~~~~~~~~~~~~~~
how was your day?
~~~~~~~~~~~~~~Devi— Ibu Hema tengah menelpon wali kelas Hema, beliau sedang meminta izin untuk Hema tidak masuk sekolah lagi hari ini.
Hema kini masih menyalahkan diri-nya atas kepergian sang kakak. Andai saja saat itu ia tidak menagih janji Yogi untuk pergi ke toko sepatu, pasti Yogi masih disini, bersama dirinya.
Setiap hari Hema selalu mengatakan kepada sang Ibu bahwa ia habis bermain dengan sang Kakak. Mendengar perkataan sang anak membuat hatinya semakin terluka. Sudah berapa kali Devi meyakinkan kepada Hema bahwa Yogi— sang kakak, sudah pergi untuk selamanya. Namun Hema masih saja menanyakan keberadaan sang kakak setiap pagi sebelum berangkat sekolah dan berakhir Hema yang tidak jadi berangkat ke sekolah.
***
'tok tok tok'
Pintu kamar Hema terbuka, memperlihatkan sosok wanita dengan rambut sebahu yang sudah terlihat sedikit memutih masuk ke dalam kamar Hema.
Hema kini sedang duduk di ujung kasur seraya memandangi bingkai foto yang menempel di dinding dengan foto diri-nya dan Yogi— sang kakak yang tengah tersenyum ceria.
"Hema, makan dulu ya sayang. Udah seminggu makanan kamu gak pernah habis." ucap Devi yang kini sedang membawakan nampan berisikan sepiring makanan juga segelas air putih di atasnya, lalu meletakkan nampan itu di atas nakas milik Hema.
Sang Ibu duduk di tepi kasur, beliau mengelus lembut rambut Hema. Hema tidak memalingkan wajahnya dan tetap memandangi bingkai foto tersebut.
Melihat itu membuat hati Devi semakin teriris. Tetapi Devi ber syukur karna pernah memiliki dua orang anak yang sangat ramah dan menyangi Sang Ibu dan satu sama lain. Keduanya jarang bertengkar, itu dikarenakan jika Hema marah, Yogi akan selalu mengalah untuk Hema. Mereka saling melengkapi satu sama lain, Hema yang pemberani dan Yogi yang lemah lembut.
Saat keadaan hening, terdengar suara ketukkan pintu.
Devi berdiri dari duduknya dan kembali mengelus kepala sang anak "Mamah keluar ya. Kamu jangan lama-lama sedihnya, nanti mamah juga ikutan sedih." ucap Devi dan pergi meninggalkan kamar Hema.
Hema hanya menghelakan nafasnya dan kembali menatap bingkai foto itu.
***
Saat Devi membuka pintu, terlihat seorang gadis cantik dengan dress berwarna biru tua. Gadis itu tersenyum ramah dan dibalas senyuman oleh Devi, tiba-tiba saja gadis itu memeluk Devi. Air mata kembali tumpah baik Devi ataupun gadis itu, mereka berdua sama-sama menangis.
"Ibu.. Kaila kangen Yogi bu.." gadis bernama Kaila itu terisak di dalam dekapan Devi, Devi mengelus lembut kepala Kaila.
"Yang sabar ya sayang. Ikhlasin Yogi, jangan begini terus. Kamu sama Hema harus bisa relain kepergian Yogi. Ini udah takdir Yogi buat pergi." Devi melepas pelukkan nya dan menatap wajah Kaila yang masih berlinang air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEJAVU
Fiksi PenggemarTuhan ambil dia, tapi dia kembali dengan raga yang berbeda.