"Kurama! Kurama! Kenapa kau memukulnya dengan keras?! Bagaimana jika jiwanya justru kabur karena sikap brutalmu itu?!"
Naruto perlahan mengerjap, ia tak dapat fokus dengan semua kebingungan yang melanda pikirannya. Yang ia tahu orang-orang ini berisik sekali.
"Kalian bisa diam? Aku ingin tidur," jelas suara Naruto terdengar pelan, sebab ia tak memiliki tenaga lebih untuk memaki.
Namun, suara yang pelan itu justru dianggap hal menyenangkan oleh orang di sampingnya.
"Oh Kurama sudah kembali. Syukurlah, syukurlah. Ok, kami akan keluar, kau tidur dan istirahat. Aku akan mengecek lagi nanti," orang itu berucap terburu. Ia begitu senang mendengar nada lembut khas Kurama.
Kesalahpahaman, padahal Naruto hanya tak punya tenaga, bukan jiwa Kurama yang kembali ke tubuh ini.
Suara yang berisik kini menghilang, sebelum pintu ditutup percakapan mereka sempat terdengar. "Kau ingat bayaranku harus kontan. Sangat sulit membawa kembali jiwa seseorang. Kau beruntung Jashin-sama berbaik hati padanya."
Mengerang pelan, Naruto mencoba memejamkan mata dan mencerna segala yang bisa dia ingat. Sungguh sulit.
Ia pikir jika menerima memori seseorang itu mudah. Semua langsung bersatu begitu saja.
Rupanya tidak.
Rasa pusing hingga sakit di kepala ia tahan. Terus saja Naruto menahan diri, sampai keringat dingin muncul.
Entah berapa lama ia terdiam di atas ranjang tanpa melakukan apapu selain berkonsentrasi dan bernapas.
Suara ketukan pintu tak dijawab. Ia terus menutup mata seakan tertidur.
Orang yang menengok pun pergi setelah memastikan kondisinya.
Pada akhirnya Naruto tertidur dengan resah. Saat ia bangun karena kepanasan, barulah ia melihat selimut yang membungkusnya serta pendingin ruangan yang dimatikan.
Ia pun paham perlahan.
Ini benar-benar dunia paralel.
Tubuh yang ia pakai bernama Namikaze Kurama--tidak, nama awalnya adalah Namikaze Naruto. Namun, ia terlahir dengan tubuh yang sakit-sakitan.
Setelah di umur lima tahun nyawanya nyaris menghilang. Kedua orang tua yang skeptis dengan legenda dan mistis, mau tak mau, mendengarkan saran dari orang tua angkat mereka.
Nama Namikaze Naruto pun diganti menjadi Namikaze Kurama saat dia berumur enam tahun. Atau, lebih tepat ketika sakit yang dialaminya sangat parah sampai dia mengigau berbicara dengan seseorang yang tak kasat mata.
Orang tua Namikaze Naruto ketakutan saat anak mereka berkata ada orang baik yang mengajaknya pergi saat dengan jelas bahwa dia dirawat.
Mereka pikir putranya hendak diculik orang, namun Namikaze kecil itu bersikeras bahwa yang mengajaknya berdiri di belakang mereka.
Karena kekhawatiran yang semakin menjadi, mereka pun mengubah namanya.
Benar saja, setelah itu kesehatan Kurama menjadi baik. Ia tak gampang sakit, namun tetap tubuhnya lebih kurus dari yang lain.
Rupanya ada efek samping yang tertinggal. Kurama jadi terobsesi dengan hal-hal supernatural. Dia mengoleksi buku, boneka, poster, dan segala hal yang berbau mistis.
Tidak heran, di dalam kamarnya tersimpan begitu banyak BJDoll kustomisasi yang serupa drakula, penyihir, werewolf, dan sebagainya.
Ciri khas yang dia sukai adalah kulit putih pucat bak salju. Mata yang tajam bagai kucing atau serigala.
Orang tua Kurama membiarkan saja. Karena bagi mereka yang terpenting putranya masih hidup sehat. Mereka memanjakannya dengan sepenuh hati.
Kehidupan Kurama sangat beruntung, minus tubuh yang tampak lemah. Dia kaya, orang tuanya masih utuh dan sehat. Meski tak memiliki teman, namun kakek-nenek angkatnya sangat sayang.
Lalu apa yang membuat Kurama memilih meninggalkan tubuhnya?
Naruto memijat dahi. Matanya terasa perih. Tak tertahankan lagi ketika bulir hangat jatuh ke pipi.
Ia menangis.
Menangis karena dalam ingatan Kurama, sosok orang tua yang masih hidup, memiliki penampilan yang sama dengan almarhum orang tua Naruto di kehidupan sebelumnya.
Begitu pula dengan kakek-nenek yang dimaksud juga eksis di kehidupan Naruto yang dulu.
Kini ia masih bisa melihat mereka.
Mereka tak lagi hanya sebuah nama yang harus dikenang.
Ketika ia ingat bagaimana Sasuke dan yang lain memanggilnya idiot, ia sempat marah. Kini, ia merasa ada orang yang lebih bodoh darinya.
Ya, Namikaze Kurama itu bodoh tak tertolong.
Karena tubuh yang lemah dia tak banyak bermain dengan anak seumurannya. Juga karena dia yang memiliki hobi 'menarik' membuat yang lain menjauh.
Itu sebabnya dia tak banyak bergaul. Hingga menyebabkan kenekatan yang sekarang terjadi.
Empat bulan lalu tubuh Kurama mengalami masalah kembali.
Tuan muda Namikaze jadi sering melamun. Bukan hanya itu, dia tampak seperti orang yang kehilangan jiwa. Meski sudah diguncang tubuhnya, namun tetap tak juga sadar. Dia akan terdiam bak patung.
Sudah dua kali juga Kurama dibawa ke rumah sakit karena tertidur begitu lama hingga harus memasang iv drip. Dia sampai tertidur selama 5 hari tanpa terbangun.
Lagi-lagi karena khawatir orang tua Kurama berkonsultasi dengan 'orang pintar' yang dulu menanganinya.
Mereka berkata kini Kurama telah menjadi 'master Kuku'.
Master Kuku adalah seorang yang disukai dan akan dinikahi oleh petinggi penting dunia bawah. Jiwa mereka perlahan terikat lalu dibawa pergi.
Orang tua Kurama pun berkalut hati. Khawatir, takut, dan sedih bergumul menjadi satu.
Berbanding terbalik dengan Namikaze Kurama yang justru sangat senang. Dia yang terobsesi dengan dunia supernatural begitu mendengar dirinya telah 'bertunangan' dengan bos dunia bawah, tentu saja langsung bahagia.
Kedua pihak berseteru. Kurama rela dirinya ditarik oleh bos dunia bawah. Sedangkan orang tuanya tidak.
Sebagai orang tua, kedua Namikaze dewasa itu mau melakukan apapun untuk menyelamatkan putra mereka.
Dengan bantuan perhitungan 'orang pintar', mereka harus segera menikahkan Kurama dengan orang berenergi 'Yang' terkuat. Juga yang memiliki kesamaan garis takdir dengannya.
Karena tidak mengerti, orang tua Kurama menyerahkan pemilihan calon pada 'orang pintar' tersebut.
Setelah tiga bulan menunggu, akhirnya mereka menemukannya.
Calon suami Namikaze Kurama.
Ya, suami.
Bukan istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I ain't Master Kuku!
Fiksi PenggemarKetika Naruto sadar, tubuhnya berada di dunia yang berbeda. Naruto: "Apa maksud kalian, tunanganku seorang om-om?!" Naruto: "Aku ini bukan master Kuku!" Naruto setelah lama tinggal di dunia yang baru: "Apa? macam-macam kukutuk kalian."