#Part 4

22 15 7
                                    

Hai guys selamat membaca😊

Semua siswa bergegas masuk ke dalam kelas agar tidak kena marah oleh Pak Galih.

Arumi sedari tadi masih terlihat lesu dan ingin tidur, namun Pak Galih masuk ke kelasnya pupus sudah Arumi untuk tidur sampai Eca heran dengan kondisi Arumi sekarang.

"Lo kenapa Ar? Lo sakit? Apa gua temenin lo ke UKS?" tawar Eca. Jangan heran dengan sifat Eca yang begitu baik mendadak. Sebab di balik sifat preman Eca tersimpan rasa empati yang tinggi, apa lagi mereka telah menjadi teman sebangku selama dua tahun, jadi jangan heran jika Eca begitu khawatir dengan Arumi.

"Makasih Ca gua gak apa, cuma ngantuk saja kok gak sakit," jawab Arumi.

"Syukurlah kalo lo gak apa, gua kira lo beneran sakit," ucap Eca.

Tidak lama Pak Galih masuk ke kelas XII MIPA 2, jangan lupakan dengan sorotan mata tajam dan membunuhya itu, serta penggaris besi di tangan suatu ciri khas buat Pak Galih Kusumo Guru Sejarah yang begitu kiler dari semua Guru SMA Mandala, dan termasuk Guru yang dibenci oleh Arumi sebab dulu dia pernah terlambat dan disuruh pulang saat itu juga, memori kejadian saat itu amat terekam jelas di otak, jadi dari saat itu dia sangat tidak menyukai pelajaran Sejarah.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh selamat pagi, hmm bagus rambut cowok kelas XII MIPA 2 rapi semua, kaus kaki sesuai dengan hari, dan kelas bersih pertahankan ini," ucap Pak Galih untuk memulai topik sebenarnya.

Semua siswa masih tidak bisa bergeming sedikit pun, Arumi masih mampu untuk menahan kantuk yang dari tadi dia tahan, jangan sampai tertidur dia tidak mau lagi berurusan dengan Pak Galih.

"Maksud kedatangan saya di sini, saya diperintahkan oleh Bapak Kepala Sekolah kita yaitu untuk menyampaikan informasi mengenai siapa saja yang serius mengambil kuota SNMPTN, agar tidak ada kejadian tahun lalu yang kakak kelas kalian lakukan, dan bisa menurunkan nama SMA kita, jadi Saya minta kepada ketua kelas untuk mendata anak yang serius ikut SNMPTN, dan selain itu saya juga mengumumkan bahwa satu bulan lagi kalian akan menghadapi UNBK. Jadi, Bapak minta agar kalian belajar yang serius sebab tahun ini siapa yang tidak lulus tidak ada pengampunan, yang tidak lulus ya tidak lulus agar mengulang di tahun depan bisa di pahami!" seru Pak Galih, semua siswa menelan ludah takut dengan ucapan yang barusan Pak Gali ucapkan, sungguh menyiksa.

"Kenapa diam? Apa bisa dipahami ucapan Bapak barusan?" tanya Pak Galih dengan nada yang sudah berubah dengan nada yang sedikit meninggi.

"Siap paham Pak," kompak suara siswa kelas XII MIPA 2.

"Bagus Bapak pegang ucapan kalian, jangan berisik! Kalau Bapak mendengar kelas ini berisik lihat saja nanti. Itu saja yang mau Bapak sampaikan. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh selamat pagi," salam Pak Galih dan dia pun pergi berlalu dan dilanjutkan ucapan salam dari semua siswa kelas XII MIPA 2.

Lega sudah ketika Pak Galih keluar, ada beberapa siswa yang sempat menahan napas dengan ucapan Pak Galih tadi.

"Lo mau sampek kapan nahan napas, Bapaknya sudah pergi, lo mau mati?" tanya salah satu siswa kepada teman sebangkunya.

"Huhh lega, gila Pak Galih kalo masuk kelas ini gua mau pinsan rasanya, gak tahan sama tatapannya tu loh tajem banget."

"Bener banget untung kita sebentar lagi mau cabut dari SMA keras ini, kok bisa ya gua dulu milih ke SMA ini kalo tahu gurunya pada sangar semua apa lagi peraturannya haduh."

"Iya bener banget, tapi ada baiknya juga sih SMA ini kan SMA favorit bung."

***

Cuek x Cuek Perhatian [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang