Prolog

67 19 14
                                    

Beberapa anggota OSIS sedang menempelkan sesuatu informasi di mading sekolah, sontak membuat para siswa SMA Mandala memenuhi lokasi tersebut untuk mengetahui informasi ter up to date hari ini. Sehingga Kinan dan Varissa menarik tangan Arumi secara paksa untuk ke mading yang sekarang telah dipenuhi oleh siswa lainnya.

"Arumi ke sana yuk, kali aja info tentang kuota SNMPTN, mungkin kita bertiga masuk kuota itu," ucap Ayu dengan antusias.

"Ah nanti aja, lihat tuh rame banget sepet mata gua lihatnya," ucap Arumi cuek sambil melanjutkan membaca buku yang dia bawa.

"Hmmm bener banget sih Sa kata Arumi, nanti aja kalo mau pulang kita ke sana," ucap Kinan.

Varissa hanya mendengus sebal dengan mereka berdua, namun ada benarnya juga masa dia rela berdesakan dengan orang-orang di sana yang ada dia akan kucel dan berantakan, maklum Varissa sangat mementingkan penampilan dari atas sampai bawah.

Sementara Arumi hanya bisa tersenyum kecil melihat pemandangan di mading sekolah yang telah penuh diserbu anak angkatanya. Arumi sangat menunggu kuota tersebut, sebab dia ingin sekali kuliah Kedokteran di PTN impiannya, dan membuktikan ke Ayahnya jika dia bisa mencapai impiannya dan ada alasan yang kuat agar dia tidak dipaksa masuk ke dunia militer oleh Ayah dan Bang Reza, sebab Arumi sudah bosan hidup dengan aturan militer, keluarganya sangat menjunjung tinggi militer sampai dia harus ikut serta, namun Arumi tidak suka dia lebih suka di bidang medis.

***

Arumi, Kinan, dan Varissa merupakan tiga sekawan yang telah bersahabat sejak awal kelas X SMA Mandala. Mereka tidak sengaja bertemu setelah mereka menjadi satu kelompok waktu OSPEK dulu. Arumi sangat bersyukur telah bertemu dan bersahabat dengan mereka, sehingga rasa trauma akan mimpi buruk yang terjadi waktu SMP dulu semakin memudar dan menghilang dari diri Arumi semoga saja, sebab Arumi sangat tersiksa dengan ini semua. Arumi dulu terkenal sosok cewek yang ceria, antusias dalam segala hal dan sangat aktif. Namun, semenjak kebodohannya dan juga ulah mantan sahabatnya di SMP semua itu sirna entah ke mana. Setiap hari Arumi hanya mendapat umpatan demi umpatan yang terlontar dari mulut teman-temannya dulu, dan tidak segan-segan Arumi mempunyai ide gila yaitu bunuh diri.

Namun, berkat Arumi orangnya yang terbuka dan aktif di organisasi sehingga dia dipercaya oleh guru yang mengajar di SMPnya dulu, dan bisa dikatakan Arumi memiliki Ayah angkat yang telah membantunya menyelesaikan semua masalah Arumi dan bahkan membangkitkan rasa semangat belajar, sehingga Arumi mampu meraih nilai UN tertinggi dari seluruh siswa di SMPnya dulu. Jujur Arumi sebenarnya tidak mau melibatkan orang-orang untuk mencampuri masalahnya ini. Bahkan orangtuanya, dan abang-abangnya saja tidak tahu menahu dengan masalah yang Arumi alami di SMP. Arumi memiliki alasan sederhana di balik kejadian ini yaitu tidak mau merepotkan orang lain dan juga tidak mau masalah ini semakin panjang, sebab dia tahu jika dia memberitahu keluarganya dengan masalah yang dia hadapi sekarang, lambat laun SMPnya ini bisa di tuntut, sebab Ayahnya merupakan seorang perwira TNI-AD dan sangat tegas dan tidak segan-segan menuntut habis setiap masalah yang keluarganya alami. Jadi, saat itu dia ingin menyelesaikan masalah ini sendiri, walaupun tidak mudah harus menghadapi satu angkatan yang telah kompak untuk membullynya.

Jadi, wajar jika sifat Arumi semakin hari semakin terpuruk jauh dari kata ceria dan bisa dikatakan Arumi menjadi gadis murung, cuek dengan orang lain, suka menyendiri dan sering melamun, namun hebatnya Arumi pintar menyembunyikan luka yang telah Arumi rasakan selama dua tahun ini dari keluarganya. Namun, semua itu berangsur sirna berkat kedatangan kedua sahabatnya di SMA yang mampu mengembalikan jati diri Arumi yang telah lama terpendam di dasar lembah kepedihan.

***

Suasana mading akhirnya sepi tidak seramai tadi sehingga Arumi, Kinan, dan Varissa bisa leluasa melihat nama-nama yang tertulis di kertas pengumuman yang dipasang rapi di mading sekolah. Setika Varissa histeris dengan apa yang dia lihat barusan, sama halnya Kinan yang tidak menyangka nama mereka bertiga tertulis jelas di sana.

"Arumi Nasha Razeta, Varissa Annisa, Kinan Salsabila, serius ini gak bohong gak mimpi. Nan coba tampar gua Nan tampar," Varissa yang histeris dan Kinan menampar pipi Varissa agar dia diam dan tidak bertingkah aneh.

"Aww, ih bener gak mimpi. Kok kamu tega banget nampar aku Nan sakit tau," rengek Varissa.

"Lah kan tadi lo bilang minta ditampar ya gua tamparlah, aneh lo." Ucap Kinan sebal.

Arumi tidak menghiraukan tingkah dua sahabat yang rese itu, dia terpaku melihat namanya terpampang di urutan pertama. Tidak terasa air matanya mengalir tanda haru yang selama ini dia lakukan tidak sia-sia, itu tandanya satu langkah lagi impiannya akan terwujud, dan akan membuktikan ke Ayah dan Abangnya terutama yang telah memaksanya selama ini.

Melihat sahabatnya terdiam sambil menitihkan air mata Kinan dan Varissa memeluk erat tubuh Arumi, mereka bangga dengan sahabatnya yang satu ini, yang selama ini dia hadapi dan satu persatu terbalaskan dengan kebahagiaan. Mereka tidak menghiraukan lirikan mata orang yang melihat aneh ke arahnya yang mana berpelukan tidak jelas di mading sekolah, dan mungkin tidak akan mau berurusan dengan Arumi sebab dia tidak hanya terkenal dengan kecerdasan di SMA Mandala, tapi terkenal akan sifat galak dari Arumi bisa di katakan Kak Ros di dunia nyata. Jika sekali berurusan dengan Arumi bisa dikatakan tidak akan tenang hidupnya. Jika Arumi sekali marah seperti orang kesurupan dan akan diungkit semua keburukannya.

***

Arumi turun dari angkot yang barusan dia naiki, Arumi sangat menyukai menaiki angkutan umum dibanding menaiki sepeda motor sebab dia bisa menghemat uang untuk membeli buku yang dia sukai, walaupun Ayahnya seorang perwira dia tinggal di kota kecil jauh dari kata kota besar di mana dia harus ikut Ayahnya berpindah tempat, sebab Ayahnya sering ditugaskan di daerah-daerah kecil seperti saat ini. Dulu pada saat Arumi belum lahir Ayah dan Ibunya serta Abangnya harus rela tinggal di pelosok desa jauh akan kelengkapan fasilitas kota, dan Ibunya harus rela ditinggal Ayahnya untuk bertempur di Timor-Timur yang sekarang telah menjadi Negara Timor Leste. Dia tidak bisa membayangkan jika dia harus lahir di kondisi gawat saat itu, dia bersyukur jika dilahirkan jauh dari kesengsaraan, namun dia juga tidak mau lahir dengan masalah hidup yang membebani hidupnya saat ini.

Arumi melangka memasuki halaman rumahnya terdapat motor dinas Ayahnya, pasti Baskoro telah pulang dari tugasnya. Ingin sekali dia memberitahu berita gembira ini, tapi dia juga takut bahwa dia tidak akan direstui jika kuliah, namun dia tidak pantang semangat dan akan memberi tahu juga, kena marah suatu hal biasa bisa dikatakan makanannya sehari-hari.

"Assalamualaikum Ayah, Ibu Arumi pulang," salam Arumi dan tidak lama dari itu Manda menemui Arumi yang sedang sibuk membereskan sepatunya.

"Wa'alaikumsalam sudah pulang Nak, Ibu barusan masak semur telur kamu pasti suka," ucap Manda lembut, hanya Manda yang Arumi sayangi, sebab dia tidak mengekang apa yang dia inginkan, dulu Arumi dimanja oleh Ayahnya. Namun, semenjak SMA semua itu kandas dan Ayahnya sering membentak dan mengekang Arumi, tapi Arumi tetap menyayangi Ayahnya. Lain hal dengan Reza Hadria Gibran Abangnya yang sangat disayang oleh Ayahnya, sebab dia berhasil masuk TNI untuk melanjutkan posisi Ayahnya yang sebentar lagi mau pensiun yang tepatnya ketika Arumi lulus SMA.

"Bu Ayah mana? Arumi mau ngomong penting sama Ayah kalo Arumi masuk kuota SNMPTN dan itu tandanya Arumi mau kuliah," ucap Arumi murung.

Manda mengetahui sifat anaknya ini, jelas Arumi akan tertekan jika mimpinya tidak direstui, Manda hanya bisa memeluk Arumi di dalam dekapannya untuk memberi kekuatan agar Arumi bisa menerima semua ini.
"Ayah ada, dia sedang baca laporan di ruang tengah." Ucap Manda.

Tidak lama dari itu Arumi memasuki ruang tengah dan benar Ayahnya sedang sibuk membaca laporan kerjanya, apakah dia pantas memberitahu info ini? Apakah dia akan dimarah oleh Ayahnya? Atau Ayahnya mengizinkan Arumi untuk berkuliah?

Hai semuanya semoga suka dengan cerita baruku ya :)

Apakah Arumi akan diizinkan untuk melanjutkan kuliah? Atau malah sebaliknya?

Mohon bantuannya ya untuk vote dan comment cerita ini di setiap paragrafnya, sebab satu vote dan comment dari kalian sangat berpengaruh untuk kelanjutan cerita ini biar aku tambah semangat nulis eheheh 😅
#salamliterasi

Cuek x Cuek Perhatian [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang