prolog

46 27 100
                                    

-Sabtu, 15 mei 2010

"Aku udah bilang pengen cerai!" Teriak wanita yang sedang menangis di pojokan itu menatap suaminya marah.

"Yaudah sekarang kamu pergi dari sini, bawa anak-anak kamu! Jangan harap aku bakalan ngasih nafkah! Kamu sendiri yang mau cerai!" katanya ketus.

"Nggak papa, kami bisa hidup tanpa bantuan uang dari kamu!" Ia berdiri memasuki kamar mencari tasnya untuk memasukan barang dan pakain-pakaiannya.

"Ayah, bunda kenapa marah-marah?" tanya anak kecil berusia empat tahun itu kepada ayahnya.

Lelaki yang di panggil sebagai ayahnya menatap dirinya datar. "Jangan panggil ayah, mulai sekarang aku bukan ayah kamu lagi!"

"Kok gitu yah? ayah Dzila kan cuma satu, nggak ada lagi. Nanti kalo temen-temen Dzila nanyain gimana?"

Ayahnya tidak menjawab, ia langsung pergi begitu saja meninggalkan rumah.

Anak berusia empat tahun yang di beri nama Dzila itu masuk ke dalam kamar, mencari sang ibu. "Bunda?" panggilnya pelan.

Wanita yang sedang membereskan pakaian untuk di masukan ke dalam tas menoleh dengan wajah sembabnya. "Iya sayang?"

"Bunda kenapa nangis? trus kita mau kemana, kok baju-bajunya pada di masukin?"

Bunda tersenyum hangat. "Kita nggak tinggal di sini lagi. Kita bakalan tinggal di rumah nenek. Nggak papa kan? Liburan?"

"Di rumah nenek...?" Ia bergumam. "Ayah ikut nggak?"

"Ayah nggak ikut, ayah di sini kerja."

Gadis kecil itu mengangguk mengerti. "Berarti kita liburan di rumah nenek?

"Iya ... Dzila di sana jangan bandel ya?"

Adzila menatap bundanya tak mengerti. "Emang bunda mau kemana?"

"Bunda kan kerja nanti, buat jajan Dzila sama adek." jawabnya tersenyum dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa harus kerja? Kan uangnya tinggal minta sama ayah."

Wanita berkepala tiga itu tersenyum kecil. "Iya, sekarang mau kan bantuin bunda beresin baju adek?"

Gadis kecil itu mengangguk saja, mulai membantu bundanya membereskan pakaian.






-Senin, 01 desember 2014

"Dzila ini makan dulu, nanti sakit perut." teriak wanita paruh baya itu mengejar gadis kecil yang tak mau makan.

"Dzila nggak mau sekolah, nggak mau makan."

"Kenapa? kenapa nggak mau sekolah?" tanya neneknya khawatir.

"Bunda kok nggak pernah pulang? Ayah juga kenapa nggak pernah ke sini?" tanya gadis itu sedih.

"Bunda kan kerja, uangnya buat kamu beli boneka. Ayah nanti juga ke sini. Dia sibuk kerja."

"Gitu ya...?"

Neneknya tersenyum sendu, merasa bersalah selalu membohongi cucunya selama empat tahun terkahir ini.

"Sekarang mau makan kan?"

"Iya, nanti kalo Dzila makan, bunda bakalan pulang kan kalo udah nggak sibuk?"

"Iya pasti pulang."

"Sekarang ibu sebutkan ranking-rankingnya ya. Tapi ibu hanya menyebutkan 1-10  saja. Tolong dengarkan baik-baik." kata guru itu tersenyum kepada murid-murid kelas tiga. "Ranking pertama ... Putri Aliya Permatasari. Selamat Putri, ayo maju ke depan."

Me And My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang