BAGIAN EMPAT

6 3 0
                                    

Melihat Taehyung tampak begitu terkejut, Anna memilih abai. Melangkah mendekat kearah ranjang yang pria itu tiduri dengan membawa obat pereda nyeri di tangannya.

"Minumlah, itu akan mengurangi rasa sakitnya." Menyodorkan obat tersebut. Taehyung yang mendapati Kim Anna di depannya tersentak dengan kesadaran yang mulai kembali. Menatap gadis itu dan obat di tangannya secara bergantian.

"Bagaimana bisa aku ada di sini?"

Anna tak langsung menjawab malah kembali menyodorkan obat di tangannya kearah Taehyung yang tak kunjung mengambilnya.

"Ambil dulu obatmu."

Taehyung yang tersadar reflek menggaruk belakang lehernya yang tak gatal efek dari kecanggunganya.

"Aku yang membawamu ke sini." Ucap Anna lalu melangkah mendekat kearah sofa yang berada di sudut dinding berlapis kaca itu. Menatap kearah langit yang di penuhi bintang-bintang dengan pemandangan Kota Seoul yang begitu indah di lihat dari atas sini.

Terkejut tentu saja. Taehyung tak mengira jika Anna yang telah menolongnya dan mengobati luka-lukanya. Membuat debaran di dadanya seperti saat pertama kali ia melihat gadis itu di perpustakaan kampus, namun selama ini Anna tak pernah menyadari atensinya.

"Apa kau butuh sesuatu?"

Taehyung tersentak dari lamunan nya. Sontak menggeleng sambil melirik kearah gadis itu, lalu menunduk saat tau gadis itu balas menatapnya.

Taehyung tak bisa menatap Anna itu membuat jantungnya menggila dan membuat perasaan nya pada gadis itu semakin membesar. Ia mulai takut Anna mengetahui perasaannya, dan membuat gadis itu berubah membencinya.

"Terimakasih sudah menolongku, Anna." Ucapnya lirih.

Tatapan nya jatuh pada obat yang gadis itu berikan. Ah, hampir saja ia melupakannya. Meraih segelas air di atas nakas yang sebelumnya di sediakan oleh pria paruh baya yang beberapa saat lalu menemuinya. Tanpa berpikir lagi menelan obat itu dengan bantuan air, hingga saat obat itu sudah mulai masuk sempurna, baru ia tersenyum lega.

Sejujurnya ia benci terhadap obat jenis apapun karena rasanya yang pahit. Saat demam ia hanya mengompres dirinya dengan air hangat dan melakukan hal tersebut selama beberapa jam hingga ia kembali merasa membaik. Tapi, karna obat itu pemberian dari gadis yang di sukainya apalagi gadis yang telah berusaha menolongnya dari Park Jinyoung.

Suka tak suka ia terpaksa meminumnya.

Anna tak balas perkataan Taehyung. Menatap kearah jendala kaca besar itu dalam diam. Ia kembali memikirkan kejadian yang terjadi antara ia dan Park Jinyoung. Selama ini ia tak pernah peduli pada apapun yang pria itu dan teman-temannya lakukan, ia hanya berjalan melewatinya saat Jinyoung menyuruh anak-anak yang lemah untuk mengajaknya berkencan dan berakhir tanpa sepatah kata pun darinya. Namun untuk pertama kalinya seorang pria bernampilan culun membawa bunga di tengah salju yang begitu dingin dengan beraninya mengajaknya berkencan.

Hal tersebut mulai menganggunya. Anna tak ingin melihat Taehyung terluka dan membuatnya kembali mengingat seseorang dari masalalunya. Mereka memiliki nasib yang serupa dengan wajah yang berbeda.

Taehyung sejak kapan pria Kim itu menarik atensinya seperti ini? Bahkan selain orang itu, tidak ada yang bisa membuatnya sepeduli ini terhadap orang lain.

"Kim Taehyung apa itu benar namamu?"

Suara Anna kembali terdengar setelah selama beberapa saat lalu hanya ada kesunyian di antara mereka. Ini pertama kalinya Taehyung mendengar Anna menyebut namanya. Mengangguk dengan debaran di dadanya saat tau gadis itu mengingat namanya.

"Apa kau dari jurusan manajemen?"

Taehyung menggeleng."Tidak, aku dari jurusan seni." Ia berusaha menjawabnya tanpa gugup. Gadis yang selama ini tak pernah menyadari atensinya kini mereka tengah bicara begitu santai dalam kamar gadis itu. Membuatnya berpikir ini seperti mimpi saat kehadirannya sudah mulai gadis itu sadari. Kemudian melihat Anna yang tak lagi berniat ingin melanjutkan pembicaraan mereka membuat suasana kembali hening.

Anna berjalan mendekati lemari kaca yang penuh dengan koleksi penyimpanan anggur-anggur mahal miliknya.

Taehyung melihat itu berdecak kagum ini pertama kalinya ia melihat kamar yang memiliki sebuah penyimpanan minuman di dalam nya yang begitu mewah.

Ternyata terlahir kaya dengan sendok emas sejak kecil seperti ini. Membuat Taehyung bertanya-tanya apakah gadis itu pernah menangis karena berusaha begitu kerasa untuk bertahan hidup. Namun, Taehyung yakin Anna tak pernah merasa kekurangan karna hidup dalam kemewahan seperti ini.

Membuka tutup botol wine dengan gerakan begitu anggun, sebelum menuangkan cairan berwarna merah pekat itu kedalam gelas kaca tinggi di tangan nya.

Menghirup aroma-nya sebentar, sebelum ia menyesap anggur itu secara perlahan. Anna menatap kembali kearah Taehyung yang saat ini berada diatas kasur miliknya hal itu membuatnya terkekeh dalam diam. Selama ini tidak ada yang pernah tidur di atas kasur miliknya. Tapi sekarang Kim Taehyung sedang melakukannya.

"Apa kau juga ingin minum?"

Taehyung menggeleng ia tak menyukai alkohol karna ia begitu payah dalam hal tersebut. Namun, dirinya juga bukan pemuda yang menyukai rokok seperti Park Jinyoung dan teman-temannya.

"Aku tidak minum Alkohol."Balasnya menatap gadis itu yang kini terkekeh.

Lihat bahkan pria itu mampu membuatnya sedikit tertawa dengan jawabannya yang terdengar begitu lucu. Ayolah, bahkan rata-rata pria di luar sana begitu menyukai Alkohol. Tapi, pria ini begitu berbeda.

Selain kutu buku, dia juga pria yang polos rupanya. Batinnya.

"Menarik."

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WINTER FLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang