Setelah fatin dan reza pergi membawa qanita dari tempat itu,, membuat arjuna menelan ludah dan langsung menatap rania dengan tatapan yang membuat rania merasa penasaran.
"Arjun, apa kau baik baik saja?" tanya rania karena melihat wajah arjun yang shock karena tidak percaya dengan keberadaan fatin.
"Attahan.. Attahan Group adalah perusahaan terbesar yang aku target kan sejak dulu,, arghhh rania bagaimanapun caranya kau harus bisa dekat dengan fatin. Setidaknya kau bantu aku agar bisa bekerja sama dengan attahan group lewat fatin." ucap arjun yang membuat rania melotot dan berkata..
"Apa Maksudmu? Kau menyuruhku mendekati istri dari mantan suami ku? Yang benar saja arjun. Aku tidak mau melakukannya." ucap rania menolak mentah mentah permintaan arjuna.
Arjun pun mendekati rania dan memegang lembut tangannya sembari berkata.
"Sayang, apapun yang kamu inginkan selalu aku berikan. Kebutuhan sehari hari kamu dan anak kamu aku yang tanggung, dan sekarang dihari ulang tahunnya andika aku memberikannya mobil, semua itu aku bisa melakukannya karena pekerjaanku. Coba kamu bayangkan jika aku bekerja sama dengan perusahaan terbesar itu. Apa yang akan terjadi? Bukan hanya aku yang menikmatinya. Tapi kau pun, begitupun anakmu." ucap arjun membujuk rania dengan nada yang sangat lembut.
Rania pun merenungkan semuanya dan dia pun merasakan apa yang arjun katakan itu benar. Lagi pula dia bisa mendekati fatin dengan alasan untuk bertemu dengan qanita anaknya.
"Baiklah. Serahkan semuanya kepadaku." ucap rania yang membuat arjun mengecup keningnya dan berkata.
"Kau memang kekasih ku yang sangat kucintai, jika bisa buat dia datang kerumah kita oke..?" ucap arjun yang membuat rania mengangguk mengiyakan.
Disisi lain Fatin, Reza dan qanita sedang dalam perjalanan pulang. dan fatin pun menatap reza dan bertanya.
"Apa kau baik baik saja?" tanya fatin dan reza pun hanya mengangguk sembari fokus menyetir mobil dan mengisyaratkan kalo dia baik baik saja.
Fatin melihat ke kursi belakang dan disana qanita tertidur pulas. Lalu fatin menatap reza kembali dan berkata.
"Hubungan mu dengan putramu benar benar tidak baik baik saja?" tanya fatin yang membuat reza menatapnya sekilas dan kembali fokus menyetir.
Melihat reaksi dari reza membuat fatin merasa tidak puas dengan jawabannya, pertanyaan kenapa andika bisa membenci reza sebegitu bencinya sampai sampai dia tidak menyambut kedatangan reza di hari ulang tahunnya itu terus bermunculan di benaknya fatin.
"Huhh ada apa dengan mu, kenapa kau tidak menjawab pertanyaan ku. Lagipula qanita tertidur dia tidak akan mendengar masalahmu ini." ucap fatin dan reza hanya menghiraukannya yang membuat fatin marah dan tidak mau berbicara lagi.
"Baiklah, diam saja tidak usah bicara." ucap fatin dan memalingkan wajahnya ke arah lain.
.
.
.
Sesampainya di rumah, reza langsung menidurkan Qanita di kamarnya dan menyusul fatin ke kamar mereka.Melihat fatin yang hanya diam saja melihat kedatangannya membuat reza menghembuskan nafas panjang.
"Huuuhhhh.. Aku ingin teh hangat." ucap reza yang membuat fatin menatapnya dan pergi ke dapur untuk membuat kan nya.
"Kenapa dia diam saja?" tanya reza dengan ketidaksadarannya bahwa sikapnyalah yang membuat fatin marah seperti itu.
Setelah selesai membuatkan teh, fatin pun memberikannya kepada reza tanpa bersuara.
"Terima kasih." ucap reza namun fatin tidak memggubrisnya.
Reza merasa keheranan dan dia kembali bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku
EspiritualIni adalah cerita sequel. Dan author sarankan agar kalian membaca cerita yang berjudul "pantaskah perempuan sepertiku mencintai seorang ustadz" setelah itu kalian baca " Separuh jiwaku yang hilang" dan setelah kedua cerita itu kalian selesai membac...