09 ; Mantan - Demam lagi kan..

428 142 67
                                    

Terulang lagi, si keras kepala udah kena batunya. Baru Rinjani selesai mandi, ganti baju minjem punya Haris, keluar kamar mandi Haris udah bersin-bersin. Rinjani cuma mampu ngehela nafas berat. "Kan,"

Haris yang udah tiduran sambil selimutan nyegir watados, "Hehe.."

"Aku masak air dulu buat kompres," kata Rinjani.

Haris geleng manja, "Jangaaaan. Disini ajaaaa," rengeknya.

"Dikompres dulu dih, nanti makin panas." kata Rinjani gemes. Iya gemes pengen nyakar.

"Adam aja yang ambilin airnya, kamu disini aja." pinta Haris.

"Cuma masak air sebentar Haris, gak bakalan sampe sejam."

"Gak maaaaau!"

Rinjani merem, nahan emosi. Ya kok keras kepala banget bapak Prawidja ini?!

Setelah ditelpon sama Haris buat masakin air, Adam masuk ke kamar Haris dengan perasaan yang ASKAKSJJSJSJSJDJ. Kesel banget pokoknya, susah dijelasin. Wong lagi asik-asik telponan sama calon doi diganggu. Wih, katanya jomblo?

"NIH RAJA!" kata Adam kesel.

"Duh, maaf ya Dam jadi ngerepotin banget. Harisnya manja banget gak mau ditinggal." kata Rinjani. Ini serius tau dia gak enak sama Adam.

"Gak perlu minta maaf kak Jani, yang seharusnya minta maaf tuh si abang satu ini." tunjuk Adam dengan dagunya.

Haris cuma hah heh hoh, pura-pura bego. Padahal gak perlu pura-pura juga udah bego.

"Dam, aku pengen shopee food, Adam mau apa biar sekalian?" tanya Rinjani.

"Duh emang mulia banget kakak satu ini. Mau xi boba sama sushi enak kayaknya," kata Adam.

"Anjir, gak tau diri banget mintanya yang mahal." sela Haris.

"Lah, situ keberatan? Emang yang bayar situ?" sahut Adam nyolot.

Sumpah, Adam itu image nya doang kalem-kalem, padahal kalo dirumah apalagi dipertemukan dengan Haris, duh keliatan ngeselinnya.

"Yaudah sono keluar, tungguin abangnya." usir Haris.

"Nyenyenye.." gumam Adam ngeledek.

Haris langsung ngambil vas bunga kosong di samping tempat tidurnya, siap ngelempar Adam.

BRAK.

Pintu kamar Haris dibanting duluan sama Adam.

Rinjani geleng-geleng, dia mulai meres handuk yang udah dicelupin ke air panas hangat maksudnya. Abis itu ditaruh dikening Haris.

"Ris, besok-besok gak apa deh kamu nyuruh temen kamu jemput aku. Daripada berakhir demam terus begini, akunya gak tega." kata Rinjani lembut.

Haris nyengir, "Gak mau. Nanti kamu cinlok lagi sama temen aku kayak kemarin sama Nino. Lagian, aku kan mau nunjukin sedikit banyaknya effort aku berubah. Demam aja kok Jan, sehari juga sembuh kan?"

"Bukan masalah effort kamunya Ris, akunya gak tega. Lagian ya, sehari dua hari sakit ya sakit, emangnya kamu gak pusing apa demam gini?" tanya Rinjani.

"Enggak kalo kamu yang ngurusin." kata Haris.

Rinjani ngehela nafas berat, susah deh kalo debat sama Haris.

"Besok aku jemput ya Sekolah?" tanya Haris, agak memaksa sih sebenernya.

"Ih! Kan lagi dem—"

"PUNTEN AKANG TETEH! Pesenannya udah dateng. Kak Jani, makasih makanannya love!" kata Adam ngasih flying kiss.

"KURANG AJAR!" omel Haris.

Sekarang makanan udah ada didepan Haris sama Rinjani. Rinjani makan mango sticky rice, Haris bubur ayam. Rinjani minum xi boba, Haris teh anget.

"Satu suap aja.." pinta Haris ngeliat mango sticky rice punya Rinjani.

"Gak. Makan itu buburnya," kata Rinjani.

"Jaaaaaaan.."

"Enggaaaaaak Haaaariiiiis!" balas Rinjani.

Haris pasrah sambil nekuk wajahnya.

mantan

"Adam, Haris udah tidur. Kakak pulang ya?"

Adam yang tadinya lagi ngerjain pr, langsung ambil jaket denimnya. "Adam anterin aja kak, belum pesen ojol kan?"

"Gak bakalan pesen ojol juga Dam, palingan nyari taksi didepan." sahut Rinjani.

"Yaudah Adam anterin aja," kata Adam.

Yaudah, Rinjani mah oke aja. Ngapain jual mahal, toh untung buat keuangannya juga.

Percakapan di motor,

"Kak Rinjani kok mau balikan sama bang Haris? Bukannya balikan itu sama aja kayak baca satu buku yang sama ya? Kak Rin udah tau gimana akhirnya, gimana alurnya.." kata Adam memulai obrolan.

"Iya bener. Tapi apa salahnya berharap ending yang pernah aku baca itu bukan akhir sebenernya? Misalnya ada sequel, kan kita gak tau?" sahut Rinjani.

Ini nih yang Adam resep dari Rinjani, selalu bisa menjawab pertanyaan sulit dengan logika.

"Padahal setau aku bang Jordan anak sebelah pernah deketin kak Rin ya?" tanya Adam.

"Ya mungkin?"

"Tapi jangan mau kak sama bang Jordan, buaya."

"Loh, bedanya sama kamu apa?" tanya Rinjani. Adam ketawa malu-malu. "Hehe iya juga.."

mantan

"Lo nganterin cewek gua?"

Adam baru aja buka pintu loh.

"Iya. Kenapa?" sahut Adam.

"Selamat gak?"

"Selamat lah. Bilang makasih cepet sama gue," kata Adam.

Haris buang muka, "Makasih!"

"HM! Terdengar tidak tulus!"

mantan

tbc..

an:

semisalnya aku buat kelanjutan kehidupan rinjani-haris setelah lulus dan menyelesaikan pendidikan, kalian lebih setuju kutulis disini atau kubuat book baru? jadi kayak series [2]

Mantan » khb [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang