Happy reading. . . .
🐿🐿🐿
seorang gadis cantik berseragam merah putih berjalan dengan riangnya sambil menyembunyikkan sesuatu di balik punggungnya. Ia berjalan ke arah sang Bunda yang sedang duduk membelakanginya. Saat sudah dekat jaraknya dengan Bundanya ia lantas memelankan langkah kakinya sambil tersenyum geli, ia menutup kedua mata Bundanya dengan satu tangannya yang tak sedang memegang apapun.
"Siapa ini?" tanya sang Bunda sambil memegang tangan yang menutupi matanya.
Gadis cantik itu hanya terkekeh geli, lantas wanita paruh baya itu membalikkan tubuhnya dan mendapati anak gadis satu-satunya yang tengah tersenyum manis menatapnya.
"HAPPY BIRTHDAY BUNDA KU TERSAYANG! Bunda yang paling hebat di dunia," ucapnya sambil mencium pipi kanan Bundanya dengan penuh sayang.
"Liat, Nalen bawa hadiah buat Bunda," gadis cantik itu menunjukkan benda yang sendari tadi ia sembunyikan.
Benda tersebut adalah sebuah hadiah yang Nalen berikan untuk Bundanya yang hari ini sedang berulang tahun. Benda itu adalah sebuah bingkai foto berukuran sedang yang sudah di isi dengan fotonya bersama sang Bunda, di foto itu mereka berdua tersenyum begitu sangat bahagia. Dibawah bingkai itu juga terdapat tulisan 'I love you Bunda'.
Rina----wanita itu menatap sendu kearah putrinya----Nalen ia sangat bahagia sekaligus terharu dengan kejutan kecil yang diberikan oleh putrinya, Rina langsung memeluk tubuh putrinya.
"Makasih ya sayang," ucap Rina sambil mengusap lembut rambut putrinya.
"Sama-sama Bunda, Bunda suka kan sama hadiah yang Nalen kasih?" Rina mengangguk menanggapi ucapan putrinya.
Nalen melepaskan pelukkannya dan beralih menciumi kedua pipi Bundanya lagi. Sedangkan Rina pun tak mau kalah, ia pun kembali membalas menciumi kedua pipi gembul Nalen, keduanya tersenyum begitu sangat bahagia.
Nalen sangat bersyukur mempunyai seorang Ibu seperti Rina, begitupun juga dengan Rina ia juga sangat bersyukur memiliki malaikat kecil yang cantik dan begitu sangat menyayanginya.
"Bunda ini pegang, sekarang ini punya Bunda karena Nalen sengaja beli ini buat Bunda," ucap Nalen sambil memberikan bingkai foto itu kepada Rina. Dengan senang hati Rina menerima hadiah itu.
"Makasih ya Nak, Bunda sangat suka sama hadiahnya," ucapnya sambil menatap foto yang ada di bingkai itu dengan mata yang berkaca-kaca.
"Bunda jangan nangis," ucap Nalen sambil memegang kedua pipi Bundanya dan menghapus air mata yang mengalir dari mata sang Bunda.
"Nalen minta maaf sama Bunda karena cuma bisa ngasih ini ke Bunda. Apa yang Nalen kasih ke Bunda gak sebanding sama apa yang Bunda kasih ke Nalen, bahkan ini semua gak ada apa-apanya," Nalen menatap sendu kearah Bundanya.
"Nalen juga gak bisa beliin Bunda kue ulang tahun, soalnya uang Nalen gak cukup Bunda," ucap Nalen merasa kurang puas dengan apa yang sudah ia kasih kepada Bundanya. Perlahan air mata Nalen mengalir, Rina yang melihat itu langsung menghapus air mata Nalen dengan sangat lembut.
Rina memegang kedua pundak Nalen. "Gapapa cantik. Kamu gak usah minta maaf sama Bunda, sayang. Bunda seneng kok, seneng banget malah, dapet kejutan dan hadiah di hari ulang tahun Bunda dari kamu," ucapnya dan menoel hidung mancung Nalen.
Nalen begitu sangat bahagia dengan apa yang Bundanya ucapkan. Lantas ia langsung memeluk erat Bundanya seoalah tak mau lepas darinya. "Nalen sayang Bunda, Bunda janji ya akan terus sama Nalen. Nanti kalau Nalen udah gede terus jadi orang sukses, Nalen akan jadi peri buat ngabulin semua permintaan Bunda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up
Teen Fiction"Dari pada lo hidup tapi nggak ada gunanya, mending mati." "Kamu itu cuma beban disini. Dasar benalu!" "Punya mimpi itu gak usah ketinggian, ntar kalo nggak terwujud bisa jadi orang gila lo." "Kenapa disaat Bunda udah gak ada, sikap Ayah ke aku sema...