Bab 7

261 29 0
                                    

Alhamdulilah lagi ngalir banget idenya jadi bisa update cepet.

Makasih yang udah mau vote and coment🙏

Cerita ini hanya rekayasa ya maaf jika tidak sesuai realita.

Enjoy Reading

Enjoy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Saat air mata ini jatuh, kenapa bukan papa yang pertama hadir untuk menghapusnya?

***

"Baru pulang kamu?"

"Dari mana aja? Pergi malem pulang malem"

"Paling balapan atau gak kamu on night stand? Ya"

"Diam loh, lo gak tau apa yang gue lakuin jadi jangan asal nuduh!"

"Dia mamah mu sopan dikit Fely!" Ucap papa Fely memperingati.

"Hah mamah? Fely gak punya mamah ja**** seperti dia" ucap Fely sambil menunjuk mamahnya.

Plak

Fely pun terkejut papanya menampar pipinya terasa panas, dan saat Fely usap ternyata ada darah yang mengalir dari sudut bibirnya. Percayalah meskipun luka itu sering kali dia dapatkan saat tawuran dan menganggapny hanyalah luka kecil, tapi percayalah saat ditampar papanya bukan hanya sakit fisik tapi juga sakit hatinya bisa-bisanya papa menampar pipinya.

Papa Fely pun terkejut atas apa yang dilakukannya, tangannya terus gemetar sambil terus melihat ke arah Fely.

"Papa tega banget sama Fely demi belain dia sampe tampar Fely? Seumur-umur loh pah, papah kasar sama Fely" ucapnya sambil meneteskan air mata.

"Maaf nak"

"Fely gak nyangka pah, mungkin ini hanya luka kecil, Fely juga sering dapet luka ini dari tawuran. Tapi percayalah dibandingkan rasa sakit luka Fely, hati Fely lebih sakit pah"

"Maafkan papa"

"Papa gak perlu minta maaf sama Fely, Fely gak marah, Fely cuman gak nyangka aja. Fely permisi pah" ucap Fely lalu masuk ke dalam lift rumahnya.

"Udah lah pah biarin aja sekali-sekali dia itu harus dikasih pelajaran"

"Ta-"

"Udah gak papa"

***

"Tuhan, gue baru saja bahagia satu hari, tapi kenapa kau renggut kembali kebahagiaan itu? Kenapa?. Padahal gue baru bisa merasakan bahagia lagi tanpa bayang-bayang di masa lalu. Kenapa lo gak adil?" ucap Fely sambil teriak dari balkon kamarnya.

Sticky Notes Pak PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang