senin

992 133 11
                                    

press star to help me smile :)
+

minimarket sering berdampingan dengan sebuah penginapan untuk mempermudah saja. juga untuk kerja sama mungkin. sebab manusia paling tidak bisa melihat minimarket, kalau tidak masuk sekarang, ya nanti kalau sudah mulai lapar.

jake—kasir berkacamata itu menopang dagu. matanya melihat ke arah luar jendela, kendaraan berlalu-lalang di jalan lengang. wajar saja kalau sepi pengunjung, dia kan selalu shift malam. pengunjung yang datang mungkin tukang parkir yang membeli rokok.

dari jauh sosok perempuan terlihat berjalan memasuki minimarket. jake yang lesu langsung berdiri tegak.

"selamat datang di indomei, selamat belanja," katanya seperti biasa setiap ada pengunjung masuk.

perempuan itu nyengir. "santai aja mas, pengunjungnya cuman saya kok."

jake hanya mengangguk sekilas, menghargai. dia memperhatikan perempuan tersebut. sebetulnya jake heran ada pengunjung perempuan datang sendirian jalan kaki pukul satu malam.

tampilannya santai, seperti memakai baju tidur dan jaket. rambutnya sebahu dan diikat kecil, meskipun tetap berantakan.

tapi siapa juga yang memperhatikan penampilan pukul satu malam dini hari?

jake berhenti melamun saat perempuan itu menyerahkan barang yang dia beli. lumayan banyak untuk belanja malam-malam seperti ini.

"udah, ini aja, kak?"

dia mengangguk, merapatkan jaketnya kedinginan. "iya, mas. udah banyak itu kalo kata saya."

jake sedikit canggung karena malu. barang-barang yang dibeli pengunjung ini sedikit sensitif, yaitu pembalut, sikat gigi, anti-septik dan susu pisang kotak.

"totalnya 45.000."

perempuan itu memberikan uang genap lima puluh ribu. "chupa-chups juga ya, biar pas ga kembalian."

"iya kak."

"makasih," katanya menerima satu plastik belanjaan. "semangat shift-nya, mas. kalo ngantuk kan tinggal pilih mau kopi instan yang mana."

jake hanya tersenyum menghargai sampai perempuan tadi pergi.

jake kembali duduk saat sosok perempuan itu tadi sudah hilang dari pandangannya. dia tidak pernah melihat perempuan itu sebelumnya. wajahnya begitu asing seperti bukan orang indonesia. tapi bicaranya fasih meskipun suaranya begitu cempreng.

"itu manusia kan? ga lucu kalo ternyata hantu lagi nyamar jadi cewe cantik." jake bermonolog, mengusap-usap pundaknya yang tiba-tiba merinding.

temporary crush, jake shim.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang