Dibawanya kepiluan itu bersama duka kenang kehilangan.
Disebutnya nama wanita yang sedang berkuasa pada lara dalam sujud kepiluan
Berbulan-bulan tubuhnya tampak layu menyusuri jalan waktu menuju lupa
Dipaksa tangguhkan raganya, dipaksa keraskan tawanya, namun tiap kembali dalam kesendirian ia kembali lagi meminta untuk lupa
Betapa pilu suara nafasnya, dihirupnya udara yang tak lagi memiliki aroma damai
Diikut sertakannya debu-debu masa lalu yang pernah terhampas suara motor dalam dengungan suara sunyi
Di tanyanya dalam diri dimana kekasih ku? Apakah ia lupa dengan rahasia yg kita buat? Apaka ia lupa dengan janji terakhirnya?
Dimana kekahsiku? Apakah ia sudah tak lagi memiliki cinta yang dalam seperti pasang air laut?
Ia surut, apakah cinta kekasih ku telah surut?
Terlepas dari pertanyaannya, dibawanya kepiluan itu dalam pejaman mata yang sayup.Prhr.Lan
Agustus 01-2021
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAIR DIARY
Poetrybuku adalah wadah curahan hati pena adalah jembatan suara hati kadang beberapa perasaan harus dituliskan di buku karena tak memiliki tempat untuk menyandarkan ini adalah rahasia aku dan kamu