[12] Berita

319 63 18
                                    

.

Plakk!

Satu tamparan keras mendarat di pipi seorang perempuan terikat yang tak sadarkan diri diatas kursinya.

"Aw!" Perempuan itu terbangun cepat. Matanya mendelik ketika merasakan sakit tiba-tiba yang mendera pipi kanannya.

"Oh, dia masih hidup rupanya."

Seorang wanita setengah baya dengan setelan pakaian cukup mewah terlihat berkacak pinggang didepan perempuan yang saat ini nampak begitu kebingungan.

"A-apa ini? Kenapa Yena diikat?"

Ya. Perempuan terikat yang baru saja di tampar itu adalah Choi Yena.

"Apa kau mengenalku, sayang?" tanya wanita itu mendekat dengan senyum menyeringai.

Yena yang takut memundurkan sedikit kepalanya kebelakang. Kepalanya menggeleng cepat.

"T-tidak. Anda siapa?"

"Oh, begitu rupanya." Wanita itu mengangguk-angguk, masih dengan senyumannya yang menurut Yena menyeramkan.

"Kau kehilangan ingatanmu, bukan?" tanya wanita itu lagi semakin mendekati gadis ketakutan itu disana.

"Y-Yena tak ingat apapun. Tolong jangan sakiti Yena. Biarkan Yena pergi dari sini" pintanya ketakutan.

"Kau mau keluar dari tempat ini, hum?"

Yena mengangguk-angguk cepat. "Tolong.."

Wanita itu menyeringai sekali lagi.

"Akan ku kabulkan setelah kau mati didepan mataku" katanya sambil menampar pipi Yena sekali lagi.

Yena meringis. Itu terlalu sakit. Pipinya mungkin lebam karena pukulan wanita jahat itu.

"Cepat seret pria sialan itu kemari!" perintah wanita itu kemudian pada para pengawal yang berdiri sejak tadi di belakangnya.

Tak butuh waktu lama, para pengawal yang di perintahkan itu telah kembali membawa seorang pria berjaket hitam masuk kedalam. Ah, lebih tepatnya menyeret paksa pria yang tampak babak belur itu dan mendorongnya jatuh tepat dibawah kaki Yena yang terikat.

"Well, lihatlah pengkhianat satu ini." Wanita itu berjalan mendekat. Sembari menyulut sebatang rokok di tangannya, ia menendang wajah pria itu dengan seenaknya.

"Aku menyuruhmu untuk membunuh anak ini, tapi kau malah menyelamatkannya dan menitipkan dia ke asrama berisi anak-anak bodoh itu?!" bentak wanita itu gusar sambil menendang kepala pria yang tak berdaya itu sekali lagi.

"Aku bersusah payah merancang kecelakaan palsu untuk menyingkirkannya dan kau malah seenaknya menyelamatkannya?!"

"Memasukannya kedalam koper dan menaruhnya didepan pintu rumah orang asing. Apa-apaan itu?!" gusarnya.

"Mengapa diam saja, sialan?!" bentak wanita itu sekali lagi ketika pria itu sama sekali tak merespon ucapannya sejak tadi.

"Oh, apa kau menyukai anak ini. Apa kau menyukai Choi Yena sialan ini, huh?"

"Jawab, Yohan!!"

Pria itu masih tak menjawab dan membiarkan wanita kasar itu menendangi kepalanya dengan membabi buta. Sementara Yena yang menyaksikan adegan itu bergidik ketakutan. Ia takut melihat darah menggenang yang berasal dari luka sobekan di kepala pria babak belur itu. Itu mengingatkannya pada mimpi mengerikan yang ia dapatkan setiap kali ia tertidur sendirian.


"Aissh sialan! Untung saja aku berhasil menemukan anak ini, jadi aku bisa membunuhnya sekarang!" tukas wanita itu setelah puas menendang pria itu dan beralih menatap Yena yang gemetar ketakutan

The Girl In The Luggage (GxG) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang