Para murid di kelas 1-A berlomba untuk menjadi yang terpintar lalu mendorong murid lainnya dalam kesengsaraan, menjuluki mereka sebagai 0 (zero).
Akan tetapi suatu hari bel kelas malam berbunyi.
"Hari ini adalah tes kelas malam, jawab seluruh pertan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku rasa begitulah manusia, semakin menutupi sebuah rahasia maka mereka akan semakin tidak tahan untuk mengatakannya."
....
****
10 menit lalu sebelum Yeonjun terselamatkan.
....
“Pertanyaan kelima ….”
Sudah setengah perjalanan, sekarang adalah giliran Jeno, sedaritadi lelaki itu berdiri di dekat mic namun gilirannya selalu direbut murid lain, dia berjalan mendekat tanpa ragu seperti pembawaan Jeno yang tidak pernah setengah-setengah.
Dia selalu keren dalam kondisi apapun, sayang sekali dia mendapat imej buruk sebagai seorang laki-laki playboy sekaligus teman pembully.
“Disebut apa fenomena kejadian yang selalu berulang dan terus-menerus terjadi tanpa berhenti?”
Jeno mendehem pelan, sudah jelas ini buruk karena dia tidak tahu jawabannya.
Fenomena kejadian yang selalu berulang? Memangnya apa? Si misterius terus memberi pertanyaan tidak masuk akal sekaligus sulit, tidak ada pertanyaan seperti itu dalam soal-soal di sekolah, mereka mempelajari materi seperti matematika atau semacamnya.
Bukan pengetahuan tentang hal-hal unik.
“10.”
“9.”
“8.”
“Jeno, cepat jawab,” ucap Yiren khawatir.
Jeno yang tidak tahu jawabannya hanya bisa mengepalkan kedua tangan, jika dia melemparkan giliran pada Yeonjun maka pertanyaan akan diganti, sama saja tidak menghasilkan apapun jika Yeonjun tidak dapat menjawab.
Namun jika Jeno tidak berhasil menjawab pertanyaan kali ini dengan benar maka kesempatan salah hanya tersisa dua, berarti Yiren, Mark dan Jaemin tidak boleh menjawab pertanyaan dengan salah.
“7.”
“6.”
“5.”
“4.”
“3.”
“2.”
“ .. 1.”
“Waktu habis.”
Jeno memejamkan mata erat-erat, tangan itu memijat keningnya sendiri, jujur saja saat ini Jeno merasa sangat malu dan kecewa pada dirinya sendiri, dia tidak mampu menjawab pertanyaan dan sudah merugikan teman-temannya.
Jimin mendecak sebal seakan ini bukanlah petanda baik, kendati Jeno adalah salah satu teman akrabnya, padahal dia juga melemparkan pertanyaan pada Yeonjun.