Chapter 4 : First Love

406 57 39
                                    

Seperti udara pagi yang lembut Menyegarkan menggetarkan hati
Datang tiba-tiba menggugah jiwa
Jauh dalam lubuk hatiku
Ada cinta yang tumbuh
Membuatku merona malu-malu
Setiap kali bertemu
Menghasilkan sensasi menggelitik
Membangkitkan gairah jiwa muda
Perjalanan cinta yang akan selalu
dikenang sepanjang masa
Oh... cinta pertamaku

Kisah ini ☝️ diangkat dari imajinasi seseorang yang hobinya rebahan yang terkadang Gabut kalau lagi gak sibuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kisah ini ☝️ diangkat dari imajinasi seseorang yang hobinya rebahan yang terkadang Gabut kalau lagi gak sibuk.
Daripada gabut jadi haters, mending gabut jadi penulis, ya khaaan?!!!...
😉

🖤

_________flashback_______

"Kim Yumi, jadilah pacarku."

Kalimat yang tiba-tiba Yumi dengar saat ia tengah makan di kantin bersama teman-temannya dari seorang pemuda yang selama ini ia kagumi. Kim Yumi hanya menampilkan ekspresi melongo dengan mata membulat.

Bagaikan mimpi di siang bolong, hal yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, bahkan ia tak berani untuk memimpikannya. Pemuda tampan itu duduk dihadapannya dengan menampilkan senyumannya yang manis dan menatapnya dengan intens.

Apa ini lelucon?, Batin Yumi tak percaya.

"Lee Hansu...apa kau membuat sebuah lelucon?." Tanya Sung Bora ketus.

Gadis yang duduk disebelah Yumi itu seakan dapat membaca pikirannya.

"Tidak, aku serius" jawab Hansu dengan ekspresi meyakinkan.

"Wae?" Yumi memberanikan diri untuk bertanya padanya. Ini pertama kalinya ia berbicara pada Hansu, jantungnya hampir copot.

"Karena kau adalah tipe idealku, aku sangat menyukai gadis yang pintar dan polos sepertimu. Menurutku gadis pintar dan polos itu sangat menarik."

Hansu menatap Yumi dengan mata yang berkilau, senyumannya begitu indah hingga lesung pipinya tercetak begitu jelas.

Yumi menjadi salah tingkah, tatapan Pemuda itu begitu dalam hingga menembus jantungnya yang berdegup sangat kencang. Wajah Yumi bersemu kemerahan, terlihat jelas dimata Hansu. Pemuda itu tersenyum penuh kemenangan.

"Kenapa kau tidak memacari Go Se Yeon saja? Bukankah dia juga pintar dan kalian sangat dekat." Cecar Bora dengan tatapan curiga.

"Yah Sung Bora... aku tidak akan memacari sahabatku sendiri--never-- termasuk kau juga."

"Mwo! Apa maksudmu?" Bora tiba-tiba tersulut emosi mendengar penuturan Hansu.

The Moment We Become 'Us'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang