Chapter 1 - An Ordinary Day

526 63 52
                                    

29 November 2009

"Yumi-aaaa....KIM YUMI !!!!!"

Terdengar sayup suara memanggil namanya,  gadis bernama Kim Yumi itu membuka matanya perlahan, entah kenapa kepalanya terasa sangat sakit sekali hingga ia sulit membuka matanya.

Dimana aku? Kenapa disini berisik sekali, batinnya.

Yumi membuka matanya sepenuhnya, pandangannya kabur karena kacamata yang biasa dipakainya hilang entah dimana.

Lalu betapa terkejutnya ia melihat apa yang ada dihadapannya. Seorang pria yang sulit dikenalinya tergelak dilantai tak bernyawa dengan darah yang menggenang disekitarnya. Dan yang lebih mengejutkan lagi, tanpa ia sadari sebelumnya bahwa ia tengah memegang sebilah pisau yang telah berlumuran darah, pakaiannya juga terlihat berantakan. Yumi reflek melempar pisau yang ada ditangannya itu dan berteriak histeris.

"Apa yang telah aku lakukan?" Ucapnya lirih.

Pikirannya kosong, ia benar-benar tidak ingat apapun. Yang bisa ia lakukan hanyalah menangis pilu.

"Hagsaeng, anda kami tahan karena menjadi tersangka utama dalam kasus pembunuhan, silahkan ikut kami kekantor polisi"

Dalam semalam kehidupan Yumi berubah menjadi seperti neraka. Dengan brutalnya, masa depannya menjadi kelam, gelap gulita.

Dengan tatapan kosong, Gadis itu diseret oleh dua orang polisi, berjalan di koridor melewati murid-murid sekolah yang sedang berbisik-bisik dan menatapnya dengan tatapan miris.

Guratan ini
Selalu abadi sepanjang abad
Melahirkan sederetan pertanyaan yang dipunyai di awal subuh hingga mimpi mulai merayap
Dan kita tidak bisa selain harus setia
Menunggu hari-hari ditaburi embun
Bersama sajak-sajak yang terus ditulis
Meski hari-hari tak Sudi lagi menemaninya
Tapi kita selalu tetap dengan sebilah harapan.

🥀🥀🥀


Masa sekarang
30 Juni 2021

Kilatan-kilatan Blitz camera menyoroti beberapa orang yang sedang memotong pita. Masing-masing menyunggingkan senyuman dihadapan para wartawan yang tidak henti-hentinya memotret mengabadikan momen tersebut. Ini adalah acara peresmian dibukanya cabang pusat perbelanjaan MG Shopping Mall.

Ada seorang pria yang menjadi pusat perhatian para tamu dan wartawan. Ia adalah CEO 'MG Group' Lee Hansu, dia tinggi semampai berwajah rupawan. Sosoknya yang sempurna telah menyihir para tamu yang telah hadir di acara tersebut.

Selesai dengan acara pemotongan pita sebagai simbol telah dibuka pusat perbelanjaan 'MG Shopping Mall', pria itu naik ke podium untuk menyampaikan pidato sambutan.

"Pusat perbelanjaan ini luasnya 70 kali lapangan sepakbola, luas bukan?hati-hati kalian tersesat" ucap Lee Hansu mengawali pidato diiringi dengan senyum menyeringai, hingga membuat Para tamu yang hadir pun tertawa mendengarnya.

"MG Shopping Mall adalah pusat perbelanjaan megah bergaya Eropa dengan konsep belanja, pariwisata dan hiburan indoor maupun outdoor. Selain toko pakaian dan restoran, disini juga menawarkan bioskop, akuarium terbesar, tempat SPA bahkan perpustakaan. Tempat ini sangat cocok sebagai tempat rekreasi bagi keluarga dan pasangan kekasih. Sesekali menghabiskan uang untuk menyenangkan keluarga atau kekasih tidak ada salahnya kan yeorobun!"

The Moment We Become 'Us'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang