Tiga belas

1.9K 49 4
                                    

Jangan lupa vote and komen yaa

        Semua orang berwaspada dan juga anak buah David maupun Raul menodongkan senjatanya.
"apa yang kalian lakukan? turunkan senjata kalian!"suara Alexander menggema di seluruh ruangan itu tapi semua hanya bergeming diam saja tanpa ada pergerakan
"Kalian tidak mematuhi perintahku!"

Anak buah David maupun Raul tetap diam mereka ragu untuk menurunkan senjatanya.

Alexander mengamati anak buah David dan Raul mereka ragu untuk menurunkan senjata, namun tatapan Alexander membuat mereka perlahan menurunkan senjatanya.

Klik

Namun mereka bersiap siaga lagi mendengar suara hammer di tarik.

"Aku bisa saja membunuhmu dengan sisa peluru di pistol ku," Raul berkata sambil menyeringai.

"Aku pun bisa menyiksamu sampai mati, dengan satu peluru di pistol ku ini." David menunjukan senyum tipis yang menyeramkan.

"Keluarlah dari rumahku dengan baik baik, jangan pernah mengharapkan saya menjalin hubungan dengan putri mu yang jalang itu!" Raul menggeram mengencangkannya genggaman tangannya.

David menurunkan senjatanya lalu berjalan menuju tangga pergi dari ruangan itu.

Dor

"Bagaimana aku bisa tenang, bila suara itu terus terusan terdengar bahkan aku tidur pun tidak bisa! Sialan!" Bella mengumpat ia yang ingin tidur tidak bisa dia bisa mati bosan karna di kurung disini.

David hanya diam dan menoleh kepada yang menembak lengan kanannya saat Romerro ingin membalas tembakan itu.
Tangan David memberi saran untuk tetap diam di tempat.

"Kau tau apa yang kau lakukan! kau sadar yang telah kau perbuat!" Alexander berjalan menuju David yang terluka tembak di lengannya, bahkan darah sudah merembes keluar dari kemeja putihnya.
David meneruskan langkah kakinya dan berhenti lagi
"ini peringatan pertama dan terakhir."

Braga pergi dari sana dan mengambil peralatan medisnya dan pergi ke kamar Bella untuk mengobati luka tembak senjata Raul.

Bella yang mendengar langkah kaki diam dan mencari tempat sembunyi
Ia teringat kata kata Romerro padanya.

"Sialan! kemana aku sembunyi?" Bella mendengar langkan semakin dekat bersembunyi di lemari pakaian.

Terdengar suara pintu terbuka dengan kuncinya "bahkan dia mempunyai kunci cadangan di sini" Bella membekap mulutnya agar tidak terdengar suara dari mulutnya.

Ketukan lantai dengan sepatu pantofel semakin mendekat ke lemari Bella bisa melihat sepatu itu dari celah pintu lemarinya.

Pintu lemari terbuka Bella dapat melihat seorang laki-laki menjulang tinggi di atasnya "kau kurang ajar! Jangan membuatku takut! hampir saja jantungku lepas!" Bella berdiri memukul dada bidang David dengan seluruh tenaganya.

David meringis menahan nyilu karna pukulan Bella mengenai lengan kanannya. Bella yang belum sadar melihat bercak darah di kemeja putih David.
Terdengar ketukan pintu David mengijinkan orang itu masuk David duduk di tepi ranjang Bella mengikuti di belakangnya.

"Bunyi tembakan berulang ulang itu? Kau sasarannya?" Tanya polos Bella.

"Bantulah tuan melepas kemejanya." Kata Braga pada Bella sembari ia menyiapkan peralatan medisnya.

"Tidak mau, dia bahkan bisa membukanya sendiri" Bella mencoba mengalihkan pandangannya ke tempat lain.
Bella yang sebenarnya merasa bersalah karna tidak sengaja memukul lengan David, namun gengsinya yang lebih tinggi jadi ia tidak mau membantu David

David melepas sendiri kemejanya "jangan di bius atau kau akan melihat mayat ku besok di tangan wanita ini!" David hanya melihat Bella sekilas ia tau Bella sedikit meliriknya.

"Kau pikir aku tidak memiliki hati apa?"

Braga mulai membersihkan dan menggambil peluru yang masih bersarang di lengan David setelah peluru di keluarkan Braga mensterilkan luka David lalu di beri perban di sekitar lukanya.

Braga mulai membersihkan dan menggambil peluru yang masih bersarang di lengan David setelah peluru di keluarkan Braga mensterilkan luka David lalu di beri perban di sekitar lukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini lebih baik." Bella merasa menyilu saat peluru di ambil tanpa obat bius pasti sakit Bella menggelengkan kepalanya.

"Istirahatlah! akan ku beri obatnya nanti." Braga keluar dan David mulai membaringkan tubuhnya di kasur king size Bella.

"Apa yang terjadi?" David yang akan memejamkan matanya kembali membuka matanya dan melihat Bella dengan tatapan yang polos menghadapnya

"Tidurlah aku tau kau lelah," Bella mendengkus berjalan menuju samping David dan ingin tidur.

"Kau tau aku hampir mati karna bosan, dan ketika aku ingin tidur malah terdengar suara tembakan aku tidak bisa tenang barang sekali saja,"

"Tidurlah nanti kita pergi ke pesta, kau sudah mencoba gaunnya?"

"Aku malas mencobanya, jadi nanti saja sekalian?"Bella sibuk memperhatikan perban yang ada noda darah.

"Kau pasti membunuh orang yang menembak lengan mu?" Bella mengatakan dengan gamblang tanpa ada masalah.

"Untuk apa aku mengotori tanganku demi orang brengsek seperti dia."

"Karena kau mafia, dan yang ku tau mafia suka membunuh? tidak memiliki belas kasihan terhadap korbannya, begitu kan?" Bella menduduk diri dan pandangannya mengarah pada David.

"Mafia membunuh mangsa karna bisnis bila yang suka membunuh orang tanpa belas kasihan itu adalah psikopat yang membutuhkan untuk kesenangan atau hobinya semata" jelas David panjang lebar.

"Jadi apa bedanya David dengan psikopat?" Bella bertanya David yang  sudah susah-susah menjelaskan tapi Bella masih tidak mengerti.

"Aku bingung apa sebenarnya isi di sini tempurung kelapa atau otak yang berkelainan ?"David duduk  berhadapan dengan Bella sambil menunjuk kepala Bella.







Happy 5k guy's terimakasih banyak😘😘

Makasih udah vote and komen
See you next part

Luvv dear

365 Day With Mafia BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang