. Sepatunya basah sampai seperempat dari celana sekolah yang dipakainya. Keningnya berkeringat padahal cuaca sedang dingin karena hujan.

"Payungmu!" Ujarnya dengan napas terengah-engah.

Aku menghampirinya, khawatir.

"Ya! Apa kau berlari kesini?" Tanyaku.

Haru tidak menjawab, ia menarik tanganku keluar menyadari kita menjadi perhatian beberapa orang yang ada di minimarket.

"Payungmu!" Ujarnya, lagi. Ia memberikan payung yang di pegangnya pada tanganku yang tadi ia tarik.

"Aku harus kembali bekerja, berhati-hatilah!" Lanjutnya seraya mengusap pucuk kepalaku. Kemudian ia berbalik, mengambil sebuah payung yang tergeletak dibawah dan melangkah pergi.

Aku terdiam, menatap kepergiannya.

Haru, entah aku harus menganggapmu apa? Ibu panti bilang, kita adalah teman. Tapi seiring waktu. bagiku, kau jauh lebih berharga dari pada seorang teman.

•       •       •       •       •

Hujan masih turun dengan deras. Haru sudah pulang ke rumah. Setelah makan malam, aku mengajak Haru untuk menonton film bersama di laptopku. Besok adalah hari minggu, jadi kurasa malam ini kita tidak perlu tidur terlalu cepat. Karena esok, kita tidak harus bangun pagi dan pergi ke sekolah.

Kita duduk berdekatan di atas tempat tidurku, menghadap layar laptopku yang ku taruh diatas sebuah meja kecil sambil menikmati Yuja-cha ( teh tradisional Korea ) yang ku buat untuk menghangatkan tubuh.

Kita duduk berdekatan di atas tempat tidurku, menghadap layar laptopku yang ku taruh diatas sebuah meja kecil sambil menikmati Yuja-cha ( teh tradisional Korea ) yang ku buat untuk menghangatkan tubuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drrttt..

Di tengah-tengah film, aku merasakan ponselku yang tergeletak disampingku bergetar sekilas menandakan sebuah pesan masuk. Aku langsung mengeceknya. Bibirku otomatis tertarik membentuk sebuah senyuman, saat melihat notifikasi pesan tersebut dari Hanbin.

"Lisa-ya, kau sudah tidur?" Isi pesan tersebut.

"Belum, wae?" Balasku.

"Aniya! : )" Hanbin kembali membalas, meskipun singkat, namun mampu membuat senyuman ku semakin mengembang.

"Wae?" Balasku lagi. Jika aku mengatakannya mungkin balasanku akan terdengar seperti sebuah rengekan manja.

Sekarang filmnya menjadi tidak menarik lagi, aku hanya terfokus pada ponselku.

"Bogoshipda!" Aku mengedipkan mataku beberapa kali, memastikan apa yang ku baca tidak lah salah.

"Ayo pergi berkencan, besok." Satu pesan kembali masuk, kali ini aku terkejut bukan main. Dadaku seketika bergemuruh diiringi letupan-letupan serupa kembang api kasat mata.

Perasaan apa ini?

Aku langsung meletakan ponsel dan gelas teh yang ku pegang ketika menyadarinya, lalu mengubah posisi duduk ku menghadap pada Haru di sampingku. Haru menoleh menatapku, aku meraih tangannya untuk menyentuh dadaku yang masih berdetak dengan hebat.

"Haru, aku jatuh cinta." Ucapku,  senyuman yang sempat hilang dari bibirku, kembali terbit setelah aku mengucapkan hal tersebut.

•      •       •       •       •

Haru, aku jatuh cinta. ( Lisa X Haruto ) -ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang