BAGIAN TIGA

10 4 0
                                    

Akhir musim gugur daun-daun mulai berguguran udara perlahan menjadi dingin. Sepanjang jalan memasuki gerbang kampus yang begitu ramai. Matanya hanya fokus menatap seorang pria yang mengayun sepedanya tampak tak terganggu sama sekali untuk dikejar oleh waktu.

Sebelum sekelompok pria datang dari arah belakang menarik kerah pria itu dan memukul rahangnya dengan begitu kuat hingga pria itu tersungkur ke atas tanah.

Melihat itu Anna bergegas turun dari mobilnya mendekati Taehyung yang hampir tak berdaya dengan banyak bekas pukulan di sekujur tubuhnya. Jinyoung tak hanya memukulnya sekali namun berulang kali.

"Apa yang kau lakukan?"

Jinyoung yang melihat Anna di depannya tersenyum manis."Ah, hanya ingin bermain-main denganya." Balasnya santai. Menikmati raut wajah kesakitan Taehyung yang terkapar tak berdaya.

"Apa itu membuatmu terlihat hebat?" Anna menatap datar.

"Apa maksudmu? dia sudah berani mengajakmu berkencan."

Anna tersenyum dingin rasa bencinya terhadap kekerasan membuatnya semakin marah saat melihat Taehyung merintih kesakitan. Hal itu kembali membuatnya mengingat potongan kesakitan seseorang yang menjadi mimpi buruknya selama ini.

"Kau pikir aku akan berterimakasih untuk itu?" Ucapnya dingin.

Mengepal tangannya kuat berusaha terlihat tenang walau ia mulai terusik dengan suara rintihan Taehyung yang menahan sakit.

Jinyoung hanya terkekeh dan menendang Taehyung yang sudah terkapar di bawah kakinya lagi dengan begitu keras membuat pria itu kembali meringis kesakitan.

"Kenapa kau ingin menyelamatkan pria lemah ini? Ini tidak seperti kau yang biasanya, Anna"

"Itu bukan urasanmu."

Mendengar itu membuat Jinyoung terkekeh geli dengan tatapan remeh."Ah, Apa kau merasa kasian?" Jinyoung menatap Taehyung. Kemudian melangkah mendekat kearah Anna yang berdiri sedikit jauh darinya. Menarik senyum manis di bibirnya menatap gadis yang di sukainya selama ini.

"Aku akan melepaskan pria ini jika kau ingin berkencan denganku, bagaimana?" Ucap Jinyoung membuat teman-temannya bersiul menggoda pria itu dan Anna yang tampak tenang.

Tapi, tak lama kemudian mereka di buat bungkam saat suara gadis itu kembali terdengar dengan meninggikan dagunya Anna membalas menatap Jingyoung dan teman-temannya dengan angkuh.

"Sebaiknya kau pergi sekarang. Jika kau tak ingin hal ini sampai pada telinga Ayahmu yang begitu mengerikan itu." Satu hal yang tak banyak orang lain tau. Jika Park Jinyoung begitu takut pada Ayahnya yang merupakan seorang pemilik hotel mewah di Korea.

Jinyoung menggeram marah sambil mengepalkan tangannya kuat. Anna berusaha menolaknya lagi dan lagi, bahkan gadis itu kini menggunakan Ayahnya untuk membuatnya mundur. Berurusan dengan orang seperti Ayahnya bukan hal yang baik. Karena itu ia memilih pergi meninggalkan Anna dan pria itu di sana.

Melihat Jinyoung yang pergi tanpa sepatah kata apapun lagi. Menoleh kearah Taehyung yang sudah tak sadarkan diri. Anna menoleh kearah Sekretaris Park yang berdiri tidak jauh darinya.

"Bawa pria ini ke Apartemenku sekarang."

****

Tepat pukul delapan malam seorang pria yang tertidur di atas kasur berukuran besar itu membuka matanya perlahan. Berusaha menyusaiakan matanya terhadap lampu kamar yang ditempatinya sekarang.

Seketika Taehyung tersadar bahwa ia berada di dalam kamar yang begitu mewah menghadap langsung kearah dinding kaca besar yang tidak di tutupi oleh kain apapun. Membuatnya bisa melihat dengan jelas pemandangan kota di malam hari.

Ya Tuhan. Ini jelas bukan kamarnya yang sempit dengan kasur kecil tanpa pemandangan seindah itu.

Suara pintu yang di buka membuatnya tersadar menarik atensinya pada sosok paruh baya yang baru saja membuka pintu tersebut tersenyum tipis kearahnya.

"Rupanya Anda sudah bangun."

Meletakkan minuman dan makanan di atas nakas samping ranjang pria itu tepati.

"Ini dimana, Tuan?"

Membuat Sekretaris Park kembali menarik senyum tipisnya. Pria muda itu pasti sangat kebingungan sekarang.

"Ah, saat ini Anda sedang berada di apartemen Nona Kim.

Nona Kim? Tak asing dengan sebutan itu. Mungkinkah yang pria paruh baya itu maksud adalah Kim Anna? Ayolah itu jelas bukan. Mungkin saja bisa terjadi jika ia sedang berhayal.

"Mungkin sebentar lagi Nona akan mengunjungi Anda, saya permisi." Lanjutnya segera meninggalkan pria itu sendiri.

Setelah melihat pria paruh baya itu pergi meninggalkan nya sendiri, tanpa berpikir panjang Taehyung langsung bergegas untuk meninggalkan tempat asing tersebut. Walau terkesan tak sopan karena belum sempat untuknya mengucap terimakasih pada Nona yang pria paruh baya itu sebutkan.

Namun, rasa sakit di seluruh tubuhnya mulai terasa saat ia berusaha bangkit dari tempat tidur tersebut terutama di bagian rahang dan perutnya. Pukulan yang di berikan Park Jinyoung tak main-main, pria itu merupakan pemegang sabuk hitam Taekwondo.

Bagaimana ini?

Saat sibuk dengan isi pikirannya sendiri tanpa sadar pintu kamar itu kembali terbuka. Dan kali ini bukan sosok pria paruh baya yang muncul dari sana, namun seorang gadis cantik yang kini berjalan mendekat kearahnya.

"Apa masih terasa sakit?"

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WINTER FLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang