Hari ini udara sangat panas hingga menusuk kulit. Biasanya setiap orang akan enggan untuk pergi keluar rumah saat cuasa sedang sepanas ini dan lebih memilih untuk berleha-leha dirumah atau lebih tepatnya dikamar dengan angin atau udara sejuk yang dikeluarkan oleh kipas angin atau air conditioning atau yang biasa disebut dengan AC.
Hema, seorang pria remaja berusia 17 tahun itu sedang menidurkan dirinya dikasur kesayangan miliknya dengan sebuah benda pipih yang berada ditangannya. Mata Hema terfokus pada telepon genggam miliknya, ia sedang sibuk membalas pesan-pesan tidak jelas dari kedua sahabatnya itu dan tidak jarang juga Hema membalas pesan yang dikirimkan oleh sang kekasih yang sedang berada dirumahnya.
Saat sedang asik bermain ponsel, tiba-tiba Hema mengingat sesuatu. Matanya melihat kearah langit-langit kamarnya, dadanya berdegup kencang lalu dengan cepat ia menggelengkan kepalanya sambil sedikit memukulnya dengan pelan hanya untuk menyadarkan dirinya dari pikiran yang tidak jelas.
"Gak anjir. Gue ikut makamin bang Yogi juga, gak mungkin dia bangkit dari kubur gitu kan?" ujar Hema kepada dirinya sendiri sambil menggelengkan kepalanya dan bangkit dari posisinya yang semula tiduran menjadi duduk.
"Tapi itu beneran bang Yogi sumpah. Eh tapi gak deng, mirip doang."
"Tapi mirip banget, anjing." ucap Hema sambil memukul kasur karna merasa agak frustasi
'ddrrrrrttt'
Saat sedang berkelahi dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba ponsel Hema berbunyi. Mata Hema melihat nama yang tertera di ponsel miliknya dan ia berdecih sambil menggulirkan bola matanya. Tapi Hema tetap mengangkat panggilan tersebut dan langsung menempelkan ponselnya ke telinga
"Kenapa bang?"
"Hema. Mamah dirumah kan?"
"Iya."
"Oh iya. Lo gak sekolah?!"
Hema kembali memutar bola matanya, "Ini hari minggu bang Jabil yang paling ganteng di dunia.."
Terdengar suara Jabil yang sedang tertawa dibalik sana "Oh iya gue lupa! Sorry sorry. Yaudah bilangin mamah, gue mao kesana."
"Iya. Yaudah gue matiin ya bang, banyak tugas." ucap Hema berbohong. Jangankan tugas, grup kelas pun tidak ia buka dari seminggu yang lalu.
"Good boy! Belajar yang bener!"
"Heem" Hema langsung mematikan panggilan dari Jabil "Mah.. Bang Jabil nanti mau kesini.." teriak Jabil dari dalam kamar. Ia tidak peduli Ibunya mendegar atau tidak, yang penting Hema sudah memberitahu
***
Sudah lima belas menit berlalu sejak kedatangan Jabil kerumah Hema dan Hema yang dipaksa untuk menemani Jabil diruang tamu, sedangkan sang Ibu sibuk membuatkan minuman di dapur. Sejujurnya Hema agak tidak menyukai Jabil karna Jabil sangat galak, tidak seperti abangnya yang lemah lembut. Tapi disisi lain Hema senang dengan kedatangan Jabil, karna Jabil tidak pernah datang kerumah dengan tangan kosong, setidaknya dia akan membawa satu sampai tiga bungkus makanan.