Hear about U

61 7 7
                                    

Akhirnya gw memasuki kehidupan yang lebih dewasa dari sebelumnya. Mendapat kesempatan untuk merasakan dunia perkuliahan setelah menempuh masa remaja SMA yang kata orang menyenangkan dan penuh cinta.

Haha, gak juga.

Saat itu gw cuma menyukai seseorang secara diam. Bahkan gw gak bisa membedakan antara perasaan suka atau hanya kagum terhadapnya.

Well, sekarang mungkin gw gak mempedulikan urusan percintaan. Gw akan lebih fokus pada beasiswa yang gw punya untuk berkuliah di salah satu kampus impian gw.

Masa orientasi sudah selesai dan sekarang waktunya para mahasiswa menjalani kehidupan perkuliahannya. Tiga hari telah berjalan dengan lancar dan gw pun telah mendapatkan teman baik dan ceria, Khalisa.

 Tiga hari telah berjalan dengan lancar dan gw pun telah mendapatkan teman baik dan ceria, Khalisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tiara, lo kuliah pagi juga?" Tanya Khalisa saat gw duduk di samping bangkunya.

"Yap, sebisa mungkin gw berangkat pagi, sorenya gw kan harus kerja di cafe" jelas gw.

"Oh iya, lo harus kerja. Sori, gw lupa" kata Khalisa dengan raut wajah yang sedikit tidak enak sama gw.

"It's okay. Lo kalo mau mampir cafe tempat gw kerja juga gapapa. Cafe baru yang deket kampus, lo tau kan?" balas gw.

"Tau! Gw tau!" Suara seorang cowok mengintrupsi percakapan gw dan Khalisa.

"Tau! Gw tau!" Suara seorang cowok mengintrupsi percakapan gw dan Khalisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sori, tiba-tiba nimbrung. Kenalin gw Raihan" ucap cowok itu dan menjulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Gapapa, Tiara dan ini Khalisa" balas gw dan bersalaman dengan Raihan.

"Oke, gw sebenernya belom dapet temen jadi gw temenan sama kalian gapapa kan?"

"Lo jadi cowok cerewet juga ya" celetus Khalisa. Gw menyenggol lengannya karena ucapa khalisa yang terlalu ceplas-ceplos.

"Ya kita sih gak masalah kalo mau temenan ya tinggal temenan aja" kata gw mencairkan suasana.

"Oke, besok-besok gw kalo nongkrong ke cafe lo aja ya, Ra" balas Raihan yang sepertinya tidak begitu tersinggung dengan ucapan Khalisa.

"Siapp, hehe. Oh iya, matkul pertama apa hari ini?" Tanya gw.

"Bahasa Indonesia sih kayaknya" jawab Khalisa setelah melihat jadwal di handphonenya.

Beberapa menit dosen pun datang, kelas berjalan lancar selama 1 jam lamanya. Sebelum beliau mengakhiri kelas, dosen tersebut memberikan tugas yang akan menjadi nilai UAS pada semester ini yaitu membuat sebuah artikel tentang mahasiswa lain yang ada di kelas ini.

Para mahasiswa mengambil sebuah undian yang terdapat nomor di dalamnya. Mahasiswa yang mendapat nomer undian sama akan membuat artikel satu sama lain.

Saat membuka kertas undian gw terdapat angka 26 di sana dan itu berbeda dengan orang-orang yang ada di sekitar tempat duduk gw. Tapi siapapun yang jadi partner gw. Gw cuma berharap dia bisa berkontribusi dalam tugas ini.

Dosen tersebut mengecek kembali mahasiswa yang mendapat nomer undian itu dan saat nomer 26 terpanggil gw mengedarkan pandangan mencari mahasiswa yang menjadi rekan gw. Dia cowok yang memakai hoodie berwarna hitam dengan topi hitam di kepalanya yang juga tengah menatap gw.

Ketika pandangan kita bertemu, gw memberikan senyum namun dia mengalihkan pandangannya dan berkutat dengan handphonenya. Gw yang melihat itu bingung.

Hah, kayaknya bakal susah nih buat kerja sama.

"Ra, pasangan lo sama tuh orang?" Bisik Khalisa di samping gw dengan menunjuk cowok yang menjadi partner tugas gw.

"Iya, lo tadi liat sendiri dia angkat tangan pas nomer gw dipanggil dosen" balas gw sedikit kesal karena sikap cowok yang jadi partner gw.

"Mending lo ganti nomer undian aja deh" kata Khalisa masih berbisik.

"Kenapa memangnya?" Tanya gw bingung. Meskipun cowok itu keliatan gak bisa diajak kerja sama tapi gw gak harus sampai ganti nomer undian juga kan.

"Dia orangnya agak aneh pas MOS kemarin" ucap Raihan.

"Iya, bener" Khalisa membenarkan.

"Creepy gitu orangnya, kating banyak yang bilang dia gak banyak ekspresi gitu, udah kayak psikopat" lanjut Raihan dengan nada berbisik juga.

"Hush, gak boleh gitu lo. Kalo itu berita gak bener jadi nyebar fitnah jatohnya" peringat gw pada Raihan.

"Ya, udah kalo lo gak percaya" balas Raihan yang mungkin sedikit kesal sama peringatan gw.

"Tapi buat jaga-jaga juga, Ra. Mending lo ganti nomer deh. Sama lo aja Han, sini" ucap Khalisa yang ingin mengambil kertas undian yang ada di tangan Raihan.

"Ihh, ogah. Gw juga gak mau berurusan sama itu orang kali" tolak Raihan.

"Udah-udah, ini cuma tugas dan gw juga gak mau bikin keributan awal masuk kuliah gini. So, lebih baik gw terima aja dia sebagai partner gw. Selama masih di area kampus menurut gw masih aman" jelas gw panjang lebar untuk menenangkan Khalisa maupun Raihan.

"Tapi lo tetep hati-hati ya, kalo mau ngerjain tugas ajak kita aja kalo kita kosong pasti bakal temenin" tawar Khalisa.

"Iya, bener tuh, Ra" timpal Raihan.

Gw tersenyum dan mengangguk sebagai balasan. Gw merasa sangat beruntung mendapat dua teman seperti mereka.

Kelas berakhir dan para mahasiswa berjalan keluar karena kelas akan digunakan oleh mahasiswa lain. Mata gw mencari cowok yang menjadi partner artikel gw nanti dan ternyata dia baru saja keluar dari pintu. Gw pun langsung mengejarnya dan menghalangi jalannya.

Gw merasa beberapa mahasiswa di sekitar gw melihat ke arah gw karena sedang menghalangi jalan cowok ini.

"Hai, gw partner artikel lo. Tiara, lo?" Sapa gw sopan dan mengulurkan tangan.

Namun sudah 1 menit tangan gw gak dijabat sama dia. Terlihat dia cuma menatap mata gw dengan pandangan acuh. Satu kata juga gak keluar dari mulutnya. Wajahnya yang menatap gw saat ini cuma dingin tanpa ekspresi. Gw merasa mahasiswa yang menatap ke arah gw semakin banyak.

Tak lama, Khalisa dan Raihan menghampiri gw dan menggeser badan gw agar tidak menghalangi jalan si cowok itu. Setelahnya cowok itu dengan santai berjalan pergi meninggalkan gw tanpa kesepakatan apapun mengenai tugas.

Whatt? Dia gak butuh nilai ini apa gimana?

"Gak semudah itu dia bakal mau ngomong sama lo" ucap Raihan memberi tau.

"Seharusnya kalian gak biarin dia pergi. Kan gw belum dapet nomernya. Nasib nilai UAS gw gimana nih??" Omel gw frustasi.

"Liat di grup angkatan aja, Ra" saran Khalisa.

"Mahasiswa di angkatan jurusan kita ada 300 kalo lo mau tau Khalisa" balas gw dengan senyuman terpaksa.

"Ya nanti pasti ketemu, Ra. Sekarang ke kantin aja yuk. Laper" kata Raihan mengalihkan perhatian.

Jujur gw juga merasa takut saat cowok itu menatap gw dengan tatapan dingin gitu tanpa bicara sama sekali. Tapi gw malah merasa ingin tau gimana sifat asli cowok itu sebenernya.

Tapi dia beneran bukan psikopat kan ya?

CHRISTOPHER • Bang ChanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang