"Ma, abang dimana? Udah jam segini, nanti Hema telat." tanya seorang anak laki-laki yang sedang merapihkan seragam sekolahnya.
Sang Ibu yang mendengar pertanyaan anaknya hanya bisa tersenyum miris. Hatinya terasa sangat sesak. Bukan hanya ia yang merasakan kehancuran saat ini, namun juga anak bungsu nya.
"Ma?"
Hema menghentikan kegiatannya karna ia mengingat sesuatu. Tiba-tiba saja ia merasakan hatinya seperti di tusuk ribuan pedang, peluh kini membasahi dahinya, matanya juga memanas dan kakinya juga seperti mati rasa. Tanpa sadar Hema terduduk dilantai. Ia mulai memutar kenbali otaknya dan mengingat apa yang telah terjadi beberapa hari lalu.
Sang Ibu yang melihat putranya tiba-tiba terduduk di lantai itu langsung menghampirinya "Hema!"
"Ma.. Abang ma.." Hema kini meraung-raung di dalam dekapan sang Ibu,
"Iya Hema, mama ngerti. Ikhlasin abang ya sayang. Jangan begini, nanti abang juga ikutan sedih." Begitupula dengan sang Ibu yang juga ikut menangis seraya menahan Hema yang terus menerus memberontak dan memanggil nama sang kakak yang kini sudah berada jauh di atas sana.
Hancur. Itulah kata yang kini tengah dirasakan kedua insan tersebut. Setelah kejadian beberapa hari lalu yang menewaskan seseorang yang sangat berarti di dalam hidup keduanya.
Yogi, anak sulung sekaligus kakak laki-lakinya Hema. Ia tewas beberapa hari lalu dikarenakan kecelakaan yang dialami nya. Tewasnya sang kakak membuat Hema sangat terpukul, sebab kecelakaan itu terjadi tepat di depan mata Hema. Hema selalu menyalahkan diri-nya atas kematian sang kakak, padahal kecelakaan itu sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Hema. Tetapi Hema tetap menyalahkan diri-nya dan membuatnya semakin terpuruk.
Hema dan Bang Yogi tersayang<3
******
happy reading!~~~~~~~~~~~~~~~~~~
semoga tamat! hehe<3
~~~~~~~~~~~~~~~~~~don't forget to Like and Comment guys! 🥰