Sudah memasuki minggu kedua setelah kepergian mendiang Yogi. Hema dan Devi masih terjebak di dalam kesedihan selepas ditinggal seseorang yang paling berharga di hidup mereka.
Beruntungnya Hema sekarang sudah mau kembali lagi ke sekolah, hal itu berkat Jibran dan Juan yang selalu membujuk Hema agar Hema tidak terlalu larut dalam kesedihan dan mulai menjalani kehidupannya tanpa seorang 'kakak'. Sesekali Jabil— sahabat Yogi juga datang kerumah hanya untuk sekadar bersapa dengan Devi dan Hema.
Jabil dan Yogi sudah bersahabat dari mereka masih duduk di bangku sekolah dasar, tidak heran jika Jabil juga menjadi salah satu orang yang paling kehilangan sosok Yogi. Tetapi Jabil tetap berusaha tegar, karna Jabil berpikir bahwa selain dia, masih ada Devi dan Hema yang sama bahkan jauh lebih kehilangan daripada-nya.
Siang hari itu Jabil tengah mengunjungi rumah terakhir Yogi. Wajah putih susu itu sedang dibanjiri air mata, semua memori tentang nya dan Yogi kembali berputar. Mengingat kembali kejadian-kejadian yang menyayat hati, padahal memori itu berisi tentang tawa dan kebahagian, tetapi ntah mengapa rasanya begitu sakit. Sambil menatap guci berisikan abu mendiang sahabatnya itu, air mata Jabil tak bisa berhenti turun.
"Gi, sumpah kenapa harus secepet ini si anjing? Kenapa? Kenapa lo ninggalin gue sendirian? Padahal lo udah janji kalo kita bakalan sukses bareng-bareng, tapi apa? Lo pergi gitu aja." Jabil terduduk lemas di lantai, kepalanya tertunduk, ia sedang menumpahkan seluruh air matanya disini "Sakit hati gue Gi."
Jabil masih dalam keadaan terduduk di lantai, hatinya benar-benar sakit. Ia tidak bisa menyalahkan siapapun disini, karna ini memang sudah takdir bagi Yogi untuk pulang lebih cepat. Tapi tetap saja, kenapa harus Yogi? Kenapa harus orang sebaik dia? Masih banyak hal yang belum Jabil dan Yogi lakukan, seperti melihat Jabil atau Yogi berdiri di atas pelaminan bersanding dengan masing-masing kekasih tercinta atau bahkan pergi ke stadion bola untuk menonton pertandingan club bola kebanggaan mereka berdua.
Jabil berdiri dan tangannya menyeka sisa air matanya. Jabil memaksakan dirinya untuk tersenyum. Ia mengambil secarik kertas berisikan foto dirinya dan Yogi dengan beberapa ucapan dibelakangnya, Jabil meletakkan foto itu di dekat guci milik Yogi.
"Gue pergi dulu Gi, gue bakalan dateng lagi nanti. Dateng ke mimpi gue ya kalo gue kangen sama lo." ucap Jabil dan langsung pergi meninggalkan columbarium dengan keadaan hati yang masih belum bisa mengikhlaskan kepergian mendiang sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEJAVU
Fiksi PenggemarTuhan ambil dia, tapi dia kembali dengan raga yang berbeda.