Playful Couple 05

971 103 1
                                    

Day 3

"Gue beneran suka sama Anya, Dra," kata Leo.

Setelah kejadian semalam, aku jadi meragukan diriku sendiri. Apa jadinya jika posisiku sama dengan Leo. Karena dalam project ini kami sudah ikut mencampurkan perasaan kami.

Project ini seperti pisau bermata dua untukku pribadi. Jika aku tidak menggunakan perasaanku maka tulisan yang aku dan Calvin buat akan terasa hambar. Ini tulisan tentang hubungan sepasang kekasih. Ada keharusan menggunakan perasaan jika ingin tulisan jadi yang terbaik. Tapi di lain pihak, jika aku terlalu menggunakan perasaanku ...

Aku ... Calvin ... ?

"Dra!" Leo membuyarkan lamunanku. "Gimana nih, gue beneran suka sama Anya jadinya. Kami banyak kecocokan, Dra."

"Ya bagus kan?"

"Iya sih, tapi kan ini cuma 7 hari."

"Tinggal dilanjut aja kok, ngapain repot."

"Iya juga sih, lu bener. Tapi kalo Anya gak suka gue gimana? Berarti cuma 7 hari doang gue pacaran sama dia."

"Kan masih ada 4 hari lagi nih, ya tunjukin aja lu serius, gampang."

"Elu ye, Dra. Lu sendiri gimana sama Calvin? Lu gak kebawa perasaan lu kan?"

Aku sempat terdiam sebelum menjawab pertanyaan Leo. Bagaimana jika aku memang menggunakan perasaanku? Entahlah, aku baru saja mengenal Calvin lebih jauh, dan itu pun masih banyak hal yang belum aku ketahui sepenuhnya.

Menggunakan perasaanku? Ayolah.

Where are u, Dra?

Di rumah Leo, kamu di mana?

Kampus, wanna pick me up?

Sure, wait for me.

"Dari siapa?" tanya Leo.

"Pacar gue." Aku tersenyum menjawab pertanyaan Leo.

"Lu beneran kebawa perasaan lu ya?"

"Mungkin," jawabaku singkat.

...

Terbawa perasaan?

Itu yang ku pikirkan sepanjang perjalanan dari rumah Leo ke kampus Calvin. Matahari di siang ini cukup terik. Aku tidak ingin menghabiskan waktuku di luar ruangan. Hmm ... apa yang akan aku lakukan dengan Calvin hari ini? Sejak kejadian kemarin aku tidak bisa berpikir jernih. Mungkin mencium seorang perempuan hal yang biasa untukku, tapi mencium seorang pria?

Calvin sudah menarik perhatianku sejak pertama kali dia bekerja sebagai penulis part time. Laki-laki yang memiliki paras menarik, pendiam dan membuatku penasaran. Sayangnya aku tidak pernah memberanikan diri untuk sekedar berkenalan atau menyapanya. Dua hari terakhir ini ketertarikanku kepada Calvin semakin tinggi. Aku ingin tahu segala tentangnya.

Apa aku menggunakan perasaanku? Huft! Aku rasa aku memang menggunakan perasaanku.

"Vin." Aku membukakan pintu mobil, membiarkan Calvin masuk dan duduk di sampingku.

"Kemana kita, Vin?"

"Hmm ... tumben?"

"Sekarang giliran kamu. Apa yang mau kita lakuin?"

"Aku mau ajak kamu ke suatu tempat."

Aku hanya mengikuti petunjuk Calvin, melewati jalan utama menuju arah perbukitan di pinggir kota. Suasana yang tenang, semilir angin berhembus di antara dedaunan. Pepohonan yang berukuran besar, beberapa kursi yang tersusun di bawah pohon dan beberapa pedagang yang menjajakan daganganya. Cukup nyaman suasana di sini. Matahari yang tidak ku sukai pun tidak mengurangi keindahan tempat ini.

Playful CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang