part 10

723 173 14
                                    

"ayo sini pusss.." suara yang hanya bisa ku dengar dari ujung lorong serasa membuat ku serasa tenang, pasalnya suara lembut chifuyu menghiburku dari sana. aku memandanginya dari kejauhan dia sibuk bermain bersama bola dan kucing itu. aku pun tersenyum.

"baji!" pandanganku pun buyar saat chifuyu melambai padaku dari kejauhan sambil menggendong kucing itu. dia juga mengangkat tangan kucing itu melambaikanya padaku juga. pipiku memerah kembali dan hanya ku balas dengan anggukan kemudian ku teruskan pekerjaanku.

****

"ayo sini, aku sudah membelikanya makanan pasti dia lapar" aku mendekati chifuyu dan kucing itu yang dari tadi sibuk bermain. ku sodorkan makanan kucing kalengan yang ku beli di pet shop yang tidak jauh dari rumah sakit. 

aku menatap chifuyu yang tengah sibuk memandang kucing itu sambil menekuk lututnya seperti anak kecil dengan senyum manisnya juga. aku pun tersenyum kemudian kusodorkan yakisoba pada nya  juga "ini, makanlah kau juga pasti lapar" padangannya kemudian buyar tapi tetap saja tidak menatap ku balik.

"terimakasih baji" ucapnya lagi

****

kami berdua duduk di rooftop rumah sakit yang di temani bintang dan kucing yang bermain bersama bola dengan asiknya. kami menyantap yakisoba itu bersama tapi kali ini satu orang satu kotak yakisoba alias kami tidak satu tempat dan tidak satu sumpit lagi. aku selalu melirik dia yang asik bersenandung sambil menggoyangkan pahanya.

terkadang aku menatap jijik pada yakisoba yang transparan itu masuk ke dalam perutnya lalu keluar lagi 'ewww'

"berhenti menatapku terus baji, aku tidak mau sampai aku menyimpan rasa padamu juga" aku terkejut saat penyataan yang dia keluarkan dari mulut pria itu . ku tatap bingung dia 'apa maksudnya? rasa apa yang dia maksud'

"apa maksudmu rasa?" aku bertanya

"lupakan saja,maafkan aku kadang aku terlalu terang terangan kalau berbicara" balasnya lagi.

****

keheningan dari tadi menyelimuti kami. aku ingin mencari topik sebelum keheningan itu semakin kecut "hey aku ingin bertanya padamu, bolehkah?"

"tentu saja, apa yang akan kau tanyakan?" dia kemudian meletakkan kotak yakisobanya lalu menatap ku dengan serius

"kau kan sudah lama di sini, pasti kau tau kan siapa pasien yang ada di ruangan khusus itu dan katanya koma delapan tahun lamanya?" ucapku

ku lihat  manik  chifuyu memutar dan dia pun menghela napas. tanpa menjawab pertayaan ku dia pun pergi "hey! ada apa? apa aku salah bertanya padamu soal itu? jika kau merasa tidak mau membahasnya maka tidak usa" bayangannya menghilang di antara tembok itu.

angin menerpa rambut ku yang terurai. masih merasa bingung ada apa dengan sikapnya 'apa yang salah dari pertayaan ku?' gumamku.

***

setelah selesai makan dan kucing nya juga sedang tidur di atas aku tidak mau membangunkanya. aku memutuskan untuk turun ke bawa

ku tatap sekitar itu dan mencari pemuda itu 'dimana dia?' suasa hening sekali. aku pergi mencuci tangan ku tapi pendengaran ku di kejutkan dengan teriakan seseorang.

ku cari asal suara itu dan suara itu ternyata berasal dari wanita yang ada dalam ruangan khusus itu. ku coba mendekati untuk menelusuri lebih jelas

aku mendengar wanita itu meneriakkan sebuah nama tapi  tidak terlalu jelas. kemudian alat seperti tabung oksigen dan beberapa alat rumah sakit itu datang. ada sekitar 4 dokter dengan masuk ke sana.

dan mereka keluar membawa pasien  itu dengan kasur besarnya. ku coba tatap siapa itu sebenarnya tapi tetap saja tidak kelihatan karna salah satu dokter menyuruhku menyingkir dari jalan.

ku tatap kasur itu dan hanya gelang hitam yang ku lihat. pasien itu di arak ke ruang operasi. aku bisa melihat wanita itu mungkin ibunya tengah duduk menangis di depan ruangan operasi itu. ku coba dekati dia tapi tepukan di punggung menyadarkanku

"jangan, jangan sekarang kau bertanya padanya" ternyata pria tua berkacamata itu yang menepukku lalu aku bertanya memangnya kenapa dan pria tua itu hanya menjawab "dia ibu dari pasien itu, semua dokter sudah tau dia dan dia saat ini sedang di landa depresi berat karna anak nya" ucapnya

"kalau boleh tau siapa nama anaknya pak?" kali ini aku akan membayar semua rasa penasaranku.

"Namanya itu adalah chi-" saat  dia ingin menyebutkan nama pasien itu

Ada seseorang yang datang memanggil nama pak tua berkacamata itu. "Pak! Bisa kau bantu aku?" Ternyata dokter dari ruangan lain memanggil nya

Dengan sigap pria tua itu pun pergi dan mengatakan maaf lain kali kita akan bicara lagi

Aku pun sedikit kecewa. Baru saja ingin tau tapi tidak kesampaian

Ku tatap kembali wanita itu dan ruangan operasi nya lalu aku pergi dari sana

'siapa sebenarnya?'

.
.
.

TBC...

𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐲𝐨𝐮 𝐜𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐞 𝐦𝐞 || 𝐁𝐚𝐣𝐢𝐟𝐮𝐲𝐮 [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang