rabu

462 90 1
                                    

"ketemu lagi."

jake tertawa kecil, melihat tubuh perempuan itu berjalan ke section susu, tidak sampai dua menit, dia langsung membawa tiga kotak susu pisang ke hadapan jake.

jake menelan ludah. kemarin beli dua kotak, sekarang nambah satu jadi tiga. dia benar-benar heran dan tidak habis pikir, ternyata ada juga orang tergila-gila dengan susu pisang.

membayangkannya saja sudah membuat jake mual.

"maaf kak kalo lancang. tapi kakak kok selalu ke sini jam segini, mana sendirian. emang rumah kakak di mana?" tanya jake, memasukkan tiga kotak susu tadi ke dalam plastik putih kecil.

arima—perempuan yang barusan menginjak usia dua puluh itu pun menjawab pertanyaan jake dengan santai. seolah bicara pada temannya sendiri.

"gue nginep di sebelah. kenapa? bingung ya lo tiap hari gue ke sini?"

"jujur, iya. saya sempet kira kakak bukan manusia malah. maaf banget nih kak."

arima ketawa, sampai-sampai matanya ikut mengecil. "sialan lo. btw, lo jaga sendirian? biasanya kan ada temennya gitu satu dua."

"ya namanya kota kecil, kak. minimarketnya juga otomatis sepi. jadi satu orang yang jaga, kayanya udah cukup. toh yang beli rata-rata selalu tamu penginapan sebelah."

"hahah iya kaya gue gitu ya."

"kakak dari jakarta?" tanya jake menyadari logat arima.

perempuan itu mengangguk. "ketara ya? eh, btw gue duluan ya."

jake hanya mengangguk mengiyakan. ternyata arima orangnya lancar diajak bicara, tidak seperti kebanyakan pengunjung yang menganggapnya sebatas kasir dengan tatapan rendah.

jake jadi membayangkan kalau arima menemani dirinya shift malam, pasti suasana tidak terlalu mencekam karena suara tawa arima yang menyenangkan.

temporary crush, jake shim.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang