❰ 3.1 ❱

1.3K 178 16
                                    

(p.s » bold : dialog dalam bahasa Jepang)


Ciiiiiit

Suara ketel air yang cukup nyaring membangunkan Hyunjin. Perlahan ia bangun lalu menyandarkan tubuhnya di kepala kasur. Sial, seluruh kakinya seperti mati rasa

"Good morning. Udah enakan badannya?"

Chan datang dengan nampan berisi susu hangat, roti bakar, dan kotak kecil yang Hyunjin duga isinya adalah vitamin. Hyunjin menggelengkan kepalanya lesu

"Saya bawain kamu sarapan" Chan meletakkan nampan berisi sarapan di sebelah Hyunjin. "Dimakan sarapannya. Kalau udah saya mau ganti perban di kakimu ya—"

"Kaki gue rasanya remuk semua bangsat"

Chan terkekeh, "Siapa suruh kabur" Kemudian mengambil sepiring berisi roti bakar dan mengambilnya sepotong

"Buka mulutmu, dasar bayi"

"Gue bisa makan sendiri??"

Chan menyumpalkan sepotong roti di mulut Hyunjin, harap-harap anak itu bisa diam

"Anak pintar, dihabisin sarapannya. Saya mau keluar, ada urusan. Kalau ada apa-apa, minta tolong Jisung"

Kepala Hyunjin ditepuk pelan beberapa kali sebelum akhirnya Chan menghilang dari balik pintu



☆ ★ ✮




"Ya, ini Christopher. Ada apa?"

Audri hitam yang dikendarainya melaju cepat menyusuri jalanan di pedesaan yang sepi. Benar-benar sepi, hanya ada pepohonan dan ladang di sisi kiri kanan jalan

"Berapa bayarannya?"

Chan memelankan laju mobilnya

"Lumayan, saya sedang dalam perjalanan menuju lokasi. Saya pastikan tidak ada saksi mata satupun"

Sambungan diputus

Chan memicingkan matanya ke arah jalanan di hadapannya, "Itu dia" Gumamnya

Tak perlu waktu lama untuk memarkirkan mobilnya, langsung saja ia mengantongi bayonet dan Glock 20 favoritnya di dalam saku mantel yang ia kenakan

Sebelum turun, ia memastikan topi, sarung tangan dan masker hitamnya terpasang dengan sempurna

Kakinya melangkah menuju target yang sedang duduk di ayunan depan rumah. Dikeluarkannya selembar foto dari saku mantelnya, "Benar dia orangnya. Hah.. Seorang gadis lagi"

Langkahnya terhenti, target sedang bersama seorang gadis yang sepertinya berusia lima atau empat tahun. Gila, bagaimana mungkin ia bisa membunuh di hadapan anak kecil tak berdosa?

"Ah sial..."

Dengan cepat Chan memutar otaknya

"Halo nona, apa gadis kecil itu adikmu?"

Yang dipanggil menoleh lalu melemparkan senyum lebarnya, jangan lupakan anggukan sebagai jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan kepadanya

"Ya, dia adik tiriku. Kami sedang menunggu papa datang menjemput"

Chan duduk di kursi panjang tepat di seberang ayunan. Matanya sedari tadi memerhatikan gadis kecil berkuncir dua yang berlarian di sekitar ayunan. Misinya kali ini lumayan sulit

"Paman?"

Chan menoleh

"Lakukan saja sekarang, jangan khawatirkan adikku"

Chan mengerutkan kedua alisnya, "Maksudmu?"

Gadis itu menghela nafas kemudian berdiri di hadapan Chan dengan kedua tangan yang diangkat

"Bunuh aku sekarang. Cepat lakukan, waktunya tidak banyak yang tersisa. Papa akan segera sampai"

Apa-apaan ini?

"Bagaimana kau—"

"Aku sudah mencoba berbagai cara untuk mengakhiri hidupku tapi selalu gagal. Ini satu-satunya cara yang tersisa. Tolong kerjasamanya, paman"

Gadis itu tersenyum, "Mereka sangat jahat kepadaku, aku tidak tahan dengan semua ini"

Chan mengusap wajahnya kasar. Kemudian mengeluarkan pistolnya dari dalam saku dan mengarahkan moncongnya ke dahi gadis di hadapannya

"Beristirahatlah dengan tenang, err?"

"Nako, Yabuki Nako"

Chan menarik nafasnya dalam-dalam, "Beristirahatlah dengan tenang, nona Nako"

Doorr!!

Brukk

Chan menundukkan badannya 90° lalu mengatupkan kedua tangannya di depan dada

"May God Bless you"

Saat Chan berbalik, ia melihat gadis kecil (adik Nako) menatapnya dengan tatapan penuh tanya

"Kakakmu sedang tidur, tidur yang panjang" Tangannya terulur untuk mengusap surai yang termuda

"Ung! Kakak tidak akan dipukul papa lagi kan, paman? Setiap malam papa membawa kakak ke kamar dan membuatnya menjerit. Papaku itu orang yang jahat, tapi kakak pernah bilang kalau aku tidak boleh membenci papa"

Chan termenung. Bagaimana mungkin anak sekecil ini menyaksikan kekerasan secara langsung, terlebih lagi itu anggota keluarganya??

"Uh, papa dan uncle sudah datang" Gadis kecil itu menunjuk ke arah sedan putih yang parkir di belakang mereka

"Orang yang duduk di kursi depan.. Sangat familiar"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

⌜ CRIMINAL ⌟  ft. ChanjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang