(Bab Spesial : Mark)

280 104 79
                                    

"Bu, seberapa banyak kauharus terluka?Apa yang sudah kuberikanpada dunia ini saat akumeninggalkanmu?Kau telah menjagaku danmemberikan segalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bu, seberapa banyak kau
harus terluka?
Apa yang sudah kuberikan
pada dunia ini saat aku
meninggalkanmu?
Kau telah menjagaku dan
memberikan segalanya.

Anakmu ini tumbuh dengan
air matamu."

....

****

"Ayah, Kakak, aku berangkat sekolah dulu."

Aku adalah Mark Lee, anak dari seorang tentara dan adik dari seorang pemadam kebakaran, bisa dikatakan aku adalah anak sekaligus adik dari seorang pahlawan.

Semasa kecil hidupku dihabiskan dengan mendengar cerita-cerita bersejarah dan bagaimana ayahku menyelamatkan teman-teman sekaligus orang-orang susah dari ancaman, bukankah itu terdengar sangat keren?

Setiap ayah pulang setelah menjalani tugas, pasti hatiku langsung berdebar-debar tidak karuan menanti cerita apa yang akan dia bagikan pada kami, aku ataupun kakak begitu bersemangat.

Ayah adalah Superman bagi masa kanak-kanak kami.

Ibu juga begitu bangga, meski sering merasa kesepian atau terkadang berdiri di depan jendela dengan kedua mata penuh rindu tetap saja dia selalu berkata pada kami bahwa tugas kemuliaan memang membutuhkan banyak pengorbanan.

Akan tetapi pada suatu hari beberapa tentara datang ke rumah, kami sedang bersantai di ruang tengah dengan lembaran buku gambar namun suara teriakan Ibu terdengar jauh lebih nyaring daripada tv.

Aku dan kakakku melihat Ibu pingsan sambil menggenggam sebuah sobekan kain bertulisan nama ayah di sana.

Mereka bilang bahwa ayah tidak bisa diselamatkan, bahkan tubuhnya pun tidak dapat dibawa pulang.

Sejak saat itu Ibu berhenti menatap ke luar jendela dengan sorot mata rindu, melainkan menatap sebingkai foto di atas buffet, tertinggal beberapa tangkai bunga di dalam vas, petanda bahwa kami tidak akan bisa mendengar kisah perjuangan apapun lagi.

Membesarkan dua anak laki-laki sendirian dengan uang tunjangan atau segala harta peninggalan ayah, kami bekerja begitu keras agar mencapai kebahagiaan keluarga kami.

Setelah lulus dari segala pendidikan saat itulah kakak datang kembali ke rumah dengan memberi kabar bahwa dia telah diterima menjadi seorang pemadam kebakaran.

"Benarkah? Keren sekali!" seruku penuh rasa bahagia.

"Tapi apakah itu tidak terlalu berbahaya?"

Ibu adalah satu-satunya orang yang khawatir di antara kami, bahkan kakak tersenyum sangat lebar sambil berkata kalau tidak akan terjadi apa-apa padanya.

Sebagai anak terakhir pada keluarga yang luar biasa, aku merasa harus melakukan hal sama, sejak Sekolah Menengah Pertama aku selalu dipilih menjadi ketua kelas dan mengemban tugas besar hingga menjadi anggota OSIS.

The XXX Of The Devil [TXT - SKZ - NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang