4. Pengakuan

2 2 0
                                    

Aiyla sudah bersiap-siap dengan rapih berdiri di depan kaca yang cukup besar membalikan dirinya ke kiri dan kanan berulang ulang.

Berjalan menuruni anak tangga Aiyla berpamitan kepada Mama nya untuk pergi ke suatu tempat

Sesampainya "Aiyla"
Aiyla mencari suara yang memanggil namanya melihat ke kiri dan kanan mall "Aiyla" sosok seorang lelaki tampan berdiri di belakang Aiyla menyentuh pelan bahu Aiyla sontak saja Aiyla memutar badannya dan terkejut

"Denis" ucap Aiyla

Denis tersenyum manis mendadahi Aiyla di depannya "Hai"

Keduanya menghabiskan waktu bersama, bermain bersama mulai dari main mesin cepit boneka, lempar kaleng, karoke dan trampoline.

Saat keduanya merasa lelah mereka duduk bersama, Denis pergi meninggalkan Aiyla sebentar untuk memesan minum. Aiyla memandangi Denis yang tak jauh dari sampingnya menatap kagum dan tersenyum, Denis berjalan menuju Aiyla membawa 2 minuman Aiyla yang menyadari kehadiran Denis langsung memalingkan pandangannya ke sembarang tempat sembari menggaruk lehernya yang tak gatal

"Nih buat lo, di minum ya" ucap Denis sambil menyondorkan minuman ke Aiyla

"Makasih" ucap Aiyla sambil tersenyum manis

Denis tidak membalas ucapan Aiyla dan keduanya saling diam-diaman

"Aiyla" ucap Denis yang memecahan keheningan

"Emmm iya ada apa?" Tanya Aiyla

"Gue mau ngomong sesuatu boleh?" Ucap Denis yang sedikit kaku

"Iya boleh ngomong aja" jawab Aiyla geer sedikit tersenyum memegang sebentar dadanya yang dag dig dug kareka mengira akan di tembak Denis

"Emmm sebenarnya gue, gue"

"Ngomong aja Denis gausah malu-malu aku mau kok" potong Aiyla

"Beneran?" Aiyla mengangguk dan tersenyum manis dan menatap Denis.
Denis mencoba menarik nafas dan mengeluarkan nya dengan pelan

"Gue suka Devita"

Beg senyum Aiyla pun seketika memudar pengakuan Denis membuat hatinya merasa hancur dan sakit, kepalanya terasa memanas dan mukanya memerah menahan malu karna ke geeran-nya ia pun langsung memalingkan pandangannya

"Gue suka sama Devita dan.. gue masih cinta sama dia dulu gue pacaran sama dia udah 1 tahun lebih"

Aiyla yang bengong langsung menatap Denis sebentar dan memalingkan lagi pandangan nya

"Ada masalah yang bikin gue di putusin Devita huuuu gue gabisa buka hati gue buat orang lain. Di hati gue masih orang yang sama yaitu Devita, lo mau gak bantu gue buat balikan lagi sama Devita" ucap Denis dengan panjang lebar menyakinkan Aiyla agar mau membantunya

"Emmm.. tadi juga aku udah ngomongkan sama kamu aku mau.. bantu kamu" jawab Aiyla dengan penuh penekanan pada kalimat bantu kamu

"Aku pamit duluan ada acara keluarga"

Denis memegang tangan Aiyla
"Thanks Aiyla udah mau bantu gue" ucap Denis tersenyum.

Aiyla tersenyum menjawab Denis melepas genggaman tangan Denis dan pergi meninggalkan Denis

Jalannya pelan tatapannya kosong, seketika jalannya terhenti, berdiri diam menyenderkan tubuhnya ke tembok air mata yang sendari tadi ia tahan mengalir dengan deras sesekali ia mengusapnya pelan. ternyata menangis tanpa suara lebih menyakitkan

"Bodoh.. bodoh.. bodoh banget sii gue" ucap Aiyla yang memukul kepalanya sendiri
"Kenapa dulu gue gak sadar kalo Denis chat gue, deketin gue, cuma buat alat dia doang biar bisa tau kabarnya Devita, dan anehnya Devita gak pernah cerita apapun ke gue atau ke yang lainnya kalo dia pernah pacaran sama Denis.. sadar dong Aiy lo selama ini tau kalo lo mengagumi Denis jadi lo gaboleh berharap lebih kalo Denis juga mengagumi dan suka sama lo gak, gak, gak boleh gue harus buang fikiran kaya gitu. Sadar, sadar, sadar Aiyla"

Terimakasih sudah membaca terus ikuti cerita dari part-part selanjutnya 😊

Jangan lupa untuk vote dan comment:)

The AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang