[10] Alamat dan Hilang

296 63 15
                                    

.

"Kau dekat dengan Yuna?"


Yuri langsung menyerbu Yena yang baru masuk kedalam kamar itu dengan pertanyaan yang terlalu tiba-tiba, membuat bebek itu mengerutkan alisnya.

"Huh?"

"Han Yuna, kau dekat dengan gadis itu, kan? Sejak kapan?" tanyanya sambil melipat lengan didepan dada.

"Yuri marah?"

"Marah? Untuk apa? Aku cuma bertanya"

"Ugh, wajah Yuri terlihat galak. Yena jadi takut" jawab Yena sedikit cemberut.

"Hhh, kau hanya perlu menjawab pertanyaanku saja, Yena"

"K-kami baru saling mengenal kok tadi.."

"Oh ya? Lalu kenapa kalian terlihat seakrab itu? Aku bahkan melihat kalian tertawa diluar sana" tanya Yuri lagi bertubi-tubi.

"Yuri memperhatikan Yena, ya?"

"A-apa? Untuk apa aku memperhatikanmu!"

"Memangnya kenapa kalau Yena akrab dengan Yuna?" tanya Yena sedikit mendekati gadis yang lebih pendek itu.

"Kalau Yuri tak suka melihat Yena bermain dengan Yuna, Yena bisa menjauh kok. Yena bakal menuruti permintaan Yuri.."

Yuri memutar bola matanya.

"Dengar, itu bukan urusanku. Kau mau dekat dengan siapapun, terserahmu. Bahkan jika kau berencana berkencan dengan adik Seongwoo oppa itu pun, aku tak peduli" balas Yuri acuh.

"Yuri ingin Yena berkencan dengan Yuna?"

"Memang kau menyukainya?"

Yena menggeleng. "Tidak sih.. Tapi dia menyukai Yena"

"Tunggu, maksudmu Yuna menyukaimu?" tanya Yuri sedikit melebarkan matanya.

"Hum" Bebek itu mengangguk. "Yuna bilang, Yuna menyukai Yena tadi"

"Kalian baru bertemu sehari dan dia langsung mengatakan kalau dia menyukaimu? Aneh sekali"

"Yuna sudah mengenal Yena lumayan lama kok. Eunbi unnie banyak menceritakan soal Yena padanya. Jadi itu wajar saja"

"Wajar katamu? Bagiku tidak. Menyukai seseorang hanya dari cerita orang lain, bahkan baru bertemu sehari dan langsung mengatakan suka? Itu jelas sangat aneh"

"Yuri jangan marah-marah dong. Yena jadi takut" katanya sedikit bergidik.

"Siapa yang marah-marah, huh?"

"Yuri"

"Aku tidak sedang marah!"

"Wajah Yuri terlihat kesal"

"Wajahku setiap hari memang seperti ini!"

"Kalau Yena ada salah, Yena minta maaf ya. Yuri jangan marah-marah pada Yena.."

"Ah, terserahlah!" Yuri yang ngambek lantas bergegas pergi meninggalkan Yena didalam kamar, tak peduli dengan seruan Yena yang terus memanggil-manggil namanya.

"Yuri kenapa ya?" gumamnya setelah kepergian Yuri dengan bibir tertekuk sedih.

"Yena kan tidak melakukan hal jahat"








"Yenaa!"

"Yenaa!"

Bebek itu menoleh. Seekor anak anjing hiperaktif terlihat berlari kecil menghampirinya seraya tersenyum cerah memperlihatkan sepasang lesung pipinya.

"Yenaa ayo main bersama Chaeyeon unn— eh? Kenapa kau kelihatan cemberut begitu?" tanya Yujin yang baru menyadari ekspresi Yena yang tak biasa.

"Yena sedang sedih" jawabnya masih dengan bibir tertekuk.

The Girl In The Luggage (GxG) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang