Bagian empat

1.9K 219 30
                                    

Sorry for typo(s)

"Nana," Jeno mengelus keringat dingin yang mengalir di dahi di pria manis itu. Matanya memburam melihat wajah pucat Jaemin di tambah tubuh Jaemin semakin kurus setiap harinya. Kenapa bisa dia tidak menyadari ini, menyadari kalau Jaeminnya sedang berjuang keras agar dapat hidup, "Kenapa kamu tidak pernah mengatakan jika kamu menderita? Apa ini alasan kamu meninggalkanku? t-tapi kenapa? aku bisa menjagamu lebih baik dari pada Mark Hyung, apa sebegitu tidak percayanya kamu padaku, pada Jenomu ini,"

°•°•°•°•°

LilBuna
Present

Fanfiction

Book 2 of

Karma

Mark Lee
Haechan Lee
Jeno Lee
Jaemin Na

°•°

Genre : Angst, Romance, family
Chapter : Multichapter
Rate : M

Happy Reading

°•°•°•°•°

Jeno menitihkan air mata menenggelamkan wajahnya di telapak tangan Jaemin, perasaannya hancur tanpa sisa. Ini lebih menyakitkan dari pada melihat Jaemin menikah dengan orang lain. Dia tidak ingin Jaemin berakhir seperti ini, Pria manis itu berjuang matian-matian sendiri. Sedangkan dia enggan tau, malah memakinya, menyudutkan tanpa bertanya dulu atau lebih tepatnya terlalu larut akan rasa sakitnya sendiri.

Mark benar dia tidak berhak menyakiti Jaemin, Pria manis ini pasti menahan perasaannya sendiri.

Tapi,

Semua sudah terjadi, takdir ini begitu membingungkan mengetuk pintu lara lagi dan lagi. Terus menghunus layaknya pedang runcing menubuk hati.

Kenapa semesta memberikan takdir serumit ini, apa salahnya sehingga semesta tidak mau merangkul dengan kebahagiaan. Kenapa semesta tidak ingin berdialog, berucap kebahagiaan meskipun semu.

Jika orang lain berhak bahagia kenapa dia tidak, ini mengerikan dimana letak keadilan. Apakah hanya Jeno yang pantas menderita seperti ini, dia tidak bersalah.

Dia juga korban. 

"Mark Hyung,"

Jaemin mengedarkan pandangan melirik sekitar guna mencari keberadaan Mark, Pria manis itu mengeluh merasakan sakit di sekujur tubuh. Badannya terasa di tusuk jarum, kepalanya pusing. Seingatnya tadi dia bersama Jeno terakhir kali, tapi ini kamarnya apa dia bermimpi.

"Nana, kamu sudah bangun,"

Jaemin terkejut nyaris tidak percaya, dia melihat Jeno dengan mata sembab serta hidung memerah penuh ingus sejak kapan pria dominan ini masuk kedalam kamar. Dimana Mark? Apakah ini mimpi yang sebenarnya, Jaemin bingung mencubit diri sendiri.

Merintih sakit Jaemin sadar jika ini bukan mimpi, bergerak gelisah dia berusaha menghindari tatapan Jeno menuntut.

"Aku haus, aku akan ambil air,"

Jaemin membuka selimut, dengan gesit Jeno menahan tangan Jaemin kembali merebahkan pria manis itu agar tidak kemana-mana. Hampir berbicara, Jeno kembali mengangkat tanganya guna menutup bibir tipis itu. Jaemin meneguk ludahnya gugup, merasa terancam akan kehadiran Jeno.

KARMA [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang