Voldemort, salah satu black organization terbesar di Thailand. Dipimpin oleh lelaki berparas tampan dan cantik menjadi satu. Dia biasa dikenal sebagai 'GIN'
Dan Phoenix, black organization terkuat se-Asia. Dipimpin oleh 'MOTH' generasi 2, moth dike...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Part sebelumnya...) . . . "Aku mengingin-..." Joss mendekatkan wajahnya ke arah wajah gin. "-kanmu." Joss semakin mendekatkan wajahnya hingga jarak bibir mereka hanya tersisa beberapa inci saja.
'Cuihhh' Gin meludah tepat di wajah tampan joss. "Kemana si pengkhianat sialan itu?"
Joss menyeka ludah gin dengan lengannya. "Bosku? Kenapa kau menyebutnya pengkhianat? Apakah dia mengkhianatimu?"
"Tetap saja dia pengkhianat! Dimana dia?"
"Dia sedang bertemu seseorang." Joss mengedipkan satu matanya, lalu mengeluarkan sebuah ponsel dan
memperlihatkan sebuah video.
Gin membulatkan matanya begitu melihat isi dari video itu. Itu kana, adiknya. Seseorang berpakaian serba hitam, memakai topi dan berkacamata sedang memegang pergelangan tangan kana dan wajah kana terlihat begitu ketakutan.
"APA YANG AKAN KALIAN LAKUKAN PADANYA?"
Joss hanya tertawa
MOTH X GIN (part 7)
Joss hanya tertawa, lalu tiba-tiba seorang wanita cantik berambut panjang memasuki ruang dimana gin dan joss di berada.
"Joss, dimana tay?"
"Boss sedang menemui kana saudara kembar gin, namtan."
"Untuk apa? Apa mereka sudah memulai rencananya?" Namtan bertanya lagi.
Joss mengangguk, matanya menatap gin yang menatapnya balik dengan penuh selidik, lalu joss mendekatkan bibirnya ke telinga namtan dan berbisik penuh curiga.
Respon namtan hanya terseyum licik.
***
Seorang lelaki tampan tengah terduduk di salah satu meja bar seorang diri, dia tengah menunggu seseorang yang dicintainya namun tak lagi menjadi miliknya.
Matanya mencari sosok itu, hingga dari kejauhan dia melihat lelaki manis dengan gigi kelincinya tengah berjalan menuju arahnya dan mendudukkan diri tepat disampingnya.
"Langsung saja bright, kenapa kau memintaku untuk menemuimu?" tanyanya dingin.
Bright mengangguk, sudah biasa dengan nada dinginnya. Kadang bright merindukan orang ini berbicara menggunakan nada ceria nan polos, sama seperti masa-masa ketika mereka masih bersama.
"Absinth atau art, dia kembali, win."
"Lalu? Apa hubungannya denganku? Apa yang kudapat jika dia kembali? Kenapa kau memberitahuku?"
Walau mantan kekasihnya saat ini sudah selicik ayahnya, bright berusaha untuk tidak menaruh rasa curiga. Bright berharap semoga menghilangnya gulf, kembalinya art tak ada hubungannya dengan phoenix terutama dia.
