Part 5

3 4 1
                                    

Sesuai dengan pesan Rehan kemarin, Adzila akan mengantarkan tugas yang sudah ja kerjakan. Ia sudah siap dengan cardigan hitam dan celana jeans panjang berwarna putih.

Ia duduk di pinggiran kasur untuk memberi kabar kepada Rehan bahwa ia akan segera kesana.

Adzila: aku ke kmu

Adzila: tpi mungkin agak lma

Rehan: knp?

Rehan: naik ap?

Adzila: jlan kki

Rehan: lo gila?

Adzila: aku udh bilng ga pnya uang

Rehan: nyusahin

Rehan: gue jmput

Adzila: ngga usah

Rehan: diem

Adzila menghembuskan nafas pelan. Meski sifat Rehan yang selalu kasar padanya, ia tau, ada sisi baik dalam diri Rehan. Contohnya tadi, walaupun nanti di jalan pasti Rehan ngomel-ngomel ...

Ia berdiri dari duduknya lalu mulai berjalan untuk segera pergi.

"Dzila mau nganterin tugas ke temen ya nek." ucapnya menyalimi punggung tangan sang nenek. Neneknya hanya mengangguk singkat sebagai respon.

Ia sempat terdiam sebentar, ada apa? Pikirnya. Tidak biasanya neneknya seperti ini. Ia mengedikan bahu acuh, mungkin suasana hati neneknya sedang membaik.

Ia sesekali melirik arloji peninggalan bundanya. Gadis itu mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru arah, kemana dia? Lama sekali.

Setelah dua puluh lima menit lamanya menunggu, akhirnya Rehan datang dengan motor beatnya. Ia menghampiri Adzila dan memberikan helm. Adzila menerimanya lalu mulai memakainya dan naik ke atas motor.

Rehan menoleh sebentar dan langsung menyalakan mesin motornya, berjalan bersama pengendara yang lain. Suasana hari ini sangat panas. Membuat Adzila di tempatnya bergerak tak nyaman.

"Kenapa?" tanya Rehan dingin.

"Nggak papa."

"Lain kali nggak usah nyusahin, panas gini." dumelnya.

"Aku udah bilang nggak usah tadi, yaudah turun sini aja." Adzila berancang-ancang untuk turun dari motor.

Rehan yang melihat itu melotot tak percaya, ia langsung menepikan motornya di pinggiran jalan yang sepi.

"Lo kenapa si?" tanyanya terdengar marah.

Adzila menoleh. "Kenapa?"

"Sifat lo kekanak-kanakan banget!"

"Jangan sekarang." ucapnya terdengar lelah. "Ini di jalan. Kalo emang aku nyusahin, kamu turunin aku sampe sini aja. Aku mau pulang, cape, ini tugas kamu." katanya membuka helm dan menyerahkan tas kecil yang berisi buku.

Rehan jadi menatap Adzila dalam-dalam. Ia menghembuskan nafas pelan, sepertinya ia sudah terlalu banyak menyakiti gadisnya.

"Maaf." ucapnya tiba-tiba.

Adzila mendongak terkejut. "Kenapa?"

"Ayo ke rumah gue dulu, mamah nanyain."

Adzila terdiam cukup lama. Ia memandang wajah Rehan dengan senyuman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me And My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang