Chapter 2

442 59 29
                                    

Note: semua yang ada di sini hanya fantasi semata. Tidak ada niatan menghina atau melakukan SARA.

______

Chapter 2.

.

.

Tubuhnya seakan ditekan begitu kuat, ia pun menjerit kesakitan. Di sela teriakan tersebut ia dapat mendengar suara.

"Ooooo ... Jashin-sama! Jashin-sama!"

"Dia bangun! Syukurlah. Kurama kau akhirnya bangun."

"Jashin-sama! Ooooo ... Jashin!"

Kepala Naruto berdenyut sakit.

Pantas saja bayi yang baru lahir selalu menangis. Jika memasuki dunia baru rasanya sesakit ini, ia yang dewasa pun bisa memekik.

"Apa aku boleh menyentuhnya?"

"Sabarlah."

"Oi, berisik--ng!!!" Naruto baru ingin memaki mereka untuk diam, namun seseorang justru menampar mulutnya dengan keras. Tidak, lebih tepat menempelkan sesuatu pada bibirnya. Tipis bagai kertas.

"Demi Jashin-sama!!"

Bibir Naruto terasa berdenyut.

Urat imajiner di pelipis sudah berdenyut. (ʘ言ʘ╬)

Orang gila mana lagi yang asal menampar mulut orang lain?!

Ia akan mengamuk, namun tubuhnya justru tak bisa bergerak.

Kedua tangan dan kaki terikat, sulit sekali untuk menggeliat. Bahkan mulut yang ditempeli kertas pun tak mampu berkata-kata.

Aneh.

"Sabar Kurama. Prosesinya akan selesai. Kau akan sehat kembali, wuwu."

Naruto hanya dapat melototi mereka dengan mata terbuka lebar. Namun, tak ada yang meladeni. Yang ia dengar berulang kali justru Jashin-sama, Jashin-sama, dan Jashin-sama.

"Oooo Jashin-sama!" Lagi-lagi wajah Naruto ditampar dengan kertas. Satu, dua, tiga.

Wajahnya sudah berdenyut-denyut sakit karena ditampar berulang kali, terutama bagian mulut.

Aaaaaa! ┻┻︵ヽ('Д´)ノ︵┻┻

"Pelan sedikit!! Kau menyakiti Kurama!"

Ia tak masalah ketika harus berkelahi, ditonjok atau ditinju. Tapi, ditampar?!

"Kurama oh Kurama," suara lain terdengar cemas. "Kau tidak perlu memukul mulutnya!"

"Diamlah, ini prosesi agar jiwanya tidak kabur."

Hidung Naruto sudah kembang kempis emosi. Karena tak dapat bergerak, ia hanya mampu mendelik sekitar. Ruangan yang besar, dengan rak kaca berderet sepanjang tembok yang berisikan berbagai boneka.

I ain't Master Kuku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang