"Sargas, mamah kan udah bilang jangan terlalu cuek sama kiran" Ranti -ibu sargas- berdecak kesal tatkala sargas seolah bersikap acuh kepada kiran yang tak lain adalah calon tunangannya sendiri.
Dua hari yang lalu dan juga hari ini ranti meminta kiran untuk datang kerumahnya dengan harapan sang anak dapat luluh dan bertambah dekat dengan kiran. Nyatanya setelah sampai rumah sargas langsung masuk kamar dan mengunci kamarnya.
"Iya mah" Ucap sargas malas
"Iya iya mulu kamu. Udah deh, mamah mau kedapur dulu"
Sargas mendengus dan kemudian ikut beranjak dari ruang keluarga ke kamarnya. Bukannya bermaksud tidak sopan kepada orang tua tapi sargas sudah bosan mendengar mamahnya bicara tentang tidak boleh cuek kepada kiran.
»»»»»
"Sekarang lo mau gimana sar?" Saat ini sherina sedang berada dikamar sarah dan berhubung besok hari libur dan dirumahnya tidak ada orang karena kedua orang tua sherina sedang berada diluar kota, ia memutuskan untuk menginap dirumah sarah.
"Aku bingung sher" Sarah menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Menurut gue, lo harus ngejauh dari sargas sementara waktu buat mikir dan nentuin sikap lo selanjutnya gimana ke sargas"
"Harus ya?"
"Harus! Mumpung besok weekend"
Sarah mengangguk - anggukan kepalanya. Tidak lama setelah itu handphone sarah berbunyi dengan nama sargas tertera.
"Sargas nelpon sher, angkat ga?"
"Janganlah bego, lo kan lagi misi menjauh dari sargas"
"Tapi kasian, kalo ga diangkat terus dia kesini gimana?"
"Emang dia pernah kayak gitu?"
"Pernah pas aku pergi ke supermarket depan dan ga bawa hp, tiba-tiba dia ada didepan rumah katanya kenapa ga angkat telpon"
"Huh. Yaudah sini gue angkat" Sherina langsung merebut hp sarah dan menekan ikon telpon warna hijau.
"Hal-"
"Sarah mau girl time jangan ganggu sampe hari senin" Sherina langsung mematikan panggilan setelah berbicara seperti itu. Setelah itu, terjadi keheningan beberapa saat dan kemudian tika -ibu sarah- mamanggil untuk makan malam.
»»»»»
"Sher, itu mamat kan?" Sarah menunjuk dengan dagunya
"Oh, iya kali"
"Kok singkat banget balesnya?" Sarah mengerutkan dahinya, ia bingung kenapa sherina hanya membalas singkat.
"Ya emangnya gue harus gimana?" Sherina membalas dengan cuek ucapan sarah.
"Itu mamat loh sher, lagi sama cewek" Sarah menjawab dengan gereget.
Ohiya, siang di hari minggu ini Sarah dan Sherina sedang berada di bioskop dalam rangka menghabiskan waktu weekend untuk menjernihkan pikiran sarah. Tapi sepertinya pikiran Sherina yang akan terganggu.
"Kalo dia sama cewek kenapa sihh!"
"Kok kamu nge-gas sih? Cemburu?"
"Engga, udahlah ayo masuk udah dibuka tuh teaternya" Sherina berjalan memasuki teater meninggalkan Sarah.
"Kalo gak cemburu harusnya nyapa dulu" Sarah menggumam kecil.
»»»»»
Saat ini Sargas sedang menghabiskan waktunya menemani kiran melakukan pemotretan. Yup, bener kiran adalah seorang model.
"Huhh" Sargas menarik nafas dalam sambil menatap layar ponselnya. Sarah benar-benar tidak menghubunginya.
"Kamu kenapa gas?" Kiran bertanya sambil duduk disamping sargas.
"Bukan urusan lo" Sargas bahkan tidak melihat kearah Kiran sedikit pun.
Kiran mengulas senyum tipis lalu mengalihkan pandangannya. Matanya perih, sudah biasa tapi kenapa masih terasa sakit.
»»»»»
Besok sudah senin, tapi Sarah masih belum bisa mengambil keputusan untuk menjauh dari Sargas atau kembali bersikap seolah tidak tau apa-apa.
"Gimana nih? Mana Sherina lagi galau juga lagi gara-gara si mamat" Sarah bergumam sendiri sambil bolak balik jalan didepan jendela kamarnya.
Setelah mengaku tidak cemburu melihat mamat dengan cewe lain, nyatanya Sherina langsung dalam mode senggol bacok. Akhirnya mereka memutuskan pulang kerumah masing-masing setelah menonton bioskop. Bukannya Sarah tidak mau menemani Sherina bergalau ria, tapi Sherina tipikal orang yang selalu butuh waktu sendiri buat nenangin diri.
Back to keresahan Sarah.
"Kalo gak ngejauh dari Sargas, ini sakit banget" Sarah memegang jantungnya.
"Tapi kalo aku ngejauh dari Sargas... engga engga engga" Sarah memegang kembali jantungnya. Bahkan baru memikirkan untuk meninggalkan Sargas saja jantungnya lebih sakit dari pada membayangkan Sargas dengan cewe lain.
Definisi sama Sargas itu sakit tapi lebih sakit lagi kalo gak sama Sargas. Oke, mungkin ini terdengar lebay untuk sebagian orang, tapi gak ada yang benar-benar mengerti rasanya sebelum ada di posisi yang sama dengan Sarah. Sarah sudah memutuskan.
»»»»»
"MAMATTTT"Teriakan itu datang dari Sarah yang berdiri tepat di samping Mamat. Senin pagi yang sama sekali tidak membahagiakan, baik untuk Sarah maupun Sherina atau mungkin lebih banyak orang lagi yang tidak menyambut senin dengan bahagia.
"ANJ- lo ngapain sihh sar, sakit kuping gue"
Dengan muka cengengesan Sarah berkata "Kamu sama siapa kemarin?"
"Kemarin apa?"
"Di bioskop mattt"
"Gue di rumah seharian"
"Aku sama Sherina jelas banget liat kamu kemarin" Sarah sangat yakin kalo yang dia liat kemarin adalah mamat, tapi kok...
"Di Kokas?"
"Iya"
"Kembaran gue kali"
"Loh, kamu punya kembaran?" Tidak pernah ada berita sama sekali kalo mamat alias Mattew Laksono ini punya kembaran.
"Iyaaa kemarin kembaran gue bilang mau nge-date ke kokas, kenapaa?"
Bukannya menjawab pertanyaan Mamat, Sarah langsung lari keluar kelas. Tujuannya adalah perpus sekolah. Yupss, Sarah akan menjemput Sherina yang berniat bolos seharian di perpus.
Btw, sebenernya Sarah pun berniat bolos, setidaknya tidak perlu ikut Upacara di hari senin ini. Bukann, bukan tidak menghargai petugas upacara atau tidak nasionalis, tapi kelas Sarah dan Sargas itu sebelahan. Sarah butuh sedikit lagi waktu untuk bersikap seolah tidak tau apa-apa.
»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»
TBC.
Kalian bisa vote atau komen kalau kalian mau. Dibanding vote atau komen aku lebih berharap kalian bisa enjoy baca cerita aku.
Kalian juga bisa banget ngasih masukan cerita untuk part-part kedepannya.
See you,
Stay safe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarah
Novela JuvenilIni tentang cinta dua perempuan yang menyukai satu laki-laki yang sama. Juga tentang Sang laki-laki yang tidak bisa memilih untuk menetap atau pergi ke lain tempat.