Prolog

24 5 0
                                    

       Aku terlahir dengan keluarga yang lengkap, penuh kebahagiaan serta aku di keluarga ini adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga ini. Satu-satunya harapan di keluarga.


     Aku bersekolah di salah satu SMA swasta di kota ini. Suatu hari, aku bertemu dengan seorang anak laki-laki di sekolahku. Dia terlihat begitu sempurna, tapi kenyataannya itu hanya tipuan belaka. Aku menyayanginya dengan sepenuh hati, namun apa daya aku hanya dianggapnya sebagai tempat pelarian dan pelampiasan. Bahkan, karena lelaki itu, aku bertengkar dengan teman sebangkuku sendiri.


      Hari itu, Bapak selaku kepala keluarga pergi meninggalkan kami, aku dan ibuku. Di hari pertama setelah kepergian beliau, anak laki-laki itu datang ke rumah ku untuk bertakziah bersama dengan rekan-rekan dan guruku.


     Sampai saat ini, aku dengan anak laki-laki tersebut satu kelas, bahkan kita saling bertemu tanpa saling menyapa. Semua itu diluar dugaan ku. Aku mengira, setelah kejadian itu berlalu, aku tidak akan dipertemukan lagi dengan dia.

 
      Sikap dan sifat dia masih sama saat aku pertama kali bertemu dengan dia.
Sikap egois, kompetitif, misterius, dan gengsinya masih tetap sama. Aku bahkan sudah kebal dengan dia, bahkan kebiasaan dia yang dulu aku tidak tahu, sekarang aku menjadi tahu.


      Dan semua itu tidak berakhir pada masa SMA saja. Kita berdua dipertemukan kembali di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di daerah Surabaya.
Aku kira, semua berakhir saat SMA, tapi entah apa tujuan Tuhan malah mempertemukan kita kembali di sini. Untungnya, fakultas dan jurusan kami berbeda, sedikit lega dan tenang karena tidak setiap saat bertemu dan melihatnya.

Ex-PerienceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang