Saat jam menunjukan pukul 04:20 dini hari, fatin terbangun dan dia melihat ke arah reza yang tidur dengan posisi menghadap kepadanya.
Melihat reza tidur dengan tenang dan wajahnya terlihat sangat damai, fatin pun tersenyum kecil dan berkata.
"Kau sangat tampan jika sedang tidur..." ucap fatin pelan
Namun tak lama kemudian ia pun tersadar dan menepuk nepuk pipinya pelan.
"Astagfirullahaladzim.. Sadar.. Sadar.. Fatin, apa ini?? Apa aku mengatakan dia tampan? Arghh.. Tidak tidak itu hanya perasaan ku saja. Wajahnya sangat menyebalkan tidak mungkin aku mengatakan kalo dia tampan." ucapan fatin terus berbicara kepada dirinya sendiri.
"Apa kau mengigau? Kenapa kau berisik sekali hah.. Dasar wanita cerewet" ucap reza dalam keadaan mata masih tertutup dan kembali tertidur lelap.
"Hah.. Dia mendengar ku? Apa aku terlalu berisik..?" ucap nya sambil bengun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi bersiap siap untuk sholat subuh.
Setelah selesai mandi dan bermukena, fatin terkejut karena reza masih tertidur pulas sedangkan adzan sebentar lagi akan berkumandang.
Fatin pun menghampiri reza dan menepuk reza pelan sambil berkata..
"Sholat, apa kau tidak sholat?" tanya fatin yang tidak sedikit pun membuat reza terbangun.
"Ayahnya qanita, apakah kau tidak akan bangun? Ini sudah mau adzan tapi kenapa kau belum bangun juga.." tanya fatin sedikit keras dan membuat reza sedikit tersadar.
"Argh ini jam berapa? Aku masih ngantuk.." ucap reza sambil menguap.
"Apaa?? Jangan bilang kau tidak pernah sholat Subuh? Reza.. Kau ini laki laki apa alasan mu tidak sholat? Apakah kau sedang haid? Atau baru beres nifas?" ucap fatin dengan nada ngomel nya membuat reza terbangun dan langsung duduk dari posisi tidurnya.
"Huuh ngaco aku selalu sholat kok, hanya saja aku bangun setelah adzan shubuh selesai.. Hhee.. " ucap reza dan bergegas ke kamar mandi untuk bersiap siap.
.
.
.
Waktu sudah menunjukan pukul 07:00 fatin, reza dan qanita sudah berpakaian rapi untuk pergi ke pesta ulang tahun nya putra pertama reza. Memang hal ini membuat fatin sangat gugup karena dia tau jika ada putra pertama reza maka disana pasti ada mantan istrinya juga."Bunda kau sangat cantik, pantas saja ayah langsung menyukaimu dan menikahimu" ucap qanita yang membuat fatin tersenyum malu.
"Kamu juga sangat cantik my princess, ummm gemes sekali.." ucap fatin dan mencubit pipi qanita.
"Hey para perempuan? Sudahkah saling memuji nya? Kita belum membeli hadiah untuk dibawa ke acara ulang tahunnya andika." ucap reza yang membuat fatin dan qanita tertawa kecil.
"Baiklah.. Ayo kita pergi sekarang" ucap fatin sambil menggenggam tangan qanita dan berjalan menuju ke luar.
.
.
.
Setengah jam kemudian mereka sampai di sebuah gedung yang sudah di rias sangat mewah membuat fatin terkagum kagum dengan pesta nya."Apakah mantan istrimu juga seorang pengusaha?" tanya fatin yang membuat reza hanya menatapnya sekilas dan pergi tanpa menjawab pertanyaannya.
Fatin pun kesal karena pertanyaannya yang tak di jawab reza, ia pun mengikuti langkah reza bersama qanita.
"Ayah itu ka andika.. " ucap qanita sambil menunjuk ke arah seorang anak laki laki yang berumur sekitar 10 tahun.
Reza, fatin dan qanita pun bergegas menghampiri andika.. Dan tiba tiba.
"Reza? Kau datang rupanya." ucap seorang wanita yang berpakaian gaun modern diatas lutut, penampilannya benar benar sangat menggambarkan wanita kaya yang gila branded.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku
SpiritualIni adalah cerita sequel. Dan author sarankan agar kalian membaca cerita yang berjudul "pantaskah perempuan sepertiku mencintai seorang ustadz" setelah itu kalian baca " Separuh jiwaku yang hilang" dan setelah kedua cerita itu kalian selesai membac...