[04] Clingy Ducky

625 112 6
                                    

.



Yena adalah bebek yang suka menempel.

Itu yang ada didalam pikiran Yuri saat ini ketika ia lagi-lagi mendapati Yena yang tertidur pulas itu tengah memeluk dan bergelayut manja dilengannya.

Dengan hati-hati, Yuri mulai menyingkirkan lengan Yena yang memeluknya terlalu erat. Mendorong tubuh bebek itu menjauh sementara si bebek terlihat sedikit menggeliat. Bibirnya yang tebal itu bergerak-gerak kecil selama beberapa saat sebelum akhirnya ia melanjutkan tidurnya dengan memeluk bantal.



"Hhh, padahal dia memiliki ranjang tidurnya sendiri. Kenapa selalu berpindah ke ranjang ku sih?" Keluh Yuri menghela nafas cukup panjang.

Memang, beberapa hari terakhir sejak mereka menjadi teman sekamar, Yena seolah tak bisa menjauh dari sosok Yuri. Bebek itu suka mendekatinya, bahkan terkadang ia bersikap seperti bayi yang mengikuti induknya. Beberapa anggota asrama terkadang suka berolok-olok, terutama Yujin yang menyebut keduanya sebagai pasangan yang menggemaskan.


"Kalian memiliki wajah yang mirip. Kupikir kalian cocok bersama-sama. Terlihat seperti pasangan yang menggemaskan, ya kan?" Olok Yujin suatu hari yang anehnya mendapat banyak persetujuan dari teman-temannya yang juga sama anehnya.

Yuri kesal, tentu saja. Ia tak suka berhubungan dengan bebek yang di klaim sebagai kembarannya itu. Sementara Yena, bebek itu justru malah terlihat senang dan ikut tertawa bersama yang lainnya, mengabaikan Yuri yang terlihat cemberut ditempat duduknya.

"Kau terlihat sesenang itu, huh?" Tanya Yuri menoleh pada Yena yang masih tertawa.

"Itu lucu"

"Lucu?"

"Humm, mereka bilang kita pasangan yang menggemaskan"

"Dan kau setuju dengan omong kosong mereka?"

Yena mengangguk. "Yena suka itu"

"Cih, tapi aku tak suka"

"Nanti juga lama-lama Yuri akan suka" kata Yena yakin masih dengan senyuman diwajah imutnya itu.

"Hhh, pede sekali" gumam Yuri memutar bola matanya.













"Yuri, hai selamat pagi!"

Sapaan ramah yang terdengar ketika Yuri baru saja menginjakkan kakinya keluar kamar membuat gadis manis yang baru bangun tidur itu tersenyum.

"Hyewon unnie!" Sapa Yuri mendadak bersemangat.

"Lapar tidak? Ayo buat sarapan!" Tawar Hyewon yang diangguki dengan bersemangat oleh Yuri.






"Nasi goreng?" Tanya Yuri memperhatikan Hyewon yang tampak sibuk menyiapkan bahan-bahan keatas meja.

"Hum" Hyewon mengangguk. "Kau belum pernah mencoba nasi goreng buatanku, kan?"

"Enak tidak?"

"Tentu saja. Makanan apapun yang dibuat oleh Kang Hyewon akan selalu enak"

"Pfft, benarkah?" Kekeh Yuri tak yakin.

"Cih, lihatlah kemampuan memotong bawangku."

Hyewon dengan percaya diri mulai mengambil pisau, memamerkan keahliannya memotong bawang didepan hamster yang kini menatapnya takjub.

"Uwah!"

"Bagaimana? Aku cukup jago bukan?" Tukas Hyewon tersenyum bangga.

"Ya, kupikir kau telah layak ikut master chef, unnie"

The Girl In The Luggage (GxG) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang