2nd Effect

824 151 107
                                    

Any vote and comments would be appreciated.

*

Boleh minta 50 vote dan 100 comments-nya buat next part?

Boleh minta 50 vote dan 100 comments-nya buat next part?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

EMPAT bulan berlalu menjadi mahasiswa baru Kedokteran, nyatanya telah membuat Jesinda mengenal teman-teman barunya dengan baik. Detik ini, gadis berambut sepunggung itu tampak sibuk membaca kasus di ruangan tutorial bersama keenam teman kelompoknya selagi menunggu kehadiran dokter yang menjadi tutor.

Kegiatan tutorial ini dilakukan melalui diskusi kelompok sebanyak dua kali pertemuan dalam seminggu untuk membahas satu topik atau satu skenario dalam suatu blok yang sedang ditempuh oleh mahasiswa kedokteran.

"Eh, guys. Lo pada udah ngehubungin Kak NIM belum? Mengingatkan aja, sih, siapa tahu lupa." Asha--gadis yang terkenal paling modis di kelompok mulai membuka suara demi memecah keheningan.

Di Fakultas Kedokteran Zenius University memang menerapkan sistem Kakak NIM dan Adik NIM yang diharapkan mampu memberikan hubungan timbal balik yang menguntungkan antar angkatan. Pembagian sistem tersebut disesuaikan dengan tiga digit angka terakhir NIM--Nomor Induk Mahasiswa. Dalam penugasan kaderisasi fakultas, mahasiswa baru diwajibkan untuk melakukan sharing bersama Kak NIM masing-masing sebagai langkah awal untuk bisa saling mengenal satu sama lain.

Meskipun pertanyaan Asha telah dijawab oleh sebagian besar anggota dengan anggukan kepala, tetapi Bagas justru melempar respons yang berbeda.

"Aduh, males banget nggak, sih?"

"Gue udah kelar semua angkatan tapi, Gas. Sorry, kali ini gue nggak berpihak ke lo," balas Agi setelah laki-laki itu meletakkan lembar skenarionya ke meja.

"Ah, rese lo! Ini serius cuma gue doang yang belum ngehubungin mereka?"

"Hubungin aja kali, Gas. Kak NIM gue nggak ada yang rese, sih, sejauh ini. Malah pada baik-baik dan suka rela nawarin gue buku Kedokteran yang mahal-mahal itu," sahut Alea.

Gadis bernama Kiara, yang paling polos di antara teman-temannya itu mengangguk setuju. "Iya, kemarin aku juga baru ketemu sama mereka. Baik-baik banget dan selalu nawarin bantuan. Aku aja sampai bingung mau minta bantuan apa."

"Hubungin aja kali, nggak usah ribet." Aldi--laki-laki kulkas di kelompok tutor ini akhirnya membuka suara.

Jesinda yang sebelumnya hanya sibuk menyimak obrolan teman-temannya, kini ikut menyahut, "Eh, tapi gue juga kurang Kak NIM yang angkatan 2020. Kemarin daftar gue hilang, akhirnya nggak gue chat sampai sekarang."

Halo EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang