Satu kelas yang di ikutinya telah selesai, Taehyung bersiap untuk pergi ke kantin di saat perutnya meronta untuk segera di isi. Seharusnya ia memiliki kelas lain setelah ini, namun ia memilih mengisi perutnya terlebih dahulu sebelum kelas itu di mulai.
Baru saja kakinya melangkah pada pintu masuk kantin semua orang menatap kearahnya dan mulai berbicara buruk tentangnya secara terang-terangan.
Bagaimana bisa Anna menerima pria
seperti itu? Apa gadis itu sudah gila.Apa mungkin pria culun itu menggoda-nya dengan sesuatu?
Memangnya apa yang pria culun
itu miskin itu miliki?Kemudian mereka tertawa begitu keras setelah melontarkan kalimat hinaan itu dengan menyeret nama Kim Anna karena kejadian kemarin. Membuatnya Taehyung berbalik menunduk untuk pergi dari sana dengan tangan terkepal kuat ia berjalan begitu terburu-buru menaiki anak tangga menuju Rooftop.
Setidaknya hanya tempat itu yang jarang di kunjungi para berandalan kampus yang memilih gudang belakang yang tak terpakai untuk menjadi tempat mereka berkumpul.
Menghirup udara dengan begitu rakus Taehyung mengeratkan Coatnya yang berwarna hitam namun warnanya kini memudar tak sehitam dulu lagi.
Membuatnya terkekeh miris.
Membeli baju di musim dingin saja ia tak mampu. Bagaimana bisa ia berpikir untuk bersanding dengan sosok seperti Kim Anna yang berada jauh di atasnya.
Taehyung? Ia hanyalah seorang anak petani dari Daegu yang melanjutkan beasiswa-nya ke kota sebesar Seoul karena ke mampuan otaknya yang berhasil membawanya berada di kampus ini sekarang.
Ia menghela nafasnya kembali.
"Sangat sulit, bukan?"
Taehyung terkejut bukan main saat seseorang yang sedang ia pikirkan kini ada di hadapannya, duduk di atas tong bekas terletak di sudut pintu yang sedikit tertutup oleh tembok. Ah, pantas saja ia tak menyadari kehadiran gadis itu di sana.
Anna menatapnya datar dengan tangan yang terlipat menyandar pada tembok. Semiliran angin menyapu rambut coklat gelap gadis itu yang di biarkan tergerai, membuatnya terlihat beribu-ribu kali lebih cantik saat ini.
Kecanggungan terjadi diantara keduanya mungkin hanya berlaku bagi Taehyung saja. Sebab, gadis Kim itu terlihat begitu tenang.
"Siapa namamu?" Suara kelewat datar itu menyentak Taehyung dari lamunannya.
Ia berubah gelagapan di hadapan gadis cantik itu dengan senyuman kaku terlihat begitu canggung Taehyung menjawabnya.
"Taehyung-Kim Taehyung." Ucapnya gugup saat melihat Anna menatapnya begitu lekat.
Anna tersenyum miring. Melihat pria di hadapannya kini terlihat gugup.
"Kenapa sekaku ini? Kau yang mengajakku berkencan kemarin, bukan?"
Taehyung terkejut mendengarnya. Mengira jika gadis itu sudah melupakannya dengan menganggap tidak ada yang pernah terjadi di antara mereka. Namun, saat gadis itu membahasnya lagi ia tidak tau harus menjawab seperti apa.
"Sebenarnya aku tak bermaksud seperti itu, hanya saja saat it-." Ucapannya terhenti saat gadis itu tiba-tiba menarik tangannya bersembunyi di balik tong besar yang gadis itu duduki beberapa saat yang lalu.
"Apa yang terja-" Ucapnya kembali terputus saat sebelah tangan gadis itu membungkam mulutnya.
"Diamlah."
Bahkan jantungnya mulai berdebar begitu kencang saat wajah gadis itu begitu dekat dengannya, bahkan ia bisa mencium aroma lavender yang begitu kuat dari tubuh gadis itu membuatnya menahan nafas untuk sesaat. Entah apa yang terjadi saat ini, yang jelas itu tidak baik untuk kinerja jantungnya.
Mereka bersembunyi di sana saat beberapa orang berpakaian hitam muncul. Namun, saat mereka rasa yang di carinya tidak ada. Mereka bergegas pergi dari sana.
Membuatnya mampu mendengar hembusan nafas lega dari gadis di sampingnya. Walau begitu Taehyung bisa merasakan hembusan nafas gadis itu menerpa wajahnya.
Seketika dunia terasa berhenti
Saat tatapan mereka bertemu.Anna tidak tahu apa yang membuatnya begitu nyaman menatap bentuk mata tajam pria itu di balik kacamatanya yang usang. Sebelum ia tersadar memberi jarak di antara mereka menjadikan suasana berubaha canggung. Anna merutuki dirinya sendiri karena terlalu hanyut begitu saja.
Taehyung yang merasa kejadian barusan terasa begitu cepat. Hingga dirinya susah mencerna situasi saat ini. Namun, ia mulai menatap Anna yang tampak melirik sekilas kearah pintu masuk.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Apa kau mengenal orang-orang itu?"
Suara Taehyung membuatnya ia menoleh. Tapi, hanya menatap pria itu datar tanpa berniat menjawabnya. Ia tidak ingin pria itu tau mereka adalah orang suruhan Ayahnya. Karena itu ia memilih beranjak dari sana sebelum Taehyung bertanya hal lainnya.
Namun, baru saja ia ingin melangkah
suara pria itu membuatnya berhenti."Anna, apakah kau baik-baik saja?"
Mendengar itu tak membuatnya berbalik kearah pria itu. Ia hanya menatap datar kedepan, namun dengan tangan mengepal kuat sambil menahan sesuatu di dalam dirinya.
"Ya."
***
Taehyungie..
I love you more than you know!
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER FLOWER
Fanfiction'Dan sekarang aku selangkah lebih dekat untuk menjadi dua langkah jauh darimu.' ---- Taehyung paham sejauh apapun ia berusaha menggapai langit dengan tangannya sendiri, ia tak akan pernah bisa melakukannya.