_Selamat membaca_
•••
Sudah 2 hari berlalu, dan kini tak terasa hari sudah menampakkan cahayanya, pagi ini adalah hari keberangkatan Kia ke Jerman. Kini Kia duduk di sebuah tempat yang di dalamnya ada Cafe dan Resto yang lumayan ramai pengunjung, karena sekarang adalah hari weekend Dia menunggu seseorang untuk berpamitan sebelum pergi ke Jerman, disampingnya juga ada Aresya yang siap mengantarkan Kia ke Bandara.
Terlihat sosok wanita berusia matang segera menghampiri Kia, lalu dia segera mendekat untuk memeluknya. Mereka berpelukan cukup lama. Wanita itu adalah rekan kerja terdekat Kia. Sebelum ini Kia adalah seorang pegawai di salah satu Cafe dan Restaurant yang lumayan terkenal di Indonesia. Kia bekerja disini hampir 5 Tahun bahkan saat masih menduduki bangku SMA.
Kedekatannya dengan seorang wanita dengan umur 28 Tahun itu cukup erat, sebab Kia adalah orang yang jarang sekali cocok dengan seseorang, namun sekalinya cocok maka Kia akan mempertahankan kedekatan mereka.
"Astaga Kia kamu beneran mau berangkat sekarang juga.." ujar wanita itu memelas setelah melepaskan pelukan mereka.
"Kia izin berangkat ya, kak Della.. titip salam sama Baby Zeo, Aunty nya mau berangkat." Kia berpamitan dengan wanita yang dipanggil Della, dan menitip salam untuk anak Della yang bernama Zeora. Bayi perempuan itu cukup dekat dengan Kia, karena saat Della bekerja terkadang Baby Zeo akan dibawa ke tempat ini, atas izin atasan tentunya.
"Siap pasti, Oh.. iya ini ada bingkisan buat kamu. Buat dimakan nanti kalau lagi bosen.." ujar Della memperlihatkan bingkisannya.
"Wah, ini banyak banget loh kak. Terima kasih yaa, kak Della sayang.." jawab Kia menerima bingkisan itu. Dirinya memeluk Della sekali lagi sebagai tanda perpisahan.
Ditengah keasyikan mereka, tiba-tiba suara seseorang mengusik ketenangan kedua perempuan yang sedang berpelukan itu.
"Lihat siapa yang datang, Boss kita rela datang pagi demi menemui Kia pastinya. Racun apa yang kau beri, sampai Boss jadi begini, cih!" Ujar salah satu karyawan di Cafe ini yang tiba-tiba menengahi. Mulutnya sedikit Comberan menurut Kia!
Karyawan itulah yang paling benci dengan Kia, entah alasan apa yang membuatnya sangat membenci dirinya sampai segala hal apapun selalu salah di mata karyawan itu.
Sepengetahuan rekan kerja yang lain dia membenci Kia karena merasa tersaingi. Karena Bossnya ditempat kerja beberapa bulan ini memang sangat baik dengan Kia bahkan sampai gaji pun dibadakan, jujur sangat tak nyaman sekali dia sebenarnya. Namun hal seperti ini bukan kehendak keinginan Kia sama sekali.
Kia sudah sering menolak bantuan dari pria yang umurnya sangat jauh dengan dirinya, laki-laki setengah abad itu yang dulu menjadi Bossnya karena sekarang dirinya resmi keluar dari pekerjaan ini. Risih sudah pasti, namun menyangkut pekerjaan dia tak bisa berkutik.
Selama ini pula Kia tidak pernah menyombongkan diri didepan orang, menurut pengakuan orang lain pun Kia orang yang apa adanya. Kalau ada yang tidak menyukainya berarti ya, sudah jelas penyakit hati!
Kia tak bisa memungkiri juga sebenarnya dirinya serba salah, dia tak bisa menghindar. Mantan bossnya terkadang pula memperlihatkan ketertarikan dengan dirinya akhir-akhir ini, sebelum dirinya mengajukan surat pengunduran diri. Dan hal itu sangat mengusik kenyamanan Kia.
Belum sempat membalas ocehan rekan kerjanya yang comberan itu, seseorang tiba memanggil dirinya. "Kia kamu dipanggil pak Boss suruh keruangnya.."
"Sekarang kak?" Tanya Kia.
"iya kamu dipanggil suruh segera kesana."
"Iyaudah, terima kasih kak.." balas Kia lalu segera keruangan sang mantan boss. Bingkisan yang lumayan berat itu otomatis Aresya-lah yang menanggung untuk dia bawa sementara selagi Kia menemui laki-laki setengah abad itu. Entah drama apalagi yang akan Kia lewati, dirinya hanya berharap semoga selalu diberi kesabaran penuh hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan Takdir Argimiro
RomanceFollow me, [belum di revisi, akan di revisi setelah end] .. "Menemukanmu adalah suatu hal yang mudah bagiku, tetapi juga sangat sulit." , "Sebab aku mudah sekali menemukanmu di anganku. Tapi ketika sadar, betapa sulitnya kamu kugenggam." --Argimiro...