part 6

821 175 14
                                    

aku mondar mandir dari tadi memikirkan bagaimana cara menyelematkan ibu. aku bahkan sudah memukul mikey dan tidak mungkin aku meminta bantuan padanya.  andai saja ayahku tidak bersenjata dan punya kerumunan. maka aku bisa saja sendirian menyelamatkan ibu.

"baji kamu kenapa gelisah?" chifuyu membuatku sadar dari tadi mondar mandir. aku kemudian memandanginya tanpa arti apa apa alias aku hanya melihatnya sambil memikirkan bagaimana caranya menyelamatkan ibu.

wajahnya memerah, dia salah tingkah? aku yang tidak sadar pun mengalihkan padanganku ke arah jendela. "baji, kamu kenapa? ada masalah atau apa, ayo cerita" dia kemudian bertanya lagi.

aku tidak mengubris, aku terlalu asik berpikir sambil mengigit jariku . tiba tiba seseorang melempar bantal ke arahku. "hah? apa" ini sudah seratus persen aku sudah tersadar. aku memandangi pria yang sepertinya marah karna aku tidak memperdulikannya

"ada apa chifuyu? kenapa kau melempar bantal ke arahku?" aku mengambil bantal itu. aku kembali memandanginya dan datang menghampirinya. dia  melipatkan tangannya di dada dan mengembungkan pipi nya. sepertinya dia marah.

"ada apa hah? maaf aku tidak sadar kalau kau berbicara dari tadi" dia hanya diam dan tetap tidak mau memandangiku.

aku menundukkan kepalaku sambil  meremas bantal. aku terisak di sana

dia menyadarinya. "eh? baji maaf aku tidak ada maksud membuatmu menangis, aku tidak marah hanya saja kau mengabaikan pertanyaan ku sebelumnya. berhenti ku mohon" dia menadahkan tangan nya di bawah air mataku. dia berusaha membuat air mataku tidak jatuh

"baji, ku mohon aku minta maaf. makanya ayo cerita kau kenapa apa ada masalah? jika ada beritahu aku, maka aku akan membantumu" ucapnya

tiba tiba ide muncul dari pikiranku. ku pandang dia dengan wajah tersenyum tapi dengan air mata yang masih menempel 'eh? tapi aku sudah berjanji untuk tidak memberitahu orang lain tentang masalahku'

ku renungkan lagi ide ku sebelumnya. tiba tiba saja suara teriakan ibuku masuk ke telingaku. aku pun terkejut dan meneriaki namanya membuat chifuyu ikut merasakan hal yang sama.

"baji! baji! kenapa? ada apa dengan ibumu"

aku memegangi telingaku 'apa ini  firasat? oh tidak! ibuku pasti dalam bahaya sekarang'

"baji?" panggilnya lagi

******

"bisakah chifuyu kumohon?" aku memelas dihadapannya. aku sudah memberitahunya semua masalahku tadi dan dia marah besar, dia bilang "kita ini memang teman dan seharusnya bagi semua kisah mu padaku juga" katanya begitu

dan alhasil  dia ngambek lagi padaku untuk kedua kalinya.

"Mau yah? Ibuku dalam bahaya dan tidak ada lagi yang bisa ku aja kerja sama selain kau" untuk kedua kalinya aku memohon padanya tapi tetap saja ia memasang ekspresi marah tapi 'imut'

Setelah beberapa menit kemudian dia pun menghela napas panjang dan mendekati ku "baiklah ayo selamatkan ibumu, tapi ada syaratnya"

Aku pun menyeka air mataku dan memandangi nya lekat "syarat?" Aku bertanya-tanya apa dia butuh pamrih karna dia menolong ku?

"Aku ingin kau membawakan aku kucing warna hitam saat kau sudah masuk kerja nanti, aku ingin main dengan kucing"  Jawaban darinya membuat ku terkejut

"T-tapi di rumah sakit tidak boleh membawa kucing, bagaimana jika aku ketahuan?" Kataku

Dia hanya berdehem "aku tidak tau caranya tapi anggap saja ini balas budimu padaku, aku ingin bermain dengan kucing. Aku mohon" 

Baiklah di sini seperti barter versi modern. Aku sepertinya tidak punya pilihan lain.

"Baiklah akan ku pikirkan, jadi rencananya seperti apa?"

Kita sepakat untuk bekerja sama menyelamatkan ibuku, aku meminta bantuannya untuk membantuku melawan anak buah ayahku dan ayahku

Aku yakin ini berhasil karna bantuan chifuyu. Aku pasti bisa melepaskan ibuku dari jeratan ayahku

"Baiklah apa kau siap?" Aku pun tersenyum padanya dan mengatakan aku siap

"Baiklah kalau begitu ayo selamatkan ibu. Ya baji!!" Dia bersorak seakan ini adalah misi profesional yang akan menyelamatkan sandera seperti yang ada di komik

.
.
.
TBC..

𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐲𝐨𝐮 𝐜𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐞 𝐦𝐞 || 𝐁𝐚𝐣𝐢𝐟𝐮𝐲𝐮 [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang