Last Chapter

2.1K 200 29
                                    

Sorry for typo(s)

"Kamu tidak seharusnya memutuskan hal seperti Jae?"

Taeyong memeluk Jaehyun memberikan ketenangan kepada suaminya. Dia terlihat sangat marah, terlihat begitu menakutkan. Memang Jaehyun tidak pernah memarahi kakak-beradik itu, ini kali pertama Jaehyun murka.

"Apa yang kamu katakan Taeyong bukankah ini memang keputusan mereka sejak awal, lalu apa yang harus di rubah. Ini adalah kenyataan untuk mereka berdua, kalau seandainya mereka tidak mengambil keputusan secara tergesa mungkin hal seperti ini tidak akan terjadi," Jaehyun merengkuh Taeyong, dia masih bersikukuh beranggapan kalau kenyataan ini benar adanya. Jadi tidak perlu merubah apapun sudah sepatutnya seperti itu.

"Tapi, mereka terlihat menderita."

"Itu hukumannya."

°•°•°•°•°

LilBuna
Present

Fanfiction

Book 2 of

Karma

Mark Lee
Haechan Lee
Jeno Lee
Jaemin Na

°•°

Genre : Angst, Romance, family
Chapter : Multichapter
Rate : M

Happy Reading

°•°•°•°•°

"Kamu sudah siap berkemas?"

Mark mendekat membantu Jaemin memasukan semua pakaian kedalam koper hitam. Sehabis kejadian tadi sore, Mark memutuskan untuk membawa Jaemin pergi dari rumah ini. Meskipun sulit namun mereka tidak bisa merubah apapun, Jaehyun benar mereka sudah cukup mempermainkan takdir. Menganggap kehidupan sebagai lelucon, jadi sudah sepantasnya mereka mendapat hukuman ini.

"Aku sudah Mark Hyung, kamu bagaimana?" Jaemin balik bertanya menatap Mark yang mulai melamun. Pria itu menatap bingkisan kecil di sudut kamar. Jaemin menghela nafas mengambil bingkisan itu lalu memberikannya pada Mark. "Kamu harus memberikannya sekarang Mark Hyung, kamu membelikan ini untuknya kan?"

Mark menggeleng, "Tidak, sepertinya tidak usah. Dia mungkin akan menolak ini. Aku sudah cukup membuatnya menderita,"

Mark mengambil bingkisan itu lalu memasukan kedalam koper. Awalnya dia membeli hadiah kecil untuk Haechan, tapi sepertinya dia tidak punya kesempatan untuk memberikannya.

Lagian dia tidak mungkin mau memenerima hadiah darinya.

"Mark Hyung, kamu akan meninggalkanku?"

Entah dari mana Haechan masuk dengan mata sembab, memeluk Mark tanpa memperdulikan Jaemin. Pria gembul itu semakin menangis, mengusakan wajahnya di dada Mark, Jaemin yang mengerti situasi berjalan keluar memberikan Mark dan Haechan ruang untuk berbicara.

Hati Mark mencelos, pertahanannya runtuh. Dia balas memeluk Haechan, "Bukankah kamu membenciku?"

Haechan menggeleng, "Berusaha membencimu lebih menakutkan dari pada kematianku sendiri."

"Tapi kita tidak bisa bersama lagi Haechan,"

Mark melepas Haechan. Menghapus air mata dari mata cantik itu, mencium kedua kelopak mata lalu mencium Haechan lembut yang mana langsung di balas dengan Haechan. Keduanya begitu larut dalam kebahagiaan kecil. Mark merasa sangat bahagia saat dia tahu Haechan tidak pernah membencinya, setidaknya itu cukup menenangkan jiwa.

Haechan meremat baju milik Mark, tangannya begetar. Pria manis itu sangat takut jika Mark akan meninggalkan dia dan bayinya. Haechan tidak pernah setakut ini, dia sangat mencintai Mark. Sampai kapanpun akan tetap seperti itu.

Pria manis itu sadar, hanya Mark yang mampu memberikan kebahagiaan bukan Jeno maupun orang lain. Mark separuh jiwa dan raganya, rasanya tidak mungkin tanpa Mark.

"Jangan tinggalkan aku Mark Hyung," Haechan terus saja memohon, berharap Mark akan merubah keputusan. "Apakah kamu mencintai Jaemin?"

"Tidak, aku hanya mencintaimu,"  Ada kelegaan tersendiri saat mendengarnya. "Tapi aku tidak pantas lagi bersamamu," Mark mengeluarkan bingkisan kecil, tersenyum mengusap rambut Haechan. "Untuk bayi kita,"

"Kamu pantas, Mark Hyung,"

©LilBuna

"Jeno apa yang kamu lakukan disini?"

Jaemin menghentikan ayunan yang dia naiki, aslinya menaut melihat Jeno menggeret koper miliknya dan koper lain di tangan sebelah. Pria dominan itu terdiam sampai dia berhadapan dengan Jaemin. Tangan besar itu mulai menyentuh yang lebih kecil lalu menggandeng tanpa permisi, menyeret pria manis itu kerarah mobil.

"Tunggu Jen, kita mau kemana? Mark Hyung akan mencariku," Jaemin berhenti berjalan, abai akan perlakuan Jeno terhadapnya. Pria manis itu terkejut, perlakuan Jeno sangat aneh. Lagian mereka mau kemana, 1 jam lagi penerbangan pesawat mereka. "Lepaskan aku Jen,"

Jeno acuh, dia malah memasukan Jaemin kedalam mobil memasangkan safetybelt. "Kita akan ke amerika," jawabnya singkat tanpa memperdulikan wajah terkejut Jaemin.

"Tunggu, apa maksudnya ini?"

Jaemin masih belum paham, ini terlalu mendapatkan bukankah dia akan pergi bersama Mark bukan Jeno. Bagaimana jika Mark mencarinya.

"Kamu akan tinggal bersamaku disana, aku akan menjagamu. Aku mencintaimu, aku akan menentang dunia ini untukmu," Jawab Jeno, Pria dominan itu mengehentikan mobil menggengam tangan Jaemin. Menatap lurus ke arah netra membening. "Mari hidup bahagia disana, kamu akan sembuh. Kita akan membesarkan anak kita bedua, kamu mau?"

Jaemin terisak melepas safetybelt, menerjang Jeno dengan pelukan hangat. "Terimakasih Jeno."



THE END

Sebenarnya ini sad end tapi aku lagi tobat jadi tak ganti.

Gantung yaaa 😆😆😆

Terimakasih sudah membaca 💕

Jangan lupa mampir di workku yang lain hehe

©Lilbuna


KARMA [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang